NGUPI #2 MES Kalbar: Bulan Puasa Tapi Boros, Tanya Kenapa???
Puasa selama 1 bulan, logikanya kita akan lebih bisa menghemat pengeluaran dikarenakan tidak makan dan minum selama sehari. Akan tetapi, kenyataannya justru pengeluaran kita terasa lebih besar dibanding biasanya. Kenapa hal ini bisa terjadi???
TOPIK UTAMA
Bulan Puasa Tetap Boros, Tanya Kenapa?
Melihat fenomena ini, maka komunitas Masyarakat Ekonomi Syariah Kalimantan Barat (MES Kalbar) berinisiatif untuk menyelenggarakan agenda NGUPI #2 dengan tema “Mengelola Keuangan di Bulan Ramadhan” bertempat di Balai Kopi Muzakki Jalan Pangeran Natakusuma Depan Dinas Perhubungan Kota Pontianak.
NGUPI sendiri merupakan singkatan dari Ngumpol-Ngopi-Diskusi. Pada penyelenggaraan ke #2 ini, MES Kalbar mengundang Muhammad Fahmi, SE,MM,Ak.CA. sebagai narasumber. Bang Fahmi sendiri, demikian dirinya akrab dipanggil, merupakan Ketua Departemen Sektor Riil, UMKM, Industri Kreatif, dan Produk Halal Pengurus Wilayah (PW) MES Kalbar.
Karena masih harus berganti shift menjaga anak dirumah, maka Blogger Borneo terpaksa harus terlambat hadir di kegiatan ini. Sesuai jadwal kegiatan dimulai jam 4 sore, namun Blogger Borneo baru bisa hadir 1 jam kemudian. Tampak Bang Fahmi sedang serius memberikan presentasi kepada para peserta yang hadir tadi sore.
Mengawali presentasinya, sosok yang juga merupakan dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura ini menjelaskan mengenai fenomena yang sering terjadi di bulan Ramadhan yaitu merasa pengeluaran lebih besar dari bulan-bulan biasanya. Padahal, justru dengan berpuasa dan tidak makan dan minum seharusnya pengeluaran kita bisa lebih irit dari biasanya.
Tips Berhemat di Bulan Puasa
Nah, pada kesempatan ini Beliau langsung to the point memberikan pemaparan kenapa fenomena ini selalu terjadi di bulan Ramadhan dan bagaimana tips yang bisa dilakukan untuk meminimalisir pengeluaran tersebut.
Sebenarnya tips ini juga bisa diterapkan pada bulan-bulan biasa dimana intinya adalah bagaimana bisa mengefisienkan jumlah pengeluaran rutin bulanan sehingga tidak muncul istilah lebih besar pasak daripada tiang.
Ada 6 pos pengeluaran yang harus dianggarkan jika ingin pengeluaran bulanan kita bisa termanajemen dengan baik. Ke enam pos pengeluaran tersebut, antara lain:
Pos 1: Belanja Rutin
Yang dimaksud dengan belanja rutin adalah pengeluaran bulanan yang pasti dikeluarkan setiap bulan, seperti: Tagihan Listrik, Langganan Internet, PDAM, Belanja Dapur, Gaji Asisten Rumah Tangga, dan sejenisnya. Efisiensinya besaran jumlah pengeluaran bulanan ini tidak melebihi 40 persen dari gaji bulanan.
Pos 2: Pembayaran Cicilan
Sudah menjadi tren untuk saat ini banyak diantara kita yang menjadikan pinjaman dana sebagai salah satu cara untuk membeli atau mendapatkan sesuatu. Beberapa contoh diantaranya: KPR, Asuransi, Leasing, Pembiayaan Bank, dan lain sebagainya. Efisiensinya besaran jumlah pengeluaran ini maksimal 30 persen dari gaji bulanan.
Pos 3: Investasi
Menyisihkan pendapatan untuk investasi dapat menjadi pertimbangan utama selain menyimpan uang melalui tabungan. Investasi yang dimaksud disini bisa dalam bentuk membeli emas, membeli tanah, membeli saham, dan sejenisnya. Hanya saja terkadang investasi belum menjadi prioritas karena dana yang tersedia setiap bulan belum mencukupi. Oleh karena itu, khusus di bulan puasa ini dapat menyisihkannya dari dana Tunjangan Hari Raya (THR) yang diperoleh.
Pos 4: Tabungan/Dana Darurat
Tidak ada satu manusiapun yang berharap sakit atau mengalami hal-hal diluar dugaan yang terkadang membutuhkan dana mendadak. Disini kita bisa menyisihkan persiapan dana untuk ditabung sebagai dana cadangan sebesar 5 persen dari gaji bulanan. Jika memang tidak terpakai, dananya otomatis akan menjad tabungan bulanan.
Pos 5: Gaya Hidup
Meski pada dasarnya di bulan puasa kita seharusnya lebih bisa berhemat, akan tetapi terkadang ajakan teman-teman untuk berbuka puasa diluar membuat budget pengeluaran lebih besar dari biasanya. Apalagi jika lokasi bukbernya di restoran atau tempat makan yang high class. Sebenarnya tidak masalah jika semuanya sudah diperhitungkan dengan cermat karena menjalin silaturahim juga penting.
Pos 6: Dana Kebajikan
Nah, terkadang pos ini yang selalu terlewatkan dengan alasan dana bulanan sudah habis tak bersisa. Mindset yang salah selama ini adalah selalu menjadikan pos ini sebagai pos terakhir, padahal sudah cukup jelas dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa didalam rejeki kita terdapat juga rejeki orang lain. Jadi sebenarnya sisihkan dulu gaji bulanan kita untuk Infak atau Sedekah.
Kesimpulan
Sekarang khusus di bulan Ramadhan, apa yang bisa dilakukan agar bisa lebih menghemat pengeluaran kita. Disini Bang Fahmi memberikan 3 (tiga) tips yang bisa diterapkan, yaitu:
Tips 1
Alokasikan maksimal 20 persen dari gaji bulanan untuk kebutuhan gaya hidup selama bulan puasa.
Tips 2
Persiapkan pengeluaran yang bersifat tahunan dalam rangka menyambut Hari Raya, seperti: Baju Lebaran, Kue Kering, THR Saudara, dan Biaya Mudik.
Tips 3
Jangan mengambil semua pengeluaran tahunan ini dari gaji bulanan, alokasikan dana THR yang diperoleh untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut. Insya Allah keuangan kita akan dapat termanajemen dengan baik.
15 menit sebelum adzan Maghrib berkumandang, sesi penyampaian materi selesai dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi dengan para peserta kegiatan yang hadir. Secara umum pertanyaan yang disampaikan oleh peserta terkait dengan bagaimana rencana kedepannya untuk MES Kalbar sendiri mewujudkan konsep Masyarakat Ekonomi Syariah bisa menjadi sebuah kenyataan.
Memang hal seperti ini tidak mudah untuk diterapkan dalam waktu singkat, akan tetapi proses edukasi tetap akan terus dilakukan dalam bentuk kegiatan NGUPI ini. Insya Allah untuk minggu depan, MES Kalbar akan kembali menyelenggarakan NGUPI #3 dengan tema yang tidak kalah menarik. Stay tune aja di channel media sosial MES Kalbar ya. (DW)