Mie Paris, Brand Mie Lokal Cita Rasa Khas Pontianak
Tulisan ini bermula ketika salah seorang sahabat mengirimkan pesan via facebook yang isinya menginformasikan bahwa dirinya baru saja membuka usaha sendiri dibidang kuliner. Oleh karena itu, saya diundang untuk datang ke lokasi usahanya.
Setelah mendapatkan waktu yang tepat, Blogger Borneo pun berkunjung ke alamat lokasinya di Jl. Parit Haji Husin II (Deretan Kiri 100 Meter Sebelum Masjid Quba). Mie Paris, demikian sahabat saya memberi brand untuk nama usahanya.
Mie Pangsit Aris
Pada mulanya saya mengira kalau brand unik ini dibuat karena lokasi usahanya berada di kawasan Jl. Paris II (merupakan singkatan dari Jl. Parit Haji Husin II). Namun setelah sempat berbincang-bincang cukup lama, baru saya tahu kalau Mie Paris itu merupakan singkatan dari Mie Pangsit Aris. Hhhmmm…
Memang jika kita berbicara tentang aneka ragam kuliner dari Pontianak, sajian berbahan dasar mie menjadi salah satu keistimewaan.
Berbagai jenis sajian mie mulai dari mie tiaw, mie ayam, mie bakso, mie pangsit, dan masih banyak lagi mie-mie lainnya turut menghiasi blantika kuliner Indonesia. Bisa jadi karena di kota Pontianak banyak tinggal orang-orang keturunan tionghoa makanya makanan ini menjadi pilihan.
Begitu tiba dilokasi, kondisi kios masih dalam tahap persiapan buka. Maklum saja, untuk sementara ini Mie Paris baru buka dari jam 13.00 – 21.00 WIB. Sementara pada saat itu saya datang habis Dzuhur, jadi masih pada sibuk kemas-kemas deh. Hehehehe…
Aris Kurniawan, demikian nama lengkap sahabat saya seangkatan sewaktu masih di almamater Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Tanjungpura. Sebenarnya yang saya tahu dia ini setelah lulus kuliah langsung bekerja di salah satu perusahaan retail yang cukup terkemuka di Indonesia.
Dan sebenarnya untuk jabatan, Aris ini dianggap sudah cukup senior dibandingkan dengan karyawan-karyawan yang lain. Akan tetapi, memang dimana-mana kerja di kantoran itu tidaklah senyaman dibayangkan. Buktinya setelah sekian lama bekerja, sahabat saya ini memutuskan untuk pindah kuadran.
Tak lama berselang, hidangan menu utama pun tersaji didepan mata. Mie Pangsit Jamur, itu nama menu makanan yang sedari tadi terus menggodaku untuk menyantapnya.
Dilihat dari tampilannya memang sekilas mie pangsit tersebut tampak sama dengan mie pangsit-mie pangsit yang lain. Hanya saja perbedaannya terletak pada mie yang digunakan dan rasa kuahnya.
Dan setelah saya cicipi, memang rasanya berbeda. Menurut Aris, mie tersebut memang dipesan khusus dari seorang produsen mie yang cukup terkenal di kota Pontianak. Cuma untuk nama produsennya, Aris meminta agar tidak disebutkan disini karena rahasia dapur perusahaan katanya.
Sambil berbincang santai saya terus menikmati hidangan mie pangsit tersebut. Karena merasa nyaman atau gimana, saya menghabiskan menu utama Mie Paris tersebut dalam tempo secepat-cepatnya (kayak bahasa proklamasi ya).
Setelah eksekusi tahap pertama selesai dilakukan, saya ditawarkan untuk mencicipi hidangan spesial lain yang dimiliki yaitu Nasi Goreng “ALA” Kampung.
Sembari menunggu menu utama kedua dihidangkan, saya bertanya kepada sahabat saya mengenai apa keistimewaan dari nasi goreng ini. Menurutnya, bumbu yang digunakan khusus didatangkan dari Brunei Darussalam.
Selain itu, tukang masaknya pun telah berpengalaman di bidangnya. Tak lama kemudian, hidangan yang tadi berupa Mie Pangsit Jamur telah bereinkarnasi menjadi Nasi Goreng “ALA” Kampung.
Untuk sesaat saya perhatikan menu tersebut, dilihat dari warna nasi gorengnya tidak seperti nasi goreng pada umumnya coklat kemerahan melainkan kuning muda.
Habis itu diatasnya ditaburi potongan ayam suir, dikasih beberapa potong ketimun, dan kerupuk agar sensasi kriuknya dapet. Bagi penggemar pedas, para pelanggan dapat memberitahukan terlebih dahulu kepada tukang masaknya.
Sepertinya perjalanan review kuliner saya kali ini harus berakhir ketika waktu di tangan menunjukkan pukul 5 sore. Ada beberapa poin penting yang saya dapatkan selama duduk beberapa lama di tempat tersebut. Terlepas dari apakah Aris itu sahabat saya atau bukan, poin-poin penting tersebut antara lain:
- Dia telah berani membuat sebuah keputusan sulit yaitu berhenti bekerja dan merintis usaha. Good job Brow, pertahankan semangat itu… 🙂
- Dia telah berani mengambil keputusan untuk menggunakan brand name sendiri yaitu Mie Paris yang merupakan singkatan dari Mie Pangsit Aris. Menurut saya itu sebuah hal yang cukup kreatif dimana untuk saat ini begitu banyak franchise-franchise kuliner bermunculan.
- Dia telah berhasil membuat keunikan dari dua sajian menu utama yang dimiliki. Setiap orang tentunya memiliki kualitas cita rasa yang berbeda, oleh karena itu tonjolkan itu sebagai keistimewaan sehingga dapat menjawab satu pertanyaan utama yaitu: Kenapa Pelanggan Memilih Produkmu?.
Nah, saya harap melalui tulisan review ini dapat memberikan motivasi tersendiri bagi siapa saja yang membacanya. Masalah lanjut atau tidaknya bisnis yang dijalankan, itu sangat tergantung dari kerja keras dan ikhtiar kita kepada Allah SWT.
Jangan pernah takut untuk gagal karena kita tidak akan tahu apa rasanya gagal jika belum pernah mencoba untuk melakukannya. Salam perubahan… (DW)