Mendapat kunjungan dari perwakilan AIESEC Untan beberapa waktu lalu ke rumah membuat Blogger Borneo sedikit mengetahui organisasi ini. Adapun tujuan kehadiran mereka terkait dengan penawaran untuk mengelola space kosong disebelah rumah yang sejak 2014 tidak dimaksimalkan lagi.
Dulu, ruangan tersebut dijadikan tempat bimbingan belajar (bimbel) para siswa/i yang tinggal dilingkungan sekitar dimana mekanisme kerjasamanya adalah bagi hasil pendapatan uang iuran bulanan dimana para pengajarnya pada saat itu merupakan mahasiswa Fakultas MIPA Untan.
TOPIK UTAMA
AIESEC Untan
Setelah sempat jalan beberapa tahun, para mahasiswa pengajar tersebut pun selesai kuliah. Sejak saat itu kegiatan bimbel tidak dilanjutkan lagi karena masing-masing dari mereka sudah memiliki arah rencana masing-masing. Sejak saat itu, ruangan tersebut hanya berfungsi sebagai ruangan biasa saja.
Tidak terasa lebih dari satu dasawarsa berlalu, secara kebetulan istri Blogger Borneo bertemu dan kenal dengan salah seorang mahasiswa UNTAN bernama Demi pada saat kegiatan Pelatihan Komunitas Literasi di Kalimantan Barat.
Singkat cerita, Demi menyambut baik penawaran yang diberikan. Kunjungan pertama dilakukan secara personal, setelah dirasa lokasinya cukup memadai baru Demi datang untuk kedua kalinya bersama beberapa orang sahabatnya mewakili AIESEC in Untan.
Mendapat penjelasan dari salah seorang perwakilan, AIESEC adalah sebuah organisasi kepemudaan yang bergerak pada bidang pengembangan kepemimpinan dan pengembangan potensi anak muda serta mendukung perwujudan perdamaian di dunia.
Tersebar di Banyak Negara
Sebagai sebuah organisasi yang telah berdiri sejak 1948, AIESEC memilik nilai unik (AIESEC Values) atau sering disebut dengan SELADA!. Terdapat 6 nilai (values) yang dikembangkan oleh para anggotanya, antara lain:
- (S) Striving for excellence,
- (E) Enjoying participation,
- (L) Living diversity,
- (A) Activating leadership,
- (D) Demonstrating integrity, dan
- (A) Acting sustainably.
Sejak berdiri hingga saat ini, AIESEC sudah tersebar di 126 negara, termasuk Indonesia. AIESEC bertujuan untuk mengembangkan potensi anak muda melalui pengembangan kapasitas kepemimpinan yang mereka miliki.
AIESEC in Indonesia terbentuk pada tahun 1984 dan saat ini tersebar 26 Local Committee di 18 kota dan 34 universitas termasuk AIESEC in Untan. AIESEC Untan terbentuk pada tahun 2013 dan resmi menjadi UKM sejak tahun 2020.
Program Global Volunteer
Sebelum Covid-19, AIESEC in Untan melakukan banyak program yang berkaitan dengan Exchange yang bernama Global Volunteer. Global Volunteer merupakan program pertukaran untuk melakukan proyek sosial secara sukarela di luar negeri dengan rentang waktu 6-8 minggu.
Proyek sosial yang dilaksanakan mengangkat isu-isu penting di masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, kebudayaan, lingkungan dan kewirausahaan. Terdapat 2 jenis Global Volunteer, yaitu:
1. Incoming Global Volunteer: AIESEC Untan menjadi tempat penyelenggaraan proyek sosial dengan peserta mahasiswa asing dari berbagai negara.
2. Outgoing Global Volunteer: AIESEC Untan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti proyek sosial di berbagai negara anggota AIESEC.
Di masa Covid-19, AIESEC in Untan melakukan program yang lebih relevan dengan situasi pada saat itu. Oleh karena itu, fokus program yang dilakukan adalah pengembangan potensi kepemimpinan anak muda dengan memperluas relasi secara internasional dan nasional.
LOCCON 12.0: Guardians of The Legacy
Local Conference, juga dikenal sebagai LOCCON, adalah acara penting yang diselenggarakan oleh
seluruh komite lokal di AIESEC. Untuk AIESEC di Untan sendiri, konferensi ini diadakan dua kali dalam jangka waktu 12 bulan.
LOCCON 12.0 diselenggarakan untuk meningkatkan keterlibatan dan koneksi antar anggota, memupuk rasa kebersamaan yang kuat kepemilikan dan kepemilikan terhadap AIESEC di Untan. Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk menarik dan memperkenalkan pendatang baru di AIESEC.
Menurut salah seorang perwakilan AIESEC in Untan, kegiatan seperti ini penting dilakukan untuk memberikan sambutan paling hangat ke setiap pendatang baru. Selain itu dalam rangka peningkatan kapasitas dan ruang bersilaturahim antar anggota relawan.
LOCCON 12.0 juga bertujuan untuk membantu anggota saat ini mempersiapkan diri untuk berani melanjutkan warisan AIESEC di Untan. Setidaknya para anggota baru ini dapat memainkan peran penting dalam hal ini membentuk masa depan mereka dari apa yang telah dilakukan para LC.
Role of Youth: Aktjaya for Indonesia
Kalimat diatas menjadi salah satu tema materi yang akan disampaikan dalam Local Conference 12.0 AIESEC in UNTAN tahun ini. Insya Allah kegiatan ini akan dilaksanakan pada pertengahan Desember 2023, mengenai waktu dan lokasi detailnya akan diinformasikan dalam minggu ini.
Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, tema tersebut dapat diartikan sebagai “Peran Pemuda: Aktjaya untuk Indonesia”. AIESEC Untan sengaja memilih tema ini dengan tujuan untuk menanamkan tujuan dan kesadaran yang kuat di antara para delegasi mengenai peran penting pemuda dalam mendorong perubahan positif.
Dalam sesi materi ini akan ditekankan mengenai pentingnya pengembangan pribadi dan caranya delegasi dapat berkontribusi pada implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 3 dan SDGs 6.
Para delegasi nantinya akan mendapatkan wawasan tentang bagaimana peran dan proyek mereka dalam AIESEC berkontribusi terhadap tujuan-tujuan ini dan berkontribusi dalam membuat perbedaan di komunitas mereka.
Pembicara dari Kalangan Praktisi
AIESEC Untan Local Conference 12.0 fokus pada peran pemuda dalam memberikan dampak perubahan melalui SDGs. Oleh karena itu para pembicaranya yang akan diundang berasal dari kalangan praktisi dibidangnya. Nantinya para pembicara akan membagikan pengalaman pribadinya.
Pembicara akan memandu para delegasi dalam memahami dan mengakui cara generasi muda saat ini dapat mengembangkan diri dan memaksimalkan potensi mereka untuk menciptakan dampak yang berarti melalui SDGs.
Melalui sesi ini, para delegasi akan terinspirasi untuk mengenali potensi diri mereka sebagai agen perubahan melalui pemanfaatan internet secara bijak.
Mereka akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana pertumbuhan individu dan komitmen mereka terhadap SDGs dapat menghasilkan transformasi positif baik pada tingkat pribadi maupun masyarakat.
Dengan memberdayakan para delegasi dengan pengetahuan, inspirasi, dan wawasan praktis, sesi ini akan menyiapkan landasan bagi keterlibatan aktif mereka dalam Gerakan Pemuda dan membekali mereka untuk membuat dampak jangka panjang di komunitas mereka dan sekitarnya. (DW)