Sebuah Kekecewaan Dibalik Pelaksanaan Seminar Creative Writer with Raditya Dika di Pontianak

Beswan DjarumSebuah pengalaman cukup mengecewakan saya alami begitu akan mengikuti kegiatan seminar Creative Writer with Raditya Dika yang diselenggarakan di Ruang Sidang Lantai III Gedung Rektorat Untan. Meskipun saya telah mengantongi tiket undangan yang diantarkan  dua hari sebelumnya, ternyata pada saat pendaftaran ulang saya tetap diharuskan untuk mengantri diantara calon peserta lain yang pada umumnya belum memiliki tiket. Suasana panas, pengap, sesak, dan capek  menjadi satu bercampur baur dalam hiruk pikuk antrian orang-orang yang merasa penasaran ingin bertemu dengan blogger “kambing jantan” yang setahun belakangan ini namanya menjadi sangat terkenal karena tulisan di blognya serta film layar lebarnya. Benar-benar diluar dugaan karena ternyata pada hari H kegiatan teknis pendaftarannya diubah oleh pihak event organizer yang bersangkutan tanpa memberi konfirmasi kepada saya sebagai salah satu pihak penerima undangan. Padahal niat saya datang ke seminar itu hanya semata-mata ingin memenuhi undangan yang telah diberikan sebelumnya, bukan karena saya ingin bertemu dengan bintang tamu seminarnya.

Baca Juga:  Tiada Guna Penyesalan untuk Sebuah Kelalaian

Seminar Raditya Dika Beswan Djarum Pontianak 2

Sebelumnya saya minta maaf jika ada pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan adanya postingan ini, disini saya hanya ingin menumpahkan semua kekecewaan saya karena apa yang saya alami pada saat itu saya anggap sebagai salah satu bentuk ketidakprofesionalan pihak penyelenggara kegiatan. Padahal sudah jelas tertulis di spanduk seminar bahwa kegiatan tersebut sifatnya GRATIS DENGAN UNDANGAN, tapi kenapa pada saat registrasi ulang para undangan yang jelas-jelas telah memegang tiket diperlakukan seperti para pengantri beras. Kalau memang mau menggunakan sistem seperti itu, lebih baik undangan jangan dibagi. Pendaftaran dibuka secara umum dengan catatan dari jauh-jauh hari sebelumnya  ticket box pendaftaran dibuat dibeberapa titik, ini dilakukan agar pada saat registrasi ulang para peserta tidak perlu harus berdesak-desakan seperti apa yang kemarin mereka rasakan. Apa tidak kasihan melihat mereka harus berdesak-desakan untuk dapat mengikuti seminar gratis tersebut???. Saya sendiri pada akhirnya memutuskan untuk pulang karena dari pihak panitia penyelenggara tidak dapat memberikan solusi yang lebih baik. Karena jatah tempat sudah penuh saya masih diberi kesempatan untuk dapat mengikuti seminar tersebut, cuma konsekuensinya adalah saya tidak akan bisa memperoleh sertifikat maupun konsumsi. Aneh kan, baru ini ada kegiatan yang para undangannya bisa kehabisan tempat. Cckk…cckk…cckk…

Baca Juga:  Momen Peringatan Hari Buruh: Mengawali Kisah, Memulai Langkah

Seminar Raditya Dika Beswan Djarum Pontianak 3

Lagipula, jika memang benar-benar ingin serius menjadi seorang blogger penulis seharusnya kita tidak perlu harus sampai menunggu orang seperti Raditya Dika datang ke Pontianak.  Menurut saya terlalu kelihatan euforianya, dari 300 jatah kursi yang disediakan semuanya penuh terisi. Bahkan masih ada para pengantri yang pada akhirnya tidak kebagian tempat, dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya banyak orang yang tertarik dengan materi tersebut. Hanya saja masalahnya sekarang adalah apakah mereka dapat konsisten dengan materi yang telah diberikan?. Tidak menjamin menurut saya karena kesadaran untuk menulis itukan berasal dari dalam diri kita sendiri, bukan dari orang lain. Sekarang kita buktikanlah dalam beberapa bulan kedepan berapa persentasi jumlah peserta seminar yang nantinya benar-benar akan menjadi seorang blogger penulis?. Apakah 10 persen, 20 persen, 30 persen, atau bahkan 100 persen?. Tidak ada satu orang pun yang dapat menjawabnya… (DW)

Artikel Lainnya
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More