Dari Minus ke Ratusan Juta: Kisah Pertemuan yang Mengubah Segalanya
Pernahkah Anda berada di titik di mana mimpi terasa begitu jauh, sementara kenyataan seakan menekan dari segala arah?
BloggerBorneo.com – Saya pernah. Bahkan, rasanya seperti berdiri di tepi jurang, menatap ke bawah, dan bertanya-tanya… apakah saya akan jatuh atau menemukan jalan untuk terbang?
Setahun lalu, saya berada di titik itu — dan jawabannya datang dari sebuah pertemuan yang awalnya saya kira biasa saja.
Pertemuan Tak Terduga
Hari itu, sepasang suami istri dari Johor datang berobat ke Rumah Sehat Daud. Dari penampilan sederhana mereka, saya tidak menyangka bahwa keduanya adalah pengusaha muda sukses.
Mereka tersenyum ramah, menyapa hangat, dan dengan rendah hati memanggil saya “ustadz” sambil menceritakan keluhan kesehatan yang mereka alami.
Di tengah sesi pengobatan, obrolan kami mengalir ke hal-hal di luar kesehatan. Saya teringat kata guru saya, Babe Jamil Azzaini :
“Kadang kita jadi guru, kadang kita jadi murid.”
Hari itu, saya benar-benar merasakan itu. Di satu sisi, saya mengajarkan mereka tentang kesehatan. Tapi di sisi lain, saya sedang duduk sebagai murid — menyerap setiap cerita dan pelajaran dari pengalaman bisnis mereka.
Dari Pinggir Jalan ke Puluhan Miliar
Awalnya, hidup mereka jauh dari kata mudah. Setelah menikah, mereka memulai usaha kecil menjual AC di pinggir jalan.
Kalau ada pembeli, sang suami yang mengantar dan memasang AC langsung di rumah pelanggan.
Tidak ada karyawan, tidak ada kantor, apalagi gudang besar. Hanya kemauan, kerja keras, dan keyakinan yang mereka bawa setiap hari.
Tiga tahun berlalu, pemandangan itu berubah total. Sekarang mereka punya puluhan karyawan, kantor representatif, gudang sendiri, dan jaringan pemasaran yang menjangkau berbagai kota di Malaysia.
Omset mereka? Jika dihitung dengan kurs rupiah, lebih dari 20 miliar per bulan.
Rahasia yang Membuka Mata
Saya pikir, mereka pasti punya rahasia besar. Dan ternyata benar.
Mereka bercerita bahwa sejak awal membangun bisnis, mereka punya mentor yang membimbing langkah mereka.
Untuk bimbingan itu, mereka rela membayar 10.000 ringgit per orang. Karena mereka ikut berdua, totalnya 20.000 ringgit — sekitar Rp75 juta.
Saya terperangah. Mereka yang sudah sukses saja masih mau membayar begitu mahal untuk bimbingan? Saat itu saya tersadar, mungkin inilah yang selama ini hilang dari perjalanan saya.
Guru saya, Bunda Sofie Beatrix , juga pernah menegaskan: usaha dan keilmuan saya saat ini seperti puzzle yang belum tersusun rapi. Saya punya banyak ide, senang belajar, tapi sering melompat-lompat.
Saya kurang fokus membangun fondasi usaha yang kuat. Kata beliau, saya butuh grounding, butuh seseorang yang bisa membantu menyatukan potongan-potongan puzzle itu.
Langkah Nekat yang Mengubah Segalanya
Beberapa bulan setelah pertemuan dengan pasangan Johor itu, datang kabar yang membuat hati saya berdebar.
Saya saya berkunjung kerumah Ustadz Abdul Haq saya melihat flyer di meja ruang tamu, Kang Dewa Eka Prayoga akan datang ke acara KOPDAR di Pekanbaru.
Sejak 2017, saya sudah sering mengikuti Kang dewa di media sosial, membaca postingannya, dan membeli bukunya tentang copywriting. Tapi selama ini, semua hanya lewat layar.
Kali ini, ada kesempatan untuk bertemu langsung, dan saat itu juga saya langsung daftar untuk Seminar Gurihnya Bisnis Herba, Kosmetic dan Skin Care, dan saat seminar tersebut ada tawaran untuk jadi menjadi Agen SR12 dengan bimbingan langsung dari beliau.
Tanpa pikir Panjang saya, hati saya langsung berkata “Ya!” — meski otak saya langsung mengajukan pertanyaan besar: Uangnya dari mana?
Saat itu, kondisi usaha Rumah Sehat Daud sedang tidak baik. Sejak pulang dari China, omset menurun tajam. Bahkan sering minus hingga harus nombok dari kantong pribadi.
Rasanya seperti berjalan di lorong gelap tanpa ujung.
Akhirnya, saya mengambil keputusan yang mungkin banyak orang anggap gila: saya meminjam uang di BMT. Sebagian untuk menjadi agen SR12, sebagian lagi untuk menutup kekurangan yang ada.
Langkah itu penuh risiko. Tapi entah mengapa, hati saya yakin bahwa ini adalah pintu yang selama ini saya cari.
Perubahan yang Terjadi
Sejak hari pertama bergabung, saya langsung merasakan perbedaan. Kang Dewa tidak hanya memberi arahan bisnis, tapi juga mentransformasi cara berpikir saya.
Setiap hari, ada mentoring di grup WhatsApp dan Telegram. Dua kali sebulan, kami bertemu via Zoom, dan juga ada KOPDAR, rasanya seperti mendapat suntikan semangat yang membuat saya siap menembus batas.
Kalau dihitung-hitung, bimbingan seperti ini seharusnya bernilai puluhan juta per bulan. Tapi saya mendapatkannya gratis sebagai bagian dari program agen.
Perlahan tapi pasti, omset Rumah Sehat Daud mulai naik. Dan yang lebih mengejutkan, omset saya di SR12 menembus Rp125 juta — pencapaian yang sebelumnya bahkan tidak pernah saya bayangkan.
Pelajaran Hidup yang Tidak Ternilai
Pertemuan dengan pasangan pengusaha Johor itu mengajarkan satu hal penting: sukses bukan soal berapa besar modal awal yang kita punya, tapi siapa yang membimbing kita.
Kalau mereka yang sudah mapan saja rela membayar mahal untuk belajar, apalagi kita yang masih berjuang?
Bergabung dengan SR12 dan dibimbing langsung oleh Kang Dewa bukan hanya membawa saya keluar dari zona minus.
Ia memberi saya arah, fokus, dan keyakinan baru bahwa mimpi itu bisa kita wujudkan — asalkan kita mau melangkah bersama orang yang tepat.
Kalau hari ini Anda merasa usaha mandek, penjualan seret, atau bingung mau melangkah, jangan berjalan sendirian. Temukan mentor yang tepat.
Saya sudah membuktikannya bersama SR12 dan bimbingan Kang Dewa Eka Prayoga.
Kini giliran Anda untuk membuktikan bahwa impian Anda tidak seharusnya mati hanya karena Anda melangkah sendirian.
Sumber: Muhammad Dodi
Comments are closed.