Mengenal Benyamin Netanyahu yang Ingin Hancurkan Iran
BloggerBorneo.com – Sebelumnya saya sudah mengenalkan Ayatollah Ali Khemeini, pemimpin tertinggi Iran. Sekarang saya kenalkan dengan musuhnya, Benyamin Netanyahu, PM Israel.
Pria ini sangat bernafsu ingin menghancurkan Iran. Sambil seruput kopi di Kopikoe Jalan Nusa Indah 1 Pontianak, yok lebih dekat pemimpin paling dibenci umat Islam di seluruh dunia ini.
Profil Benjamin Netanyahu
Benjamin Netanyahu. Akrab disapa Bibi. Bagi sebagian orang, dia pahlawan. Bagi sebagian lainnya, dia adalah teka-teki politik yang terus mengulang level terakhir tanpa pernah menekan tombol “Game Over”.
Pria kelahiran Tel Aviv, 21 Oktober 1949 ini seperti tokoh utama dalam film yang tak pernah tamat. Ia bukan hanya politisi. Ia adalah genre tersendiri.
Kalau demokrasi Israel adalah serial TV, maka Bibi adalah tokoh yang selalu muncul di opening credits, bahkan ketika penulis skenario sudah habis ide dan kru syuting sudah resign.
Didikan militer? Centang. Lulusan MIT? Centang. Jabat Perdana Menteri lebih dari 16 tahun? Centang. Dituduh korupsi tapi tetap menjabat? Centang tiga kali.
Sosok dengan Kombinasi Langka
Ia adalah kombinasi langka antara pasukan elit, intelektual dingin, dan pemain catur politik yang selalu pakai bidak sendiri.
Dari muda, hidupnya sudah seperti naskah film Hollywood, masuk pasukan Sayeret Matkal, ikut Perang Atrisi dan Yom Kippur, menyusup ke jantung musuh, lalu balik dengan gelar MBA dari MIT Sloan School of Management.
Sambil teman seangkatannya belajar ekonomi mikro, Bibi mungkin sedang merancang cara memanipulasi pasar suara dalam pemilu.
Ia mulai tampil di panggung politik sebagai Duta Besar Israel untuk PBB pada tahun 1984, dan sejak saat itu tidak pernah benar-benar turun panggung.
Anggota Knesset sejak 1988. Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, Perdana Menteri tiga kali, 1996, 2009, dan 2022.
Total masa jabatannya melampaui David Ben-Gurion, dan kalau tidak dibatasi waktu, ia mungkin juga ingin melampaui umur David Ben-Gurion.
Menyusun Strategi Pemilu Kelima
Saat orang-orang sibuk menyusun rencana pensiun, Netanyahu justru menyusun strategi pemilu kelima dalam empat tahun. Lawannya kehabisan energi. Pemilih kehabisan pilihan.
Tapi Bibi? Tidak pernah kehabisan alasan untuk tetap bertahan. Ia seperti WiFi tetangga, sinyalnya selalu ada, meski kadang tak diinginkan.
Kontroversi? Sudah seperti parfum sehari-hari. Sejak 2019, ia didakwa dalam kasus penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan publik.
Tapi alih-alih dipenjara, dia malah menang pemilu. Seakan-akan rakyat Israel punya dua pilihan, Netanyahu, atau versi Netanyahu yang lebih konservatif.
Bahkan dakwaan hukum tampak seperti pencitraan. Semua orang bersalah sampai Bibi mengatakan, “Tenang, saya masih pegang koalisi.”
Kemampuan Luar Biasa Seorang Retoris
Ia memang punya kemampuan luar biasa, menyulap kebijakan keras menjadi retorika manis, membuat konflik seperti wacana, dan mengubah krisis menjadi panggung pidato.
Ia nasionalis sejati, atau setidaknya mengklaim begitu, dan dikenal keras kepala dalam urusan keamanan nasional. Palestina? Masalah lama yang selalu dijawab dengan pembangunan pemukiman baru dan pidato panjang di depan dunia.
Di balik panggung, ada Sara, istri ketiga yang terkenal karena insiden “remah roti di atas meja” dan staf yang resign lebih cepat dari menteri. Anak mereka, Yair, adalah komentator politik Instagram yang kadang bikin diplomat dunia minum aspirin sambil menatap langit.
Penutup
Netanyahu bukan sekadar manusia. Ia adalah institusi. Ia lebih tua dari banyak undang-undang yang ia langgar. Lebih abadi dari banyak prinsip demokrasi yang ia tabrak.
Jika suatu hari nanti ia lengser, dunia mungkin tidak percaya. Karena seperti matahari di atas Timur Tengah, Bibi tidak pernah benar-benar tenggelam.
Noda terbaru Bibi, sejak 21 November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) minta ia ditangkap. Tuduhannya, kejahatan perang, termasuk penggunaan kelaparan sebagai metode peperangan dan serangan terhadap warga sipil.
Lalu, kejahatan terhadap kemanusiaan seperti pembunuhan, penganiayaan, dan tindakan tidak manusiawi lainnya. Tapi, Bibi tak bisa ditangkap karena dilindungi Amerika. Itulah, Bibi.
#camanewak
Ketua Satupena Kalbar