BloggerBorneo.com – Agak merasa masygul juga mendengar Bukalapak tutup, padahal ini adalah marketplace pertama buatan anak bangsa. Zaky, Xinuc, dan Fajrin membuat Bukalapak ini berawal dari kamar kos.
Saya tahu hal ini karena mereka mahasiswa kami dulu, IF ’04. Idenya membuat Bukalapak itu menurut saya mulia, yaitu mengangkat harkat pelaku UMKM.
BukaLapak Tutup
Tahun 2017 Zaky pernah diundang oleh Panitia OSKM ITB untuk memberikan OSKM Talks di hadapan mahasiswa baru.
Di bawah ini sebagian transkip talks Ahmad Zaky kala itu di hadapan mahasiswa baru ITB, yang juga pernah dimuat di dalam sebuah situs Web (lupa situsnya).
*****************************
Setelah lulus, saya sejenak pulang kampung. Saya mengamati banyak sekali tetangga saya di kampung yang memiliki usaha kecil, tapi pendapatannya masih sama dengan belasan tahun sebelumnya, padahal ada inflasi.
lnilah yang menjadi inspirasi awal pembuatan software lanjutan ini, bagaimana software bisa membuka kesempatan bagi usaha-usaha kecil seperti tetangga saya dan jutaan usaha kecil lainnya, untuk melebarkan sayap dan berkembang lebih besar lagi.
Perjalanan barupun dimulai, saya mencari nama dan domain. Dari ratusan nama yang saya daftar, terpilihlah Bukalapak.
Selain harganya murah 90rb, nama ini menggambarkan misi software ini, bahwa siapapun bisa semudah menggelar tikar atau lapak dengan software. Siapapun bisa berbisnis dan menjadi besar lewat internet.
Saya juga memutuskan mencari partner, karena misi besar ini tidak bisa saya bangun sendirian. Tidak banyak yang tertarik ketika saya utarakan konsep Bukalapak, tapi saya tidak menyerah.
Saya akhirnya dipertemukan dengan teman yang sebenarnya sudah lama satu jurusan dan juga satu SMA, Xinuc, saat ini CTO di Bukalapak. Dia tidak aktif organisasi, tapi senangnya ngoprek komputer di kosan.
Ketika saya cerita ide Bukalapak, dia yang paling semangat. Rupanya dia selama ini di kosan terus karena terobsesi dengan mesin.
Bagaimana menciptakan mesin yang bisa secara bersamaan digunakan oleh jutaan orang. “Ini menarik” kata dia. Kami diskusi siang malam bagaimana memulai semua mimpi kami tersebut.
Kami kemudian mulai membangun Bukalapak selama dua bulan non stop berdua di kamar kosan. Ya, dua laki-laki dalam satu kos. Tapi ini ga aneh-aneh lo ya. Kita berdua ini sedang membuat software.
Website kami live pada Januari 2010, dan tidak ada yang mengunjungi website kami Ada sih 1-2 tapi pas kita cek sistem, itu komputer kami sendiri, sedih dan marah rasanya, tapi lagi-lagi kita pantang padam, kami ingat Tujuan Besar kami.
Perjalanan baru dimulai. Saya mulai sisir lapak-lapak dipinggir jalan (offline) dan juga online untuk bergabung dengan Bukalapak, banyak yang tidak tertarik dengan software kami.
Tapi ada segelintir yang tertarik. Aktivitas ini kami ulang terus setiap hari hingga 1 tahun kami memiliki UKM 10ribu. Kami senang karena Tujuan kami perlahan-lahan mulai mewujud.
Tapi ada satu masalah besar, bisnis internet saat itu memang belum matang, pasarnya juga masih kecil. Uang pribadi kami habis untuk menghidupi Bukalapak.
Kami coba cari investor, tidak ada yang tertarik. Sementara orang tua dan mungkin calon mertua sudah mulai bertanya “Kerja dimana kamu?”.
Pertanyaan sakral ini menghantui kami terus selain kas kami yang nol. Xinuc pun pernah memiliki ide bagaimana kalau kita sudahi saja. Tapi sekali lagi kami tidak menyerah, saya selalu ingatkan diri dan Xinuc juga pada Tujuan Akhir.
Saya sampaikan ke dia “lihatlah 10ribu UKM itu, mereka hidup dari kita, kalau ini ditutup, mereka hidup dari mana?”.
Mengingat Tujuan membuat kita jadi terus semangat. Tak diduga2 pertumbuhan kami lebih cepat setelah itu, internet di tahun 2012 menjadi bisnis yang sudah mulai menarik dan terus berlanjut.
Per hari ini kami memiliki 1,8 juta UKM dan juga memproses 1 Triliunan transaksi setiap bulannya.
********************************
Yaah…memang itu sudah masa lalu, saat Bukalapak berjaya. Namun waktu terus berputar, dan sudah sunnatullah kejayaan orang, kelompok, kaum, itu dipergilirkan.
Ibarat roda pedati, kadang di atas kadang di bawah. Siapa yang bisa beradaptasi maka ia akan bertahan. (DW)