Muhammad Hasbi, Hafizh Qur’an Tunanetra dari Kota Pontianak
Kekurangan bukanlah sebuah rintangan, falsafah ini sangat tepat untuk menggambarkan perjalanan hidup Muhammad Hasbi. Siapa bakal mengira, kondisi tunanetra yang dialaminya sejak lahir tidak membuat dirinya patah semangat untuk menghafal Al-Qur'an.
Hafizh Qur’an Tunanetra Pontianak
Meski sejak kecil tidak bisa melihat, Hasbi sudah mulai diajarkan membaca dan menghafal Al-Qur’an ketika berusia 7 tahun. Dibawah bimbingan kedua orang tuanya, H. Muliji dan Hj. Maisun serta para guru pembimbingnya di kota Mekkah, Hasbi tidak pernah lelah menghafal surah demi surah Al’Qur’an setiap harinya.
“Dari sana saya sudah hatam 30 juz, baru balik ke Pontianak tahun 1996.” demikian jelasnya seperti dikutip dari Pontianak Post.
Kurang lebih 2 tahun menetap di kota Pontianak, Hasbi baru mulai mengikuti Seleksi Tilawatil Qur’an untuk cabang Tahfidz. Meski memiliki kekurangan, namun Muhammad Hasbi tetap berupaya untuk bisa menjadi yang terbaik dalam perlombaang STQ dan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).
Dan untuk bisa mencapai prestasi nasional, beberapa tahapan harus dilalui terlebih dahulu mulai dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi. Tentunya hal ini tidaklah mudah dan penuh kerja keras serta kedisiplinan yang kuat.
Daftar Prestasi
Mengenai prestasi, Alhamdulillah pada tahun 1998 Hasbi telah beberapa kali menorehkan tinta emas sebagai juara pertama cabang Tahfidz Al-Qur’an 30 juz tingkat provinsi. Sejak saat itu, prestasi-prestasi lainnya juga berhasil diraihnya.
Berikut merupakan beberapa prestasi yang pernah diperoleh Hasbi, seperti dikutip dari laman RadarIslam.Com, Rabu (13/04/2016), antara lain:
- Mengikuti STQ Cabang Tahfidz 20 Juz Tahun 1999 Tingkat Provinsi;
- Juara Pertama STQ Cabang Tahfidz 30 Juz Tahun 2000 di Sintang;
- Mengikuti STQ Tahun 1998 Tingkat Nasional di Bali;
- Mengikuti STQ Tahun 1999 Tingkat Nasional di Jakarta;
- Juara Kedua STQ Cabang Tahfidz 10 Juz Tahun 2001 Tingkat Provinsi;
- Juara Pertama STQ Cabang Tahfidz 20 Juz Tahun 2002 Tingkat Provinsi;
- Juara Pertama MTQ Cabang Tahfidz 30 Juz Tahun 2003 di Ketapang;
- Mewakili Kalimantan Barat untuk STQ Tingkat Nasional yang Diselenggarakan di kota Palangkaraya Tahun 2003;
- Juara Pertama STQ Cabang Hafidz Tahun 2004 di Sambas;
- Juara Ketiga STQ Cabang Hafidz Tahun 2005 di Sambas;
- Juara Kedua MTQ Cabang Tahfidz Tahun 2007 di Ketapang.
Posisi juara kedua di Ketapang pada tahun 2007 menjadi momen terakhir dirinya mengikuti MTQ Cabang Tahfidz. Setelah itu, Hasbi baru beralih ke cabang Qori tunanetra. Dan pada tahun 2008, gelar juara pertama MTQ di Banten berhasil diraihnya. Terakhir Hasbi mengikuti MTQ ketika berhasil menyabet juara kedua di Melawi.
Aktivitas Keseharian
Meski sudah tidak mengikuti STQ maupun MTQ lagi, namun Hasbi tetap aktif dalam kesehariannya. Minimal tiap sebulan sekali, Hasbi selalu mengadakan pertemuan antar sesama penghafal Qur’an di Pondok Pesantren As-Salam Pal Lima Pontianak. Dalam beberapa kesempatan, Hasbi juga biasa diundang untuk menjadi pelantun ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Keterampilan yang dimiliki Hasbi bertambah ketika pada tahun 2015 dirinya memperoleh pendidikan dibidang komputerisasi. Oleh karena itu, meski tidak bisa melihat namun Hasbi tetap bisa untuk membaca dan mengetik.
Selain kegiatan dibidang keagamaan, Hasbi ternyata menggemari bidang sandiwara dan aktif bergabung dalam komunitas pecinta Sandiwara Radio. Selain itu, Hasbi juga tergabung dalam sebuah komunitas pengguna IT KartuNet yang rata-rata anggotanya memiliki kondisi yang sama. Di komunitas yang didirikan oleh Mas Dimas ini, Hasbi bahkan pernah dipercaya untuk memegang amanah sebagai Ketua Litbang Bidang IT.
Jika diantara kawan-kawan ada yang ingin mengenal mengenai sosok Muhammad Hasbi lebih dekat, bisa langsung mengajukan pertemanan melalui akun facebooknya bernama H. Muhammad Hasbi. Demikian satu tulisan singkat dari Blogger Borneo, semoga bisa memberikan motivasi bagi kita di hari Minggu yang cerah ini. (DW)