BloggerBorneo.com – Sudah lebih dari sepuluh tahun saya menekuni dunia traveling dan berbagi kisah di blog.
Saya telah menapakkan kaki di banyak sudut Indonesia—dari ujung barat Sabang hingga pulau-pulau kecil di Raja Ampat.
Wisata Labuan Bajo
Tapi ada satu tempat yang selalu menyimpan magnet tersendiri untuk saya kunjungi berulang kali: Labuan Bajo.
Saya mendarat di Bandara Komodo pada sore yang cerah. Dari jendela pesawat, gugusan pulau kecil dengan laut biru toska terlihat seperti lukisan alam yang nyaris tak nyata.
Begitu kaki menginjakkan tanah, udara panas bercampur aroma laut menyambut saya. Di sinilah, petualangan dimulai.
Labuan Bajo kini berkembang pesat. Dulu hanya dikenal sebagai kampung nelayan kecil di ujung barat Flores, kini menjelma menjadi destinasi wisata premium.
Tapi tetap ada pesona otentik yang tak tergantikan: keramahan warganya, senyum anak-anak di pelabuhan, dan sapaan “selamat pagi, kaka” yang tulus dari hati.
Menyusuri Pulau Komodo: Bertemu Naga Purba
Esok paginya, saya naik kapal phinisi yang telah dipesan dari jauh-jauh hari. Perjalanan menuju Taman Nasional Komodo memakan waktu sekitar 2 jam.
Kapal melaju pelan, membelah air jernih yang memperlihatkan terumbu karang dan gerombolan ikan kecil.
Tiba di Pulau Komodo, saya disambut oleh para ranger yang siap mendampingi trekking. Melihat langsung komodo, kadal raksasa yang hanya ada di dunia ini, adalah pengalaman magis.
Nafas saya sempat tercekat saat satu komodo melintas pelan di depan kami. Dingin, tenang, namun mematikan. Seperti legenda hidup.
Pink Beach: Hamparan Pasir Merona yang Memukau
Tak jauh dari Pulau Komodo, saya mampir ke Pantai Pink. Nama ini bukan kiasan—pasirnya memang benar-benar berwarna merah muda, hasil campuran pasir putih dengan serpihan koral merah.
Saya snorkeling di sini selama hampir dua jam. Airnya bening seperti kaca, dan dunia bawah lautnya… ah, luar biasa. Saya seperti berada di akuarium raksasa.
Padar Island: Surga Para Fotografer
Pagi hari berikutnya, saya mendaki Pulau Padar. Pendakiannya cukup menantang, tapi tidak panjang. Hanya sekitar 30–40 menit.
Dari puncak, saya menyaksikan panorama ikonik yang sering muncul di brosur pariwisata Indonesia: teluk-teluk berbentuk bulan sabit, dengan laut biru kehijauan yang bergradasi. Rasanya seperti berdiri di negeri fantasi.
Sebagai seorang travel blogger, momen ini adalah waktu terbaik untuk mengambil foto dan membuat konten.
Tapi lebih dari itu, saya menyempatkan diri duduk diam sejenak, menikmati angin dan mendengar suara alam yang begitu murni.
Menyatu dengan Lokal: Kampung Melo dan Sunset di Bukit Sylvia
Hari terakhir, saya memutuskan menjauh dari laut sejenak dan menyambangi Kampung Adat Melo. Di sini saya disuguhi tari caci, tarian perang khas Manggarai yang sarat makna.
Warga menyambut saya seperti keluarga sendiri. Saya menikmati kopi Flores yang kental dan aromatik sambil bercengkerama di bale-bale bambu.
Sore harinya, saya naik ke Bukit Sylvia. Lokasinya tak jauh dari pusat kota. Dari sini, saya menyaksikan matahari terbenam dengan latar kapal-kapal bersandar dan pulau-pulau kecil yang berserak.
Langit berwarna oranye keemasan, dan suasana begitu syahdu. Saya menghela napas panjang, menandai akhir dari perjalanan ini.
Catatan Akhir dari Seorang Petualang
Labuan Bajo adalah destinasi yang memberikan segalanya—petualangan, keindahan alam, kekayaan budaya, dan kedamaian jiwa.
Ia bukan hanya tempat untuk dikunjungi, tapi untuk dihayati. Sebagai traveler berpengalaman, saya bisa bilang dengan yakin: tidak ada tempat lain seperti Labuan Bajo di dunia ini.
Jika kamu mencari pengalaman yang menggetarkan hati sekaligus menenangkan jiwa, maka Labuan Bajo harus ada di urutan teratas daftar perjalananmu.
Dan ketika kamu ke sana nanti, sampaikan salamku pada laut biru dan angin Timur yang selalu membawa rindu.
Keterangan: Untuk saat ini apabila ingin menggunakan jasa penyeberangan kapal perahu motor menuju lokasi, bisa memilih waktu yang baik karena kondisi terkadang angin kencang sehingga ombak besar. Update terbaru mengenai kondisi cuaca disekitar Labuan Bajo bisa dibaca di https://incaberita.co.id/insiden-kmp-monalisa/ (DW)
Follow BloggerBorneo.com @Google News