Satu kabar mengejutkan datang dari Presiden Alibaba, Michael Evans. Melalui informasi yang dirilis dari laman website Business Wire, Selasa (12/04/2016) Evans memberikan keterangan dalam konferensinya bahwa proses akuisisi yang dilakukan terhadap marketplace terbesar di Asia Tenggara ini merupakan salah satu bentuk strategi penting dalam rangka pengembangan bisnis Alibaba untuk saat ini dan masa yang akan datang.
“Globalization is a critical strategy for the growth of Alibaba Group today and well into the future. With the investment in Lazada, Alibaba gains access to a platform with a large and growing consumer base outside China, a proven management team and a solid foundation for future growth in one of the most promising regions for eCommerce globally. This investment is consistent with our strategy of connecting brands, distributors and consumers wherever they are and support our ecosystem expansion in Southeast Asia to better serve our customers.” jelas Michael Evans.
Secara resmi, raksasa e-commerce yang berasal dari Tiongkok ini mengumumkan bahwa nilai total akuisisi yang dilakukan adalah sebesar $1 miliar. Akuisisi ini terdiri dari investasi baru senilai $500 juta dan sisanya dalam bentuk pembelian saham dari pemilik saham yang sudah ada. Dari total 9 investor lama Lazada, Rocket Internet dan Kinnevik menjual seluruh sahamnya, sedangkan Tesco masih memiliki 8.3% saham pasca akuisisi. Nilai valuasi Lazada sendiri secara total adalah $1,5 miliar. Demikian dilansir dari laman DailySocial.Id, Selasa (12/04/2016).
PERKEMBANGAN LAZADA SEJAK 2012
Jika dilihat sejarah perjalanan bisnisnya, Lazada sudah berdiri sejak awal tahun 2012. Khusus di Indonesia sendiri, berdirinya Lazada ditandai dengan dibukanya kantor di Jakarta, ibukota Indonesia. Pada saat itu, Rocket Internet sebagai pemilik modal terbesar yang bermarkas di Berlin, Jerman hanya memperkerjakan 4 orang karyawan saja.
Tiga bulan kemudian, tepatnya pada bulan Maret 2012, website Lazada.Co.Id secara resmi diluncurkan. Peresmian ini dilakukan juga di Filipina, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Dan pada tanggal 15 Maret 2012, akses Lazada.Co.Id dibuka untuk umum. Di dalam website terdapat 4 kategori utama dengan 4.000 jenis produk di dalamnya.
Dalam proses akuisisi ini, Rocket Internet menyebutkan bahwa penjualan sahamnya di Lazada menghasilkan return 15 kali lipat dibanding total investasinya di layanan marketplace yang didirikan tahun 2012 ini.
Di satu sisi, CEO Lazada Group Max Bittner menambahkan:
“We are very excited about joining forces with Alibaba and see significant synergies that will drive great benefits to our customers in Southeast Asia. Southeast Asia is an attractive mobile-driven consumer market that is highly fragmented and diverse with significant barriers to entry and a nascent modern retail sector that has large headroom for growth. The transaction will help us to accelerate our goal to provide the 560 million consumers in the region access to the broadest and most unique assortment of products. Furthermore, leveraging Alibaba’s unique knowhow and technology will allow us to rapidly improve our services and provide an even more effortless shopping and selling experience.”
Dalam salah satu klausa perjanjian akuisisinya, selain berhak untuk memiliki saham Lazada senilai $1 miliar, untuk kedepannya Alibaba juga memiliki hak untuk mengambil alih sisa saham Lazada yang belum diakuisisinya dalam 12 hingga 18 bulan setelah transaksi berlangsung. (DW)