Pahami 4 Jenis Biaya Usaha: Untuk Pembukuan UMKM yang Lebih Baik

Dalam menjalankan usaha, terutama bagi pemilik UMKM, memahami berbagai jenis biaya operasional adalah fundamental yang menentukan arah dan keberhasilan bisnis.

Dengan pemahaman yang tepat, pemilik UMKM nantinya akan dapat mengambil keputusan yang lebih baik, merencanakan target ke depan dengan lebih efektif, dan mendorong agar usahanya punya masa depan yang cerah.

Berdasarkan Objek yang Dibiayai

Dalam kategori ini, biaya usaha diklasifikasikan berdasarkan objek atau aspek bisnis yang dibiayai.

Klasifikasi ini memungkinkan pelaku UMKM untuk memahami dengan lebih baik bagaimana sumber daya keuangan dialokasikan untuk mendukung operasi dan produksi.

Dua kategori utama dalam pengelompokan ini adalah biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang secara eksplisit terkait dengan produksi barang atau penyediaan jasa. Ini termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya produksi lain yang dapat secara langsung berdampak ke produk atau layanan tertentu. Dengan kata lain, tanpa produksi, biaya-biaya ini tidak akan terjadi.

Dengan memahami biaya langsung, UMKM dapat menetapkan harga jual yang tidak hanya kompetitif tapi juga menguntungkan.

Meski penting, mengelola biaya langsung tidaklah sederhana. Fluktuasi harga bahan baku, perubahan dalam permintaan tenaga kerja, dan gangguan produksi adalah beberapa faktor yang dapat menyulitkan pemilik UMKM dalam mengelola biaya langsung dengan efektif.

Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung, sering disebut juga sebagai biaya overhead, merupakan komponen penting lainnya dari struktur biaya dalam operasional usaha.

Berbeda dengan biaya langsung yang dapat dikaitkan dengan produksi barang atau jasa, biaya tidak langsung adalah pengeluaran yang diperlukan untuk mendukung operasi bisnis secara keseluruhan, namun tidak spesifik langsung mengarah ke item produksi tertentu.

Beberapa aspek yang masuk ke jenis ini antara lain: biaya sewa, utilitas, gaji manajerial, peralatan, dan biaya pemasaran.

Salah satu tantangan terbesar dalam mengelola biaya tidak langsung adalah sifatnya yang tetap atau semi-tetap, yang berarti bahwa pengurangan biaya ini sering membutuhkan waktu dan upaya ekstra untuk mengubahnya.

Selain itu, karena biaya ini tidak langsung terkait dengan produksi, sering kali sulit untuk mengukur dampak langsungnya terhadap keuntungan.

Namun, berkat kemajuan teknologi, tool seperti pembukuan digital dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha agar lebih mudah dalam melacak dan menganalisis biaya tidak langsung ini untuk meningkatkan efisiensi.

Berdasarkan Variabilitas

Pengelompokan biaya usaha berdasarkan variabilitas membantu pelaku UMKM dalam merencanakan dan menyesuaikan strategi keuangan mereka sesuai dengan fluktuasi aktivitas bisnis. Kategori ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan elemen stabil dalam struktur keuangan bisnis, yang tidak berubah terlepas dari volume aktivitas bisnis.

Biaya ini mencakup pengeluaran seperti sewa tempat usaha, gaji tetap karyawan, premi asuransi, dan cicilan pinjaman.

Kestabilan biaya tetap memberikan dasar untuk perencanaan keuangan yang dapat diandalkan, namun juga menimbulkan tantangan dalam mengelola arus kas–terutama selama periode penurunan pendapatan.

Mengapa? Sebab, dalam kondisi ekonomi yang berubah-ubah atau saat bisnis mengalami penurunan penjualan, biaya ini tetap harus dibayar-yang dapat menekan keuangan UMKM.

Oleh karena itu, penting bagi pemilik usaha untuk merencanakan cadangan kas guna menutupi biaya tetap selama periode sulit.

Biaya Variabel

Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel berfluktuasi seiring dengan tingkat produksi atau volume penjualan.

Biaya ini termasuk bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya operasional yang meningkat seiring dengan ekspansi kegiatan bisnis.

Fleksibilitas biaya variabel memungkinkan UMKM untuk lebih mudah menyesuaikan dengan perubahan permintaan dan kondisi pasar.

Ada beberapa praktik yang bisa diterapkan agar bisa mengelola biaya variabel secara optimal, misalnya: mengurangi pemborosan bahan baku, mengerti titik impas, dan mampu memperbaiki pengelolaan inventaris.

***

Pengelolaan masing-masing biaya usaha membutuhkan pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi.

Mengelola biaya dengan strategis tidak hanya akan meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga dapat membantu dalam memaksimalkan keuntungan dan memastikan keberlanjutan usaha jangka panjang.

Beruntung, tersedia solusi modern seperti pembukuan digital. Teknologi ini dapat membantu pelaku UMKM untuk melakukan pengambilan keputusan yang lebih tepat dan menyusun perencanaan keuangan dengan lebih baik. (DW)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Don`t copy text!