Tutup Iklan Ini
Blogger Trader TPFx Borneo
TPFx Pontianak
Umum

Dampak Kebijakan Tarif Dagang Donald Trump Terhadap Ekonomi Indonesia

×

Dampak Kebijakan Tarif Dagang Donald Trump Terhadap Ekonomi Indonesia

Sebarkan artikel ini
Presiden Amerika Donald Trump
Image: TotalPolitik.com
Zahir Accounting Online

BloggerBorneo.com – Kebijakan tarif dagang yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak 2018 terus memicu dampak besar dalam sistem perdagangan global.

Langkah proteksionis ini tak hanya mengguncang Tiongkok dan negara-negara Eropa, tetapi juga membawa efek signifikan bagi negara berkembang seperti Indonesia.

Dampak Kebijakan Tarif Dagang Donald Trump

Sebagai negara yang sangat bergantung pada ekspor komoditas, Indonesia turut merasakan imbas dari ketegangan dagang AS-Tiongkok.

Meski banyak tantangan, situasi ini juga membuka peluang baru bagi pelaku usaha dan pemerintah untuk melakukan langkah strategis.

Efek Langsung: Ekspor Melemah, Ketidakpastian Meningkat

Penurunan Permintaan Ekspor

Ketika AS memberlakukan tarif tinggi terhadap barang-barang dari Tiongkok, pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat.

Padahal, Tiongkok adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia. Dampaknya, permintaan atas produk ekspor seperti batu bara, kelapa sawit, dan karet ikut menurun.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok sempat mengalami kontraksi hingga 12% pada 2019, saat perang dagang memuncak.

Baca Juga:  Cara Menggunakan Kompresor Angin Bensin

Penurunan ini juga menyebabkan harga komoditas global merosot, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan negara dan daerah.

Gangguan Rantai Pasok Industri

Banyak pelaku industri Indonesia, terutama di sektor elektronik dan otomotif, bergantung pada pasokan bahan baku dari Tiongkok.

Ketika terjadi gangguan logistik akibat perang dagang, biaya produksi meningkat dan operasional melambat.

Efek Tidak Langsung: Rupiah Melemah, Investasi Asing Terpukul

Arus Modal Keluar

Ketegangan dagang global memicu ketidakpastian pasar finansial. Ketika investor global merasa tidak aman, mereka menarik dananya dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Ini membuat nilai tukar rupiah sempat melemah terhadap dolar AS, menambah tekanan pada harga impor dan inflasi domestik.

Penundaan Investasi

Menurut laporan Bank Indonesia, potensi investasi asing yang masuk sempat melambat akibat ketidakpastian global.

Investor cenderung menunggu kepastian sebelum menanamkan modalnya di sektor manufaktur atau infrastruktur.

Di Balik Krisis, Ada Peluang

Akses Lebih Luas ke Pasar Amerika

Karena AS membatasi impor produk dari Tiongkok, ini membuka celah bagi negara lain untuk menggantikan posisi tersebut.

Baca Juga:  Pontianak Oktober Festival 2016, Tetap Dukung Meski Tidak Didukung

Beberapa produk buatan Indonesia seperti tekstil, furnitur, hingga alas kaki mulai mendapat perhatian lebih di pasar AS.

Contohnya, ekspor produk tekstil ke Amerika naik hingga 7,5% pada pertengahan 2020, menurut data Kementerian Perdagangan.

Peluang ini bisa terus dimaksimalkan jika pelaku usaha mampu menjaga kualitas dan efisiensi produksi.

Relokasi Industri dari Tiongkok

Perusahaan-perusahaan besar mulai mencari alternatif lokasi produksi di luar Tiongkok demi menghindari tarif tinggi.

Indonesia, dengan pasar domestik yang besar dan letak geografis strategis di ASEAN, menjadi salah satu kandidat kuat.

Namun, untuk benar-benar menarik investasi ini, Indonesia harus bersaing dengan negara seperti Vietnam dan Thailand yang sudah lebih siap dari sisi infrastruktur dan regulasi.

Langkah Strategis Pemerintah Indonesia

Untuk meminimalisir dampak dan menangkap peluang, pemerintah Indonesia menjalankan beberapa strategi penting:

  • Mendorong Diversifikasi Pasar Ekspor
    Tidak hanya bergantung pada AS dan Tiongkok, pemerintah kini mendorong pelaku usaha menembus pasar Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Selatan.

  • Reformasi Regulasi Lewat Omnibus Law
    Pemerintah menyederhanakan aturan perizinan dan ketenagakerjaan agar lebih menarik bagi investor asing.

  • Negosiasi Perdagangan Bilateral
    Kementerian Perdagangan aktif membangun hubungan dagang baru dan memperkuat posisi Indonesia di forum internasional seperti ASEAN, WTO, dan G20.

Siap atau Tidak, Indonesia Harus Adaptif

Kebijakan tarif dagang ala Donald Trump telah menciptakan riak besar dalam perdagangan global. Bagi Indonesia, efeknya terasa di hampir semua lini: dari perdagangan, industri, hingga stabilitas keuangan.

Namun krisis ini juga memberikan pelajaran penting: perlunya diversifikasi pasar, perbaikan iklim investasi, dan peningkatan daya saing industri lokal.

Dengan strategi adaptif dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi, Indonesia bisa menjadikan tantangan ini sebagai batu loncatan menuju ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Referensi:

  • https://incaberita.co.id/category/lokal/
  • https://www.reuters.com/markets/asia/indonesian-bankers-say-growth-inflows-could-be-hit-by-trumps-policies-2024-11-13/
  • https://www.alinea.id/bisnis/posisi-indonesia-di-tengah-kecamuk-perang-dagang-as-china-b1Xjv9lBF
  • https://kuatbaca.com/umum/dampak-perang-dagang-as-terhadap-ekonomi-indonesia-peluang-dan-tantangan-17385031068430-1254305
  • https://pafislawi.com/2025/01/02/perang-dagang-as-china-dampak-dan-peluang-bagi-indonesia/
  • https://www.reuters.com/markets/asia/indonesia-is-putting-forward-national-interest-us-tariffs-negotiation-minister-2025-04-25/

Follow BloggerBorneo.com @Google News

Program Toko iPOS 5

Blog Partner