BloggerBorneo.com – Musyawarah Wilayah Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Kalimantan Barat yang dihelat selama dua hari pada tanggal 15-16 september 2018 di Kabupaten Sambas.
Hadir dalam kegiatan tersebut Sekjen IKADI Pusat, Bupati Kabupaten Sambas, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sambas, Kapolres Sambas dan berbagai perwakilan ormas Islam dan kepemudaan lainnya.
Muswil II IKADI Kalbar
Ketua IKADI Wilayah Kalimantan Barat Ustadz Dr. Didik M. Nurharis, Lc. mengatakan dalam kesempatan ini bahwa IKADI berupaya merealisasikan Islam Rahmatan Lil Aalamiin melalui program-program yang mampu untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Kemudian diharapkan IKADI mampu menegakkan nilai-nilai Islam Rahmatan Lil Aalamiin dalam dakwah di Kalimantan Barat ini agar masyarakat merasakan kesejukan Islam yang sesungguhnya.
IKADI berkomitmen mencegah upaya mereduksi nilai-nilai yang sebenarnya tidak ada dalam Islam. Beliau juga berkomitmen untuk membangun komunikasi maupun harmonisasi dengan berbagai komponen keummatan dan kebangsaan, menonjolkan ukhuwah kebangsaan dengan berbagai elemen bangsa sehingga ummat dan bangsa ini akan bersatu padu dalam satu semangat kebersamaan.
Muswil ini diharapkan bisa memberikan peran yang positif untuk menjaga suasana yang kondusif dalam perhelatan PILEG dan PILPRES 2019 dan juga mendorong lahirnya pemimpin yang memiliki kredibilitas dan integritas terhadap ummat dan bangsa.
Demikian penuturan Ustadz Dr. Didik Muhammad Nurharis, Lc, M.A. yang pada tahun ini terpilih kembali sebagai Ketua IKADI Kalbar periode 2018-2023.
DIALOG KEUMATAN IKADI KALBAR
Rangkaian kegiatan Musyawarah Wilayah Il IKADI Kalbar di Kabupaten Sambas juga dilengkapi dengan dialog keumatan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 16 September 2018 di Aula Kantor Bupati Kabupaten Sambas.
Adapun yang menjadi moderator dalam kegiatan ini adalah Bapak Arpandi, S.P. Tampak hadir juga menjadi pemateri adalah Sekjen Pengurus Pusat IKADI DR. H. Ahmad Kusyairi Suhail, MA, Bupati Sambas Bapak H. Atbah Romin Suhaili, Lc dan Ketua MUI Kabupaten Sambas Ustadz H. Syamsuri Syafiuddin, S.Ag.
Ustadz Atbah Romin Suhaili menegaskan Rahmatan Lil Aalamin bukan milik kelompok tertentu, tapi milik kita semua. UNESCO telah melakukan penelitian dan menetapkan bahwa agama paling damai di dunia adalah agama Islam. Sambas ini memiliki karakter religius, maka Rahmatan Lil Aalamin ini layak dimiliki orang Sambas sebagai masyarakat yang mayoritas beragama Islam.
Beliau juga menegaskan bahwa anti maksiat itu bukan karena benci, tapi karena sayang. Sayang dengan masa depan mereka anak-anak muda agar tidak kena narkoba, agar mereka tidak ngelem, agar mereka anak muda tidak terjebak dalam pergaulan bebas. Semua itu dilakukan karna bentuk rasa sayang kami dengn masa depan generasi muda di Sambas ini.
Ketua MUI Kabupaten Sambas, Ustadz Syamsuri Syafiuddin memberikan pandangan terlebih dahulu memberikan apresiasi terhadap Kapolres Sambas yang rajin berpuasa Daud. Beliau menegaskan bahwa agar umat Islam waspada karena ada yang berupaya mengadu domba antar agama sehingga saling bermusuhan.
Oleh karena itu, umat Islam harus menjaga persatuan dan Ukhuwah Islamiyah diantara sesama elemen bangsa. Sambas beruntung punya bupati yang ulama sekaligus umaro yang diharapkan bisa mempersatukan kita semua, sehingga Sambas akan bersatu.
Ustadz Ahmad Kusyairi yang berkesempatan menyampaikan giliran ketiga menyampaikan Rahmatan Lil Aalamiin bicara tentang karakter umat Islam itu sendiri. Islam adalah umat yang pertengahan (wasathan), tidak berlebihan dalam beragama. Rahmat itu tidak hanya tercermin dalam hubungan dengan Allah, tapi kehidupan dunia juga mendapatkan cerminan rahmat, termasuk keluarga, masyarakat, tetangga meski merasakan cerminan dari Rahmat itu.
IKADI sejak berdiri mengusung dakwah Rahmatan Lil Aalamiin. Maka kita bersama seluruh ormas Islam, bersama pemerintah bekerjasama dalam mewujudkan Islam Rahmatan Lil Aalamiin dalam seluruh aspek kehidupan.
Acara yang dihadiri oleh ratusan masyarakat dari berbagai ormas ini mendapatkan respon yang sangat baik dari audien, dengan banyaknya yang bertanya, menyampaikan pendapat dan mengeluhkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat agar diberikan solusi dan tanggapan oleh para pembicara. (ADV)