TPFx Pontianak
Opini

Momen Peringatan Hari Buruh: Mengawali Kisah, Memulai Langkah

×

Momen Peringatan Hari Buruh: Mengawali Kisah, Memulai Langkah

Sebarkan artikel ini
Hari Buruh May Day
Image: Freepik.Com
LKP Cerdas Berdaya

Peringatan Hari Buruh

Hari ini, Sabtu Tanggal 1 Mei 2021 merupakan hari libur nasional. Diperingati sebagai Hari Buruh atau biasa juga disebut sebagai “May Day“. Melihat kisah awal mulanya peringatan Hari Buruh dimasukkan ke dalam salah satu hari libur di Indonesia, sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan Indonesia.

Menurut Wikipedia Indonesia, peringatan Hari Buruh sebenarnya berawal dari kisah perjuangan para buruh di negara-negara kapitalis seperti Eropa Barat dan Amerika Serikat. Di beberapa negara, salah satu diantaranya Indonesia, Hari Buruh dijadikan hari libur tahunan.

Pada awal abad ke-19, perkembangan kapitalisme industri di kedua negara yang baru saja disebutkan diatas berubah secara drastis. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.

Sejarah Hari Buruh

Begitu panjang kisah mengenai perlawanan para buruh ini berujung pada Kerusuhan Haymarket yang terjadi pada tanggal 1 Mei 1886. Pada saat itu, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari.

Baca Juga:  Dari e-Government ke Smart Regency

Empat hari kemudian, di tanggal 4 Mei 1886 aksi demonstran semakin besar dan meluas. Para polisi Amerika Serikat pun mengambil tindakan tegas dengan menembaki para demonstran. Diperkirakan ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati.

Sebenarnya sebelum peristiwa 1 Mei 1886 ini terjadi, di berbagai negara lain juga sedang terjadi aksi pemogokan buruh yang menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal.

Berdasarkan latar belakang ini, maka Federation of Organized Trades and Labor Unions menjadikan tanggal 1 Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Kongres 1886.

Hari Buruh di Indonesia

Sekarang bagaimana dengan peringatan Hari Buruh di Indonesia?

Masih merujuk pada sumber referensi yang sama, Hari Buruh di Indonesia mulai diperingati pada tahun 1920. Tidak penjelasan detail mengenai kisah peringatan pertama ini.

Selanjutnya di tahun 1970, Ibarruri Aidit (putri sulung D.N. Aidit) sewaktu kecil bersama ibunya pernah menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di Lapangan Tian An Men RRC.

Menurutnya pada peringatan tersebut menurut dia hadir juga Mao Zedong, Pangeran Sihanouk dengan istrinya Ratu Monique, Perdana Menteri Kamboja Pennut, Lin Biao (orang kedua Partai Komunis Tiongkok) dan pemimpin Partai Komunis Birma Thaksin B Tan Tein.

Baca Juga:  6 Manfaat Belajar Ilmu Ekonomi bagi Siswa Didik SMA Kapuas Pontianak

Sempat Dicekal

Sejak masa pemerintahan Order Baru, Hari Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia. Hal ini disebabkan gerakan buruh pada saat itu memiliki keterkaitan dengan gerakan komunis.

Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis. Padahal hal ini sebenarnya tidak berdasar.

Di beberapa negara lain yang sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip antikomunis, mereka juga menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan menjadikannya sebagai hari libur nasional.

Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota. Dan memang selama peringatan tersebut tidak pernah terjadi kerusuhan.

Tidak Lagi Menjadi Buruh

Pada kalimat judul diatas Blogger Borneo menggunakan kalimat “Mengawali Kisah, Memulai Langkah”. Sengaja tulisan ini dipublikasikan bertepatan dengan peringatan Hari Buruh karena sekarang Blogger Borneo tidak berstatus sebagai seorang buruh lagi.

Baca Juga:  Waspada Serangan Fajar Menjelang Pilkada Serentak 2024, Pilihlah Berdasarkan Hati Nurani

Setelah kurang lebih 2 (dua) tahun berstatus buruh di sebuah perusahaan, pada akhirnya Blogger Borneo memutuskan untuk keluar atas dasar beberapa pertimbangan. Meskipun sebenarnya terasa berat karena sudah banyak kisah tercipta sepanjang perjalanan, pilihan terbaik harus tetap diambil.

Di pertengahan Ramadhan 1442 Hijriah ini, Blogger Borneo kembali memulai semua kisahnya dari awal. Mengumpulkan kembali peluang-peluang yang dulu sempat teracuhkan dan mencoba menjalani apa yang pernah dijalani sebelumnya dari awal.

Banyak pelajaran dan hikmah Blogger Borneo ambil dari kisah perjalanan hidup ini, semoga dapat memberikan motivasi sekaligus menginspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Dua kata yang cukup melekat di dalam benak untuk saat sekarang ini adalah TUHAN dan DOSA. Selamat Hari Buruh bagi para buruh di seluruh dunia. (DW)