Alva Jonathan, Overclocker Kelas Dunia yang Dimiliki Indonesia
Kebanyakan pria menyenangi modifikasi mobil dan motornya, tapi sedikit sekali yang melakukannya hingga ke taraf yang ekstrim.
Begitu juga di dunia Personal Computer, ada yang melihatnya dengan biasa saja, ada yang memodifikasi, ada yang meracik spesifikasinya hingga ke tingkat dewa dan ada pula yang hobi memacu kinerja PC hingga overclocking atau sampai batas tertinggi. Hobi itulah yang dijalankan oleh pemuda bernama Alva “lucky_n00b” Jonathan sejak masih SMP.
Berkat ketekunannya, Alva kini tidak hanya dikenal di komunitas overclocking Indonesia saja, namun juga di dunia internasional. Apalagi sejak dirinya memenangkan kompetisi overclocking internasional HyperX OverClocking Takover (H.O.T) 2015 season 3 di Amerika Serikat Desember lalu.
Dedy Irvan, rekan kerja sekaligus pendiri situs berita jagatreview.com mengapresiasi prestasinya melalui status facebook yang berbunyi, “Media umum biasanya kurang ada apresiasinya.”
Terlepas dari persoalan tersebut, prestasi yang diraih Alva sebenarnya sangat layak diapresiasi. Tidak banyak pemuda Indonesia yang berprestasi sampai di level dunia. “Para overclocker sebenarnya tidak cuma datang di kejuaraan, bertanding, ngoprek PC lalu menunggu pengumuman menang atau kalah,” kata Alva dengan enerjik.
“Di luar negeri, banyak vendor hardware yang sering meminta bantuan overclocker dalam mendesain produk mereka.”
Alva sendiri sudah seringkali dan aktif dalam memberi masukan untuk MSI, vendor hardware asal negeri Taiwan. Dia beberapa kali tampil sebagai pembicara di berbagai acara berskala internasional yang diadakan oleh MSI.
Pencapaian ALva bisa dibilang tidak mudah. Sebelumnya, Alva harus membangun reputasi dulu dengan mengikuti puluhan pertandingan overclocking di skala nasional dan juga internasional sejak 2008. Pastinya dari beberapa ajang yang ia ikuti tidak selalu berakhir dengan kemenangan. Dirinya juga pernah merasakan kalah di pertandingan overclocking.
Karena itulah, ketika bertanding, Alva tidak pernah meremehkan lawan-lawan yang ia biasa hadapi, bahkan sering menganggap dirinya sebagai underdog. Kalaupun menang seperti kompetisi HyperX OverClocking Takeover yang ia ikuti tahun lalu, itu adalah faktor keberuntungan atau seperti nama alias yang ia pakai: Lucky_n00b.
“Kemarin itu pertama kalinya saya bertanding di Amerika dna jujur saja semua lawan saya disana adalah monster semua. Tapi entah mengapa mungkin karena kebetulan saya yang menang, makanya saya sangat senang sekali saat itu,” katanya.
Alva mengaku belajar teknik dasar overclocking dengan pamannya. Pada saat itu Alva yang masih SMP sangat ingin bermain game Quake 3 Arena yang pada waktu itu merupakan salah satu game dengan grafis terbaik. Karena performa PC yang tidak mumpuni, ia pun belajar teknik overclocking dengan sang paman.
Dari sanalah dirinya mulai merasa bahwa overclocking dapat menjadikan performa sebuah PC bisa menjadi lebih garang saat digunakan untuk bermain game sehingga untuk game yang berat pun akan lebih lancar.
Kabar mengenai Alva kecil yang menyulap PC menjadi kencang pun menyebar ke teman-temannya. Akhirnya dirinya pun sering mendapat permintaan untuk meng-overclock PC teman-temannya.
Bagi Alva, overclocking bukanlah cuma sekedar hobi saja. “Seorang overclocker itu mirip dengan atlet e-sport yang biasanya dapat sponsor oleh vendor. Bedanya jika mereka dibayar dengan barangnya, saya dibayar untuk menguji barangnya,” ucap Alva.
Overclocking saat ini mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Alva mengungkapkan Di Amerika dan Eropa, para overclocker dibayar untuk menaikkan performa PC untuk kemudian dijual dengan harga yang sangat mahal. Dirinya pun pernah ditawari pekerjaan yang serupa, namun Alva lebih memilih untuk tetap berlayar dan mengurusi situs JagatOC.
Ternyata selain memiliki hobi mengoprek PC dan komponennya, Alva juga gemar mengoleksi Action Figure. Karakter yang Alva koleksi kebanyakan adalah karakter Nakano Azusa dari serial anime K-ON!.
Tampaknya Alva sangat mencintai karakter Azu-nyan, hingga dia menggunakan foto karakter tersebut sebagai avatar di kompetisi yang ia ikuti.
Seperti kata pepatah, selalu ada udang di balik peyek, artinya di balik wajahnya yang serius ketika mengoprek PC, Alva ternyata mempunyai sisi yang lembut dan menyenangkan. (AS)