BloggerBorneo.com – Beberapa waktu lalu Blogger Borneo pernah membaca sebuah tulisan di status Facebook miliknya Dimas Budi Prasetyo mengenai kisahnya tinggal dan menetap di negeri Belanda dan membandingkannya jika dirinya dan keluarga tinggal di Indonesia.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan tulisan tersebut, mungkin karena dibuat dalam bahasa yang terkesan menyindir maka komentar kontra pun berseliweran dari para warganet yang mungkin matanya merasa “panas” dan iri karena tidak bisa mengikuti jejak Mas Dimas.
TOPIK UTAMA
Cara Menetap di Negeri Belanda
Tak lama berselang, mungkin karena tulisan tersebut menjadi viral dimana ternyata banyak juga warganet yang justru merasa tertarik dengan kisah Mas Dimas dan kemudian menjadi “Teman Baru” untuk dapat bertanya-tanya mengenai bagaimana cara menetap di Negeri Belanda.
Blogger Borneo baru saja melintas di status Facebook Mas Dimas dan melihat ada status baru yang dipublikasikannya mengenai cara menetap di Negeri Belanda. Karena Blogger Borneo melihat informasi tersebut cukup penting, maka berikut ini merupakan kutipan dari statusnya.
==============================================
Tulisan saya tentang alasan kami memilih tinggal di Belanda rupanya agak sedikit ramai. Banyak follower dan teman baru, yang kemudian bertanya-tanya soal gimana cara tinggal di Belanda. Baik, daripada saya jawab satu-satu, saya bikin tulisan singkat saja.
Ada empat hal yang bisa membuat orang bisa pindah dan menetap di Belanda. Menikah dengan orang lokal, aupair, studi, dan kerja. Saya jelaskan satu per satu.
Jalur 1: Melalui Pernikahan
Cara menetap di Negeri Belanda yang pertama adalah melalui jalur pernikahan atau setidaknya punya partner orang Belanda. Cukup banyak orang Indonesia yang mendapat jodoh orang Belanda, yang kemudian akhirnya mereka menetap.
Sebenarnya tidak hanya menikah, berpacaran dengan bule Londo pun sudah bisa membuat orang kemudian mendapat izin tinggal.
Tetapi, syaratnya nggak mudah. Selain persiapan yang rumit, nanti ketika sudah tiba di Belanda, orang Indonesia yang punya pasangan orang Londo harus menyelesaikan kewajiban ujian. Namanya Inburgering Exam.
Ini adalah ujian Bahasa Belanda sampai level tertentu dan ujian mengenai pengetahuan seputar Belanda. Ada batas waktunya juga, saya kurang paham berapa lama.
Dan orang Indonesia yang punya pasangan wong Londo itu wajib menyelesaikan ujian itu. Jika tidak, maka akan membayar denda yang besar dan saya dengar bisa berujung deportasi.
Jalur 1: Melalui Aupair
Cara menetap di Negeri Belanda yang kedua adalah aupair. Aupair adalah semacam pertukaran budaya, yang mana nanti orang Indonesia bisa tinggal di Belanda bersama keluarga orang Belanda. Nanti mereka akan satu rumah, belajar budaya dan bahasa.
Biasanya, nanti orang Indonesia itu akan membantu pekerjaan rumah dan merawat anak-anak si keluarga Belanda. Seperti keluarga sendiri. Nanti juga si aupair ini diberi uang saku sebagai kompensasi. Tidak besar, tetapi lumayan buat jajan.
Tetapi, aupair ini ada keterbatasannya. Selain durasi waktu yang hanya beberapa bulan, maksimal usia boleh ikut aupair ini adalah 30 tahun.
Biasanya, aupair adalah “jalan pintas” mbak-mbak untuk ketemu jodoh orang bule. Ini banyak sekali terjadi, mantan aupair kemudian menikah dengan warga lokal.
Jalur 3: Melalui Studi
Cara menetap di Negeri Belanda yang ketiga adalah studi. Studi adalah salah satu cara lain tinggal di Belanda. Studi di Belanda cukup mahal, jika itu untuk jenjang S-1 dan S-2.
