Jangan Abaikan Obat Cacing: Jenis, Cara Kerja, dan Pentingnya untuk Anak
Kenali berbagai jenis obat cacing seperti pirantel, mebendazole, albendazole, hingga ivermectin. Jangan abaikan obat cacing dari petugas kesehatan karena penting untuk mencegah infeksi cacing dan menjaga tumbuh kembang anak.
BloggerBorneo.com – Pernahkah Anda melihat petugas kesehatan datang ke sekolah atau posyandu untuk membagikan obat cacing?
Sayangnya, masih ada orang tua atau anak-anak yang enggan meminumnya karena merasa sehat-sehat saja.
Cara Kerja Obat Cacing
Padahal, pemberian obat cacing merupakan salah satu langkah penting untuk melindungi tubuh dari infeksi cacing yang bisa mengganggu tumbuh kembang, terutama pada anak-anak.
Infeksi cacing sering kali tidak langsung terlihat gejalanya. Anak bisa saja tampak sehat, tetapi sebenarnya tubuhnya sedang “dicuri” nutrisi oleh cacing di dalam usus. Akibatnya, anak bisa mengalami kekurangan gizi, mudah lelah, sulit konsentrasi, hingga pertumbuhan terhambat. Itulah mengapa, program pemberian obat cacing massal sangat penting dan jangan dilepehin ya, Bun!
Macam-Macam Obat Cacing dan Cara Kerjanya
Berbagai jenis obat cacing memiliki mekanisme kerja yang berbeda-beda. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Pirantel Pamoat
-
Merek umum: Combantrin, Konvermex, Upixon
-
Cara kerja: Melumpuhkan otot cacing sehingga mereka tidak bisa menempel di dinding usus. Akibatnya, cacing akan ikut “terhanyut” keluar bersama tinja.
-
Hasilnya: Cacing biasanya keluar dalam kondisi utuh. Kadang masih bergerak, yang sering membuat orang kaget.
2. Mebendazole
-
Merek umum: Vermox, Vermoran
-
Cara kerja: Menghambat penyerapan glukosa (sumber energi) pada cacing. Tanpa energi, cacing akan mati dan hancur di usus.
-
Hasilnya: Jarang terlihat cacing keluar utuh karena biasanya sudah hancur terlebih dahulu. Namun, pada infeksi berat, terkadang cacing berusaha keluar dari tubuh, misalnya melalui mulut atau hidung.
3. Albendazole
-
Merek umum: Zentel, Alben
-
Cara kerja: Hampir sama dengan mebendazole, yaitu membuat cacing tidak bisa menyerap glukosa dan akhirnya mati perlahan.
-
Hasilnya: Cacing lebih banyak hancur ketimbang keluar utuh.
4. Ivermectin (Resep Dokter)
-
Merek umum: Stromectol, Ivermax
-
Cara kerja: Mengacaukan sistem saraf cacing hingga lumpuh total dan mati.
-
Hasilnya: Sangat efektif untuk jenis cacing tertentu seperti cacing tambang. Cacing biasanya keluar dalam bentuk hancur.
5. Praziquantel (Resep Dokter)
-
Merek umum: Biltricide
-
Cara kerja: Menyebabkan cacing mengalami kejang parah hingga mati, terutama untuk jenis cacing pipih seperti schistosoma.
-
Hasilnya: Cacing biasanya hancur atau keluar dalam potongan-potongan kecil.
Kenapa Obat Cacing Penting untuk Anak?
Menurut WHO, pemberian obat cacing secara rutin setiap 6 bulan pada anak-anak sangat dianjurkan, terutama di daerah endemis. Beberapa manfaatnya:
-
Mencegah anemia akibat cacing yang menghisap darah.
-
Menjaga penyerapan nutrisi agar anak tumbuh optimal.
-
Mengurangi risiko gangguan konsentrasi belajar.
-
Melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Kapan Sebaiknya Minum Obat Cacing?
-
Anak-anak usia 1–12 tahun: Umumnya diberikan setiap 6 bulan sekali melalui program pemerintah di sekolah atau posyandu.
-
Orang dewasa: Juga disarankan minum obat cacing, terutama jika tinggal di daerah rawan infeksi atau memiliki gejala seperti gatal di anus, perut kembung, atau penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
Kesimpulan
Jangan anggap remeh obat cacing yang dibagikan petugas kesehatan. Meski terlihat sepele, obat ini punya peran besar dalam melindungi generasi muda dari gangguan pertumbuhan akibat infeksi cacing.
Berbagai jenis obat cacing bekerja dengan cara berbeda—ada yang melumpuhkan, ada yang membuat cacing kehabisan energi, hingga menghancurkan tubuh cacing di usus.
Jadi, kalau ada petugas kesehatan yang membagikan obat cacing, ayo kita dukung program ini dengan bijak. Jangan dilepehin, ya Bun! Karena kesehatan anak-anak kita adalah investasi berharga untuk masa depan bangsa. (DW) 🥰
Comments are closed.