Lokakarya BDC Business Development Center Zamrud Khatulistiwa 2018
BloggerBorneo.com – Dalam penyelenggaraan Lokakarya BDC Business Development Center Zamrud Khatulistiwa Tahun 2018, ABDSI yang merupakan singkatan dari Asosiasi Business Development Services Indonesia diundang secara resmi untuk hadir sebagai salah satu undangan.
Business Development Center (BDC) merupakan salah satu kegiatan dalam Program Kotaku terkait penghidupan masyarakat.
TOPIK UTAMA
Business Development Center
BDC yang ada di tingkat kabupaten/kota ini melakukan pengembangan produk unggulan atau usaha yang berpotensi untuk dikembangkan dan pendampingan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Diharapkan, lewat BDC, peningkatan daya beli masyarakat bisa terdorong, agar mampu memiliki perumahan yang layak dan menciptakan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
BDC mempunyai peran dan fungsi sebagai lembaga untuk memberikan pelayanan dan penguatan kapasitas (capacity building), intermediasi bisnis dan advokasi kepada KSM dan stakeholders terkait.
Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan pengembangan usaha KSM, khususnya terkait omzet, keuntungan dan aset KSM sehingga usaha KSM mengalami peningkatan dan berdampak pada peningkatan pendapatan.
Pada tahun 2015, Program Kotaku Wilayah 1 menetapkan 15 kabupaten/kota di 8 provinsi sebagai pilot project BDC, antara lain di Provinsi Lampung: BDC Pringsewu, BDC Bandar Lampung, BDC Kota Metro. Provinsi Jawa Barat: BDC Intan Garut, BDC Amanah Sukapura Kota Tasikmalaya, BDC Pangandaran, dan BDC Bogor.
Selain itu juga BDC Gemilang Kabupaten Tangerang (Banten), BDC Kajanglako Berjayo Kota Jambi (Jambi), BDC Angsoduo Pariaman (Sumatra Barat), BDC Pagar Alam (Sumatra Selatan), BDC Kota Medan (Sumatra Utara), dan BDC Zamrud Khatulistiwa Pontianak (Kalimantan Barat).
BDC Kota Pontianak ide pendiriannya berawal dari kegiatan Pinjaman Dana Bergulir (PDB) dan Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) pada pelaksanaan PNPM Mandiri-Perkotaan, yang sekarang lebih dikenal dengan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dibawah Dirjen Cipta Karya KEMENPUPR.
Kelompok masyarakat dikembangkan dengan pendekatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), dimana KSM dibentuk untuk dan oleh masyarakat. Sejalan dengan konsep Tridaya (Tiga Daya), yaitu: Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan, sehingga KSM yang terbentuk dari sosial, ekonomi, dan lingkungan.
BDC Zamrud Khatulistiwa
Khusus KSM kegiatan ekonomi, telah mengalami beberapa perkembangan, sesuai dengan perkembangan masyarakat dan anggotanya. Pada awalnya KSM kegiatan ekonomi mempunyai kegiatan utama untuk belajar mengelola pinjaman.
Kemudian beberapa KSM kegiatan ekonomi mengalami perkembangan yang cukup baik, sehingga meningkat menjadi KSM dalam kegiatan lanjutan, yaitu Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK).
KSM PPMK disamping tetap menjadi media belajar dalam menumbuhsuburkan modal sosial, juga didorong untuk belajar mengelola penghidupan (livehood) yang terfokus pada pengembangan usaha mikro dan kecil yang memiliki kesadaran dampak sosial lingkungan yang baik sebagai upaya pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan kumuh di perkotaan.
Melalui Business Development Center (BDC) di tingkat kota dan kabupaten, diharapkan mampu mewujudkan kemitraan yang sinergis antara usaha produktif yang dikembangkan KSM dengan kebijakan dan produk unggulan yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah serta upaya pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan kumuh di perkotaan.
Kami Business Development Center (BDC) akan mampu menjalin sinergi dengan berbagai pihak, khususnya pelaku usaha dalam menjalin kemitraan bisnis dan program sebagai salah satu bentuk komitmen kami dalam mengembangkan produk unggulan yang dilakukan pembinaan sejak tahun 2017.
Bentuk Dukungan
Dalam periode kepengurusan dari 2015 hingga 2018, terdapat 5 jenis bentuk dukungan Komite Business Development Center (BDC) Kota Pontianak, antara lain:
- PEMDA Kota Pontianak dalam hal ini BAPPEDA Kota Pontianak, menyediakan sharing BOP Komite untuk kegiatan pertemuan sebesar 5 persen atau kurang lebih 100 juta per tahun dan menyediakan sekretariat komite serta ruangan untuk rapat komite dan pengelola beserta konsultan setiap bulan;
- PEMDA menyediakan stand pameran gratis dalam beberapa event, antara lain: Kalbar Expo, Pesparawi Expo, Asian Paragames, Titik Kulminasi di Tugu Khatulistiwa, dan lain sebagainya;
- PEMDA telah memfasilitasi ruang penjualan atau outlet di pasar tradisional (Pasar Flamboyan Pontianak);
- PEMDA mengeluarkan regulasi terkait ijin masuk pasar modern, seperti: Hypermart, Carefour, Indomaret, Alfamart, dan Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK);
- Sewa kantor pengelola difasilitasi oleh Bank Pasar Kota Pontianak dengan biaya sewa murah yaitu 1 juta per bulan dan terletak di pusat kota, tepatnya di samping Hotel Aston Pontianak.
Program KOTAKU
Salah satu bentuk dukungan Pemerintah Pusat melalui Program KOTAKU adalah menyediakan dana BDI untuk Business Development Center (BDC) Zamrud Khatulistiwa di tahun 2015 sebesar 1,5 miliar rupiah yang akan digunakan untuk alokasi-alokasi komite dan pengelola BDC, intermediasi bisnis dan peningkatan kapasitas PEMDA, komite dan pengelola BDC.
Selain itu, dalam proses perjalanannya bantuan teknis diberikan dalam bentuk pedoman teknis dan pedoman pelaksanaan dan SOP-SOP kegiatan BDC. Berikut merupakan kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas terkait pelaksanaan program KOTAKU Zamrud Khatulistiwa, antara lain:
- Pelatihan Kapasitas PEMDA, Komite, dan Pengelola BDC di Hotel Orchardz Pontianak Tahun 2016;
- Workshop BDC di Hotel Orchardz Pontianak Tahun 2017;
- Pelatihan untuk Komiter dan Pengelola serta Konsultan di Hotel IBIS Jakarta Tahun 2016; dan
- Workshop BDC Nasional di Jakarta Tahun 2017.
Selama pelaksanaan program KOTAKU Zamrud Khatulistiwa, supervisi pemantauan dan pengendalian dilakukan berjenjang baik dari KMP berupa kunjungan langsung, teleconference, dan dari KMW dan Tim Korkot dengan cara kunjungan ke Business Development Center (BDC) dan KSM untuk melihat perkembangan dan permasalahan yang dihadapi oleh BDC dan KSM serta solusi terkait laporan keuangan, pemanfaatan BDI, peningkatan omzet dan KSM. (DW)