Pasar Terapung Banjarmasin, Kearifan Lokal Kalimantan Tengah

Pasar Terapung merupakan ikon Kota Banjarmasin. Terdapat tiga Pasar Terapung di Banjarmasin; Pasar Terapung Muara Kuin, Pasar Terapung Siring dan Pasar Terapung Lok Baintan. Keunikan dari pasar terapung adalah para pedagangnya menggunakan perahu klotok (jukung).

Image: IndonesiaKaya.Com

Pasar Terapung Banjarmasin

Kota Banjarmasin dikenal sebagai Kota Seribu Sungai, hal ini membuat sebagian besar aktivitas masyarakatnya tidak bisa lepas dari sungai, Salah satu diantaranya adalah bertransaksi jual beli barang di pasar terapung Banjarmasin.

Untuk saat ini, dua pasar terapung tertua di Kalimantan Selatan ada di Banjarmasin (Pasar Terapung Muara Kuin) dan Martapura (Pasar Terapung Lok Baintan). Kedua pasar terapung ini menjadi salah satu objek wisata yang diminati banyak orang.

Di Pasar Terapung Banjarmasin, Anda bisa melihat aktivitas jual-beli di atas sungai dengan menggunakan jukung (perahu) yang unik dan khas. Para penjual umumnya memakai topi caping (tanggui) yang terbuat dari daun rumbia.

Jarak antar perahu saling berdekatan sehingga para pembeli bisa bergerak dari satu perahu ke perahu yang lain untuk mencari barang belanjaannya, umumnya yang dijual adalah hasil bumi dan pertanian. Salah satu keunikan dari Pasar Terapung Banjarmasin ini adalah masih berlaku sistem barter (bapanduk).

Sejarah Awal Munculnya Pasar Terapung

Khusus untuk Pasar Terapung Muara Kuin di Banjarmasin, sejarah kemunculannya seiring dengan berdirinya Kerajaan Banjar. Di pertengahan abad ke-16, Sultan Suriansyah mendirikan kerajaan di tepi sungai Kuin dan Barito yang menjadi cikal-bakal Kota Banjarmasin.

Aktivitas perdagangan di tepi sungai pun tumbuh pesat. Mengingat posisinya berada di pertemuan beberapa anak sungai, pasar itu berkembang secara alamiah. Selain orang Kuin, para pedagang juga berasal dari daerah Tamban, Anjir, Alalak, dan Berangas.

J.J. Rizal dkk dalam “Menguak Pasar Tradisional Indonesia” menjelaskan bahwa kehidupan ekonomi politik Kerajaan Banjar turut berperan dalam perkembangan pasar terapung. Aktivitas perdagangan pun kian meluas dan melibatkan pedagang-pedagang dari Jawa, Gujarat, dan Tiongkok.

Baca Juga:  Belajar Menjadi Jurnalis Profesional Bersama Pepih Nugraha di Arkademi
Barang Dijual di Pasar Terapung Banjarmasin adalah Hasil Pertanian dan Perkebunan
Image: IndonesiaKaya.Com

“Keberadaan makam Raja Banjar di kawasan Makam Sultan Suriansyah, Kuin Utara, yang berdekatan dengan pasar terapung Muara Kuin juga dianggap sebagai bukti keterkaitan pasar ini dengan Kerajaan Banjar,” ujar J.J. Rizal dkk seperti dikutip dari laman indonesiakaya.com.

Nah, ketika ibukota Kerajaan Banjar pindah ke Martapura, aktivitas perdagangan masyarakat pun berkembang pesat di Sungai Martapura. Karena lokasinya berada di salah satu anakan Sungai Martapura yang bernama Lok Baintan, maka pasar terapung ini dikenal sebagai Pasar Terapung Lok Baintan.

Aktivitas Masyarakat Kota Sungai

Memang jika diperhatikan hubungan antara pusat kerajaan dengan aktivitas perdagangan sungai adalah hal lumrah. Mohamad Idwar Saleh dalam “Sekilas Mengenai Daerah Banjar dan Kebudayaan Sungainya sampai dengan Akhir Abad ke-19” menjelaskan bahwa kota-kota lama dan baru tempat konsentrasi pemukiman penduduk selalu terdapat di pinggir, persimpangan atau muara sungai.

“Konsentrasi pemukiman penduduk yang kuat dan besar kerap kali diiringi dengan penguasaan ekonomi dan perdagangan sungainya, lalu menjelma pusat-pusat keraton baru” ujar Mohamad Idwar Saleh.

Baca Juga:  Info Penambahan Formasi CPNS Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat 2014

Adanya hubungan ini bisa dibuktikan dengan keberadaan toponim Murung Keraton (murung artinya sungai), yang kini menjadi sebuah kelurahan di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.

Menurut Sunarningsih dalam “Martapura Kota Intan; Martapura Darussalam” di jurnal Naditira Widya Vol. 1 No. 2 2007, Murung Keraton menjadi petunjuk bahwa dulunya wilayah keraton berada di sekitar Kampung Keraton Batuah sampai ke wilayah sungai yang saat ini berada di samping pasar.

“Aktivitas pasar pada masa lalu juga mengambil posisi di sepanjang Sungai Martapura. Pada saat transportasi masih mengandalkan sungai, pasar yang ada pun juga berada di sungai. Aktivitas pasar terapung tersebut masih dapat kita lihat hingga saat ini di daerah Lok Baintan dan Kuin,” kata Sunarningsih.

Ramai Ketika Fajar Tiba

Ingin melihat bagaimana ramainya para penjual dan pembeli saling bertransaksi di Pasar Terapung Banjarmasin, datang saja ke kawasan ini sejak pagi buta. Kondisinya akan semakin ramai ketika musim panen tiba. Selain itu setiap Jum’at pasar terapung ini juga ramai dikunjungi orang-orang yang ingin berbelanja.

Selain buah-buahan dan sayur-sayuran, berbagai kue khas daerah setempat juga diperjualbelikan para pedagang. Ada juga sarapan berat dengan menu andalan soto banjar dan ketupat kadangan. Untuk mempermudah proses transaksi, masing-masing penjual biasanya menyediakan tongkat dengan pengait kawat agar perahu mereka bisa saling mendekat.

Baca Juga:  Muhammad Zirah, Semangat Sehatmu Menjadi Motivasi Diriku
Jembatan Selamat Datang di Kawasan Pasar Terapung Lok Bintan
Image: IndonesiaKaya.Com

Setelah bertahan ratusan tahun, Pasar Terapung Muara Kuin sempat “tenggelam”. Laju pembangunan yang berorientasi ke darat jadi salah satu penyebabnya. Hingga akhirnya pada awal 2020, pasar terapung tersebut “hidup kembali”.

Menurut informasi dari laman Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemerintah Kota Banjarmasin, bila dahulu letak pasar berada di kawasan dermaga penyeberangan Alalak, kini lokasinya sedikit lebih mudah dijangkau, yakni di siring depan Makam Sultan Suriansyah.

Pergeseran letaknya yang sekarang berada persis antara daerah Kuin dan daerah Alalak, Kecamatan Banjarmasin Utara membuat nama pasar terapung ini berubah menjadi Pasar Terapung Kuin Alalak. Pasar Terapung Kuin Alalak dibuka setiap hari Sabtu dan Minggu pagi.

Diantara ketiga lokasi Pasar Terapung Banjarmasin ini, paling ramai di Pasar Terapung Lok Baintan. Setiap harinya ratusan jukung berkumpul disini untuk menjajakan aneka kebutuhan sehari-hari. Selain dari Lok Baