Menyemai Literasi di Era ArtificiaI Intelligence (AI)
BloggerBorneo.com – Baru saja memberi pelatihan untuk dosen di Prodi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Untan. Pelatihannya tentang penulisan artikel. Dosen memang cocoknya artikel. Pada Kamis lalu di STAIMA Sintang.
Pelatihannya sama. Sebelumnya lagi di Kemenang Bengkayang dengan peserta 96 penyuluh agama Islam. Pelatihannya penulisan berita dan pembuatan video. Semua tentang literasi.
Ente bisa bayangkan ngajari 96 orang dalam satu gedung. Apalagi umur mereka rata-rata di atas 40 tahun. Umur segitu diajari nulis berita, ente pikir sendiri dah. Tentu berat. Ada solusinya.
Dengan bantuan Artificial Intelligence (AI), begitu gampangnya menulis news. Yang 96 penyuluh itu pada kaget. Mereka bisa menulis informasi yang diwajibkan oleh Kemenag Bengkayang dengan mudahnya.
Pasca pelatihan, nulis berita tak susah lagi. Cukup masukkan unsur 5W + 1H, hitungan detik berita kelar dan bisa dikirim ke admin.
Waktu di STAIMA Sintang lain lagi ceritanya. Karena pesertanya dosen dan mahasiswa, fokus penulisan artikel gunakan Ai. Dengan segala trik, tips serta prompt yang saya ajarkan, betapa mudahnya menulis artikel. “Ini sih sehari bisa selesai nulis buku,” kata salah satu dosennya.
Bukan sekadar menulis artikel semata, melainkan bagaimana membuat artikel itu menjadi bereputasi internasional dan nasional. Di sini pembedanya.
Karena rata-rata pemula, mulai diajarkan aplikasi Mendeley yang terkoneksi ke word. Ngajar Mendeley saja lumayan berkeringat. Maklum rata-rata baru ketemu barang ini. Ada pernah dengar, tapi tak paham gunakannya.
Usai Mendeley diajarkan, langkah berikutnya, mencari artikel di jurnal yang terindeks di Scopus. Mendeley, Science Direct, sampailah ke Scholar diajarkan. Dengan referensi bereputasi itu menjadikan artikel berkualitas. Betapa senangnya mereka. Pulang ke Pontianak pun dibawakan kerupuk basah dan madu hutan.
“Dengan ilmu yang saya ajarkan ini, kalian yang mahasiswa akan mudah buat skripsi. Yang dosen mudah buat Book Chapter. Semudah menulis status di facebook,” seloroh saya.
Giliran dosen Prodi Ilmu Tanah Untan. Pelatihannya sama soal membuat artikel. Respons mereka luar biasa. “Kenapa tak dari dulu begini. Ini sih bisa banyak nerbitkan Book Chapter setiap tahun,” kata Bu Rossie. Saking antusiasnya, mereka minta nambah sehari lagi. Katanya, untuk memahirkan penulisan.
Saya jawab siap demi semangat literasi.
“Kalau ada yang lebih mudah kenapa harus gunakan yang susah.” Itulah alasan kenapa Ai semakin mendominasi saat ini. Cuma, tetap sentuhan terakhir adalah manusia. Ini pun saya ajarkan agar setiap tulisan dianggap human atau unik oleh turnitin.
Sedikit pengalaman bagaimana saya menyemai semangat literasi ke siapa saja. Kalau ada yang mau minta diajarkan, boleh kontak saja. Ehem…promosi diri ni…Bukan begitu, ini semata-mata agar semakin ramai orang suka menulis di abad Ai sekarang. (RJ)
Comments are closed.