ALPUKAT
Diantara beberapa jenis tanaman buah tropis yang tumbuh di Indonesia, alpukat termasuk dalam salah satu jenis yang banyak digemari orang. Kandungan nutrisi dalam buah dengan nama latin Persea Americana ini cukup tinggi. Oleh karena itu, buah alpukat memiliki posisi tersendiri dalam rantai piramida makanan berkalori.
Untuk mengkonsumsinya cukup mudah, alpukat dapat langsung dimakan mentah atau diolah lagi menjadi jus buah alpukat. Bagi sebagian orang ada yang menjadikannya sebagai salah satu menu makanan penutup dalam bentuk salad. Dalam penyajiannya cukup ditambahkan sedikit merica dan garam.
Sejarah Alpukat
Menurut Wikipedia Indonesia, tanaman buah tropis ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Terdapat beberapa penamaan terkait latar belakang pemberian nama buah yang dapat digunakan sebagai mentega atau minyak pengganti saat memanggang atau sebagai pengganti mayones di sandwich.
Asal mula nama alpukat berasal dari bahasa Aztek yaitu ahuacati (dibaca awakati). Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama avocado. Di Indonesia sendiri, ada yang menyebutnya sebagai alpukat, alpokat, dan avokad.
Alpukat di Indonesia
Pada abad ke-19, bangsa Belanda membawa buah ini masuk ke Indonesia. Pada saat itu, beberapa nama disematkan ke buah ini, antara lain: alpuket atau alpukat (Jawa Barat), atau apuket, jambu wolanda secara khusus di Sunda, alpokat (Jawa Timur, Jawa Tengah), buah pokat, jamboo pokat (Batak), dan advokat, pookat (Lampung).
Di negara asalnya sendiri, alpukat tumbuh liar di hutan-hutan. Ada juga yang ditanam di kebun dan di pekarangan dengan kontur tanah gembur dan subur serta tidak tergenang air. Karena masuk dalam kategori buah tropis, maka alpukat bisa tumbuh di Indonesia. Kini alpukat banyak dibudidayakan sebagai tanaman perkebunan monokultur dan juga sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia.
Spesifikasi Alpukat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa alpukat dapat tumbuh dengan cukup baik di daerah tropik dan subtropik dengan curah hujan antara 1.800 mm sampai 4.500 mm per tahun. Khusus di Indonesia, tanaman buah istimewa ini tumbuh pada ketinggian antara 1 – 1000 meter di atas permukaan laut.
Pada umumnya, alpukat cocok dengan iklim sejuk dan basah. Sebaliknya tamanan buah tropis ini tidak tahan terhadap suhu rendah maupun tinggi. Menurut tulisan Yuniarti (2008) yang dimuat dalam laman usu.ac.id, tanaman alpukat dapat tumbuh hingga ketinggian 10 meter. Alpukat memiliki akar tunggang dengan batang berkayu berbentuk bulat dan berwarna cokelat.
Tanaman alpukat memiliki banyak cabang dan berdaun tunggal yang letaknya berdesakan di ujung ranting. Daun tanaman alpukat bentuknya memanjang, ujung dan pangkal runcing. Tepi daunnya rata, terkadang agak menggulung ke atas. Bunganya bersifat majemuk. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, warnanya hijau atau hijau kekuningan. Daging buah jika sudah masak akan terasa lunak dengan warna hijau dan kekuningan.
Varietas Unggulan Alpukat
Sejak pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 hingga saat ini, sudah banyak varietas unggulan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Penyebaran varietas ini mulai dari tanaman induk hingga ke turunannya.
Menurut informasi dikutip dari laman resmi Balai Penelitian Buah Tropika Balitbang Pertanian yaitu balitbu.litbang.pertanian.go.id, sampai tahun 2003 telah dilepas tujuh varietas alpukat unggulan, antara lain: Alpukat Ijo Bundar, Alpukat Ijo Panjang, Alpukat Merah Panjang, Alpukat Mega Gagauan, Alpukat Mega Murapi, Alpukat Mega Paninggahan.
Manfaat Alpukat bagi Kesehatan
Secara alami, buah ini dapat diakui sebagai sumber energi yang baik karena mengandung sejumlah vitamin dan mineral. Beberapa kandungan mineral dalam tanaman buah tropis ini, antara lain: Kalsium, Zat Besi, Magnesium, Kalium, Tembaga, Mangan, Fosfor, Seng, Vitamin C, B6, B-12, A, D, K, E, Thiamin, Riboflavin, dan Niasin.
Tanaman buah tropis ini memiliki kandungan serat tinggi, dalam satu buahnya dapat menyediakan lebih dari 40 persen dari total kebutuhan serat manusia per hari. Selain itu, alpukat dapat diolah menjadi minuman dan tepung. Daging buah alpukat juga bisa digunakan sebagai bahan dasar kosmetik.
Menurut hasil studi yang dilakukan pada tahun 2007 dan diterbitkan dalam jurnal Biologi Kanker yang dikutip dari medicaldaily.com, ditemukan unsur fitokimia dalam buah alpokat. Unsur ini mampu mendorong sel-sel kanker berhenti tumbuh dan mati. Oleh karena itu, konsumsi alpukat secara rutin dapat dilakukan selama proses kemoterapi.
Yang terakhir, alpukat mengandung lemak mono dan polyunsaturated. Kedua unsur ini dapat membantu mengurangi kadar kolesterol darah serta membantu menurunkan risiko keseluruhan untuk penyakit jantung. Dengan mengkonsumsi tanaman buah tropis ini dapat meningkatkan kualitas diet, menambah asupan nutrisi, dan selalu menjaga jantung dalam kondisi baik. (DW)
Referensi:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Avokad
- http://www.satuharapan.com/read-detail/read/alpokat-si-buah-super