Gelar Doktor Bahlil Ditunda, Universitas Indonesia Mengambil Langkah Tegas
BloggerBorneo.com – Gelar Doktor Bahlil ditunda, akhirnya Universitas Indonesia (UI) mengambil langkah tegas dengan menangguhkan status kelulusan Doktor Bahlil Lahadalia dari Program Doktor Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG).
Keputusan ini diambil setelah mencuatnya kontroversi terkait validitas disertasi yang diajukan oleh Menteri Investasi tersebut.
TOPIK UTAMA
Gelar Doktor Bahlil Ditunda
Salah satu isu utama adalah keberatan dari Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), yang disebut dalam disertasi tanpa persetujuan sebagai informan penelitian
Bahlil berhasil menyelesaikan program doktor dalam waktu 20 bulan, yang menuai sorotan di tengah kesibukannya sebagai pejabat publik.
Namun, JATAM menyatakan bahwa mereka tidak pernah memberikan persetujuan, baik tertulis maupun lisan, untuk menjadi bagian dari penelitian tersebut.
Bahkan, muncul dugaan bahwa disertasi tersebut dikerjakan oleh pihak lain, mengingat padatnya jadwal kerja Bahlil
Merespons tuntutan masyarakat dan komunitas akademik, UI memutuskan untuk menangguhkan gelar Doktor tersebut sambil menunggu hasil sidang etik yang akan digelar dalam waktu dekat.
Selain itu, UI juga menutup sementara penerimaan mahasiswa baru untuk program doktor di SKSG sebagai langkah introspeksi dan perbaikan tata kelola akademik
Langkah UI dan Respons Bahlil
Dalam pernyataan resminya, UI meminta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang terjadi dan berjanji untuk meningkatkan transparansi serta akuntabilitas akademik.
Keputusan ini melibatkan beberapa elemen penting UI, termasuk Rektorat, Dewan Guru Besar, dan Majelis Wali Amanat.
Sementara itu, Bahlil memberikan tanggapan santai terhadap isu ini, menyebut bahwa proses yudisium dan wisudanya memang dijadwalkan pada Desember 2024, dan belum ada pemberitahuan resmi mengenai status penangguhan
Dampak dan Implikasi
Kasus ini menjadi pembelajaran penting bagi dunia akademik Indonesia, khususnya dalam menjaga integritas penelitian.
Langkah UI untuk menangguhkan gelar ini, termasuk penutupan sementara penerimaan program Doktor di Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG), menunjukkan komitmen universitas untuk mengevaluasi dan memperbaiki tata kelola akademik.
Penangguhan gelar tidak hanya berdampak pada reputasi Bahlil, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang mekanisme kontrol mutu di lembaga pendidikan tinggi.
Bagi UI, keputusan ini merupakan langkah menuju peningkatan kredibilitas di tengah sorotan publik.
Kesimpulan
Penangguhan status kelulusan Doktor Bahlil Lahadalia oleh Universitas Indonesia (UI) mencerminkan pentingnya menjaga integritas akademik di institusi pendidikan tinggi.
Kasus ini muncul setelah disertasi Bahlil, yang diselesaikan dalam waktu 20 bulan, dituding mengandung kontroversi terkait informan penelitian dan dugaan penggunaan pihak ketiga dalam penyusunannya.
Salah satu organisasi yang disebut dalam disertasi, Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), mengungkapkan tidak pernah memberikan persetujuan untuk menjadi informan, yang memicu spekulasi lebih lanjut mengenai validitas penelitian tersebut
Seluruh pihak kini menunggu hasil sidang etik untuk menentukan nasib akhir gelar Doktor Bahlil Lahadalia, sekaligus memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan tinggi di Indonesia. (DW)
Comments are closed.