Untuk jenjang S-3 tidak perlu membayar, justru mahasiswa S-3 akan dibayar. Karena sistemnya adalah mahasiswa dianggap sebagai pekerja.
Berapa biaya studi di Belanda? Untuk jenjang S-1, rata-rata per tahun kisaran 200 juta rupiah. Dengan biaya hidup per bulan kisaran 15 juta rupiah. Mumet? Sama.
Beasiswa? Untuk jenjang S-1, kemungkinannya sangat kecil untuk beasiswa. Itulah kenapa yang saya lihat teman-teman yang bisa kuliah S-1 di Belanda pasti orang tuanya kaya.
Peluang beasiswa baru lebih besar saat S-2 dan S-3. Beasiswa lewat pemerintah Indonesia atau dari non pemerintah Indonesia (luar).
Jalur 4: Melalui Bekerja
Cara menetap di Negeri Belanda yang keempat adalah bekerja. Bekerja di LN atau luar negeri ada dua macam. Blue collar workers atau tenaga non ahli dan white collar workers atau tenaga ahli.
Nah, Belanda hanya menerima pekerja dari Indonesia dengan status tenaga ahli. Jadi, tidak ada sistem TKI/TKW seperti negara-negara Asia (Taiwan, Arab, Hongkong, dsb) dan negara Eropa dengan perekonomian “kelas dua” (Polandia, Malta, Slovakia, dsb).
Kenapa demikian? Karena Belanda memprioritaskan orang lokal dulu. Jika tenaga kerja lokal tidak ada, baru mencari orang Eropa. Jika masih tidak ada, baru mencari orang luar Eropa. Kenapa lagi? Persoalan visa.
Perusahaan-perusahaan di Belanda akan keberatan memberi sponsor visa pada pekerja, yang dirasa kurang mumpuni untuk memberi kontribusi buat perusahaan. Karena setahu saya, memberi sponsor visa bagi orang non Uni Eropa itu biayanya cukup mahal.
Lantas gimana syarat jadi tenaga ahli? Menurut keterangan website dari pemerintah Belanda, minimal adalah lulusan S-2 dari 200 kampus terbaik di dunia. Atau, bisa selain itu asal ada perusahaan yang mau mensponsori. Intinya, tergantung kebijakan perusahaan yang merekrut.
Sebagai gambaran, junior saya ketika di UN melamar di kantor saya. Dia memenuhi kriteria, tetapi kantor memutuskan tidak bisa memberinya sponsor visa karena ada kandidat lain dari Eropa, yang membuat kantor lebih memilih orang Eropa itu.
Sebagai gambaran, junior saya itu lulusan S-2 dari kampus top di Inggris dan memiliki pengalaman menjadi manajer Astra Group lebih dari 5 tahun. Tetapi, kualifikasi seperti itu masih belum masuk kriteria kantor saya untuk memberi sponsor visa.
Begitu tinggi standarnya, kan?
Sebenarnya ada cara menetap di Negeri Belanda dengan cara instan. Apa itu? Menjadi pekerja ilegal. Ini banyak sekali orang Indonesia melakukannya.
Mereka membayar agensi gelap ratusan juta dan datang dengan visa turis, kemudian di sini bekerja ilegal. Tanpa dokumen, tidak punya hak sama dengan warga resmi. Ini bahaya sekali. Jadi saya mohon kalian yang baca ini jangan coba-coba menjadi pekerja ilegal di Belanda.
Penutup
Nah, itulah cara menetap di Negeri Belanda. Manteman bisa mulai menyiapkan jauh-jauh hari, misalkan ingin studi lanjut atau bekerja. Atau mungkin, yang masih jomlo rencana mau nikahin bule Londo.
Susah dan rumit memang. Tapi ya memang seperti itu proses cara menetap di Negeri Belanda. Tidak ada cara instan, tidak ada cara mudah.
Karena ini di Belanda, bukan Wakanda. Kalau di Wakanda, jika si Kakak kesulitan, bisa pakai cara Mahkamah Kakak. Jika si Adik kesulitan, bisa pakai cara Mahkamah Adik. (DW)