BloggerBorneo.com – Kami kuliah di Madinah sejak 2019, baru bisa bawa keluarga pada akhir tahun 2022. Tentu semua itu tidak mudah, namun dengan pertolongan Allah suatu hal yang sulit bisa mudah.
Sejak membawa keluarga ke Kota Madinah, di antara salah satu tujuannya agar bisa Haji.
TOPIK UTAMA
Mengawali Kisah
Di satu tahun pertama membawa keluarga yaitu tahun 2023, Allah menitipkan buah hati dalam rahim istri saat itu, hamil muda sangat rentan jika dipaksakan untuk Haji, karena Ibadah haji bukan hanya sekedar punya biaya, namun juga harus memiliki fisik yang prima.
Menurut kami saat itu belum memenuhi kriteria istithoah (Kemampuan). Pada tahun tersebut, uang tabungan kami dialokasikan untuk berlibur ke Indonesia. Dalam rangka silaturahmi kepada orang tua dan juga menunaikan kewajiban berdakwah.
Liburan Panjang kami (Musim Panas) di Universitas Islam Madinah sejak awal kami masuk tahun 2019, selalu bertepatan dengan Musim Haji.
Dan sejak saat itu saya pribadi selalu memilih untuk langsung pulang kampung, karena saat itu kami LDR dengan keluarga kecil kami, dan juga dengan Izin Allah kami sudah menunaikan ibadah haji di tahun 2018 ketika masih tinggal di Kairo saat itu.
Memang ada beberapa tawaran untuk membimbing jamaah haji, namun kami belum siap dan memilih untuk langsung pulang ke Indonesia saja, biar liburannya lebih lama.
Tahun Penentuan
Tahun 2024 adalah tahun penentuan, harus pulang ke Indonesia dan mengabdi di Tanah Air atau masih diberi kesempatan untuk tinggal lebih lama di Kota Nabi.
Masa belajar S1 kami sudah selesai, jika ingin lanjut tinggal di Madinah harus melanjutkan ke jenjang Dirosat Ulya (Pascasarjana).
Jujur saja, kami masih ingin tinggal lebih lama di Madinah, begitu juga keluarga kecil kami. Dan juga dukungan dari orang tua kami, walaupun mereka terasa berat harus menambah waktu untuk bisa bersama sama seperti dulu, namun mereka masih memberikan suport, berupa doa doanya.
Kami pun berusaha untuk mengikuti segala macam proses untuk bisa daftar jenjang Pascasarjana di Universitas Islam Madinah.
Syarat untuk lanjut jenjang Pascasarjana di UIM yaitu
- IPK Minimal Jayyid Jiddan (3.75 – 5.00) = 40%
- Ujian IQ (Nilai Min. 60) = 30%
- Ujian Tulis (Nilai Min.60) = 30%
Total 100%
Misal :
- IPK 4.5, 40% dari IPK 36
- Ujian IQ 70, 30% dr Ujian IQ 21
- Ujian Tulis 80, 30% dr Ujian Tulis 24
Total = 81
Intinya kami bisa memenuhi syarat di atas, namun belum tentu bisa diterima, karena harus bersaing dengan para pelajar lainnya.
Kuota Pascasarjana setiap jurusan hanya menerima 10-15 orang saja, sedangkan yang daftar setiap jurusan berfariasi mulai dari 20 orang hingga 100 orang.
Intinya tidak mudah untuk diterima di jenjang Pascasarjana di Universitas Islam Madinah, harus bagus nilainya dan juga pandai memilih jurusan walaupun harus tidak linier dengan jurusan S1.
Qoddarullah setelah pengumuman, nama kami tidak ada didaftar yg diterima. Ya tentunya sedih tapi ya mungkin ini yang terbaik. Kita ambil hikmahnya sambil evaluasi diri.
Ceritanya sebenernya panjang, nanti kapan kapan saya ceritakan kalau waktunya sudah pas.
Tahun Terakhir Tinggal di Madinah
Sejak saat itu kami langsung berfikir, berarti ini tahun terakhir kami tinggal di Madinah.
Yang kami fikir saat itu Istri belum haji Islam.
Pendaftaran untuk Haji sudah dibuka sejak Ramadhan, namun saat itu kami belum berfikir untuk daftar haji, karena masih optimis bisa diterima di Jenjang Pascasarjana. Walaupun Qodarallah saat itu belum diterima
Pendaftaran Haji di Saudi Arabia itu sangat cepat sekali habisnya, terutama yang harga ekonomi mulai dari 3.985 Riyal, 4037 Riyal, 5.071 Riyal.
Jujur saja kami tidak mampu secara biaya jika biaya lebih dari tiga paket di atas.
Namun kami berfikir, Jika Istri Haji dari Indonesia untuk ikut ONH Plus biayanya sekitar 15.000$ atau kisaran Rp. 250.000.000 – Rp. 300.000.0000. Ini masa tunggu sekitar 2-7 tahun
Adapun Haji Furoda kisaran 19.500$ – 25.000$, kisaran Rp. 320.000.000 – Rp. 400.000.000
Rizki tidak ada yang tahu, namun kami berfikir agar istri bisa Haji sebelum pulang ke Indonesia, karena secara biaya lebih murah ketika haji dari Saudi Arabia (domestik) dibanding haji dari Indonesia.
Tambahan Kuota Haji Paket Murah
Tiba tiba di akhir Dzulqo’dah (H-14 hari menuju Puncak Haji), kami mendapatkan kabar melalui grup WA bahwa haji dengan paket murah sedang dibuka kembali dengan kuota yang cukup banyak.
Tidak pikir panjang akhirnya kami berdua, saya dan istri langsung mendaftar karena takut kehabisan. Di hari yang sama kami berhasil mendaftar dan mendapatkan harga masing-masing orang 5.071 Riyal, sebut saja kurs Rp.4.300
Jadi biaya masing-masing orang Rp. 21.805.300, dikalikan dua berarti total untuk mendaftar butuh uang Rp. 43.610.600
Kenapa istri tidak haji sendirian saja, kenapa harus mendaftar berdua kan ustadz Abu Yusuf sudah haji?. Ya intinya istri butuh mahram, dan saya secara pribadi tidak mungkin tega membiarkan istri haji sendirian karena perjalanan spiritual haji ini berbeda dengan safar safar yang lainnya.
Saat itu uang ditabungan kami hanya ada untuk daftar satu orang saja, akhirnya yang pertama kali daftar dan bayar adalah istri.
Adapun saya pribadi di akhir-akhir saja, sambil mencari jalan keluar.
Jadi untuk mendapatkan kuota tidak harus lunas di saat pendaftaran, namun dikasih waktu hingga 3 hari untuk pelunasan. Jika tidak lunas hingga 3 hari maka otomatis akan dicancel pendaftarannya.
Mendapat Tawaran Badal Haji
Saya pribadi dua tahun silam pernah mendapatkan tawaran untuk melaksanakan Haji badal oleh salah seorang tetangga kami untuk orang tuanya. Akhirnya saya coba hubungi beliau dan direspon sangat baik.
Namun beliau meminta waktu untuk bermusyawarah dengan istrinya. Pada akhirnya beliau tidak siap untuk membadalkan orang tuanya pada tahun ini. Semoga Allah memberikan kemudahan pada tahun berikutnya.
Yang namanya rizki ya tidak kemana, satu hari berikutnya mendapatkan tawaran dari Ust. Abu Hanifah, BA untuk membadalkan ayah temannya. Dan temannya siap untuk langsung melunasi biayanya.
Artinya Beliau siap membayarkan biaya tasreh haji dan memberi ujroh sesuai kesepakatan, pada intinya sepakat di angka 35 juta.
Biaya haji (Tasreh Haji) Rp. 21.805.300 dan sisanya adalah ujroh.
Alhamdulillah dalam waktu tiga hari Tasreh Haji kami sudah keluar.
Prosesnya dadakan, yang penting daftar dulu. Adapun teknis dan lain lainnya kita pikirkan belakangan. Istri saya pun kaget dengan keputusan saya ini.
Mendapat Bantuan Haji dari Muhsinin
Dan dengan Izin Allah, istri mendapatkan bantuan haji dari Muhsinin di Kota Madinah sebesar 2.000 riyal. (Rp.8.600.000). Dan ini bukan hanya untuk istri saya, tapi banyak dari para mahasiswa lainnya dapat bantuan juga. Ada form pengajuannya, tinggal isi data saja.
Jadi yang melaksanakan Haji Islam (Haji Pertama) biasanya dapat bantuan dari muhsinin, terkadang dapat bantuan full, dan terkadang hanya sebagian. Adapun yang Haji kesekian kali maka tidak mendapatkan bantuan.
Setelah itu kami kabarkan kepada orang tua kami, bahwa kami mendapatkan panggilan dari Allah untuk melaksanakan haji, jadi mohon didoakan agar diberikan kelancaran. Orang tua pun terharu mendapatkan kabar itu dan senantiasa mendoakan agar dimudahkan prosesnya.
Yang selanjutnya kami fikirkan adalah bagaimana teknis meninggalkan dua anak kami yang masih kecil, Adek Khaulah masih usia 3 tahun, dan adek Yusuf masih usia 6 bulan.
Dengan memikirkan segala pertimbangan, akhirnya kami menitipkan anak kami bersama salah satu teman kami di Kota Madinah.
Yusuf kami titip bersama keluarga Ust. Yami Amanda, dan Khaulah kami titip bersama keluarga Ust. Jaya Andari.
Sebelum kami tinggal kami belanja untuk keperluan mereka selama satu pekan, kami siapkan alokasi dana sekitar 1.500 Riyal.
Walaupun berat meninggalkan buah hati di Kota Madinah, namun in syaa Allah itu yang terbaik, terlebih yang kita lakukan adalah memenuhi panggilan Allah Ta’ala.
Proses Haji Berjalan Lancar
Dan Alhamdulillah perjalanan kami berjalan dengan lancar dengan Izin Allah dari mulai awal daftar hingga kami selesai melakukan semua rangkaian manasik haji.
Berikut rincian biaya yang kami keluarkan;
- Tasreh Haji Berdua Rp. 43.610.600
- Biaya untuk kedua anak Rp. 6.450.000
- Transportasi ke Mekkah Rp. 885.800 (Naik Bus)
- Jajan atau keperluan selama di Mekkah Satu Pekan Rp. 8.500.000
Total Rp. 60.000.000
Alhamdulillah biaya di atas dikurangi
- Badal Haji Rp. 35.000.000
- Bantuan Rp. 8.600.000
Total Rp. 17.500.000
Alhamdulillah kami berdua melakukan Haji Ifrod, jadi tidak ada biaya untuk DAM. Dan biaya transportasi untuk pulang ke Madinah dapat Gratis dari Muhsinin menggunakan Bus.
Dan yang menakjubkan bagi kami, setelah kami daftar Haji kami mendapatkan kabar gembira bahwa kami diterima di Jenjang Pascasarjana Universitas Islam Madinah karena ada penambahan kuota.
Penutup
Subhanallah, Hikmah Allah yang begitu luar biasa.
Dalam satu waktu mendapatkan dua kebaikan sekaligus.
Dan setelah itu, kami juga ada rizki secara tiba-tiba yang mana bisa buat pulang kampung liburan ke Indonesia beberapa hari lagi.
Demikian cerita kami, intinya Haji adalah murni panggilan dari Allah.
Kita tempuh saja sebab sebabnya yaitu bertaqwa kepada Allah dan berusaha menabung semampu kita.
Semoga Allah menerima amal amal kami semuanya dan memudahkan untuk kaum muslimin yang membaca ini bisa berangkat haji di tahun tahun berikutnya.
Kota Madinah, 15 Dzulhijjah 1445 H
Abu Yusuf Akhmad Ja’far, Lc., BA., M.Pd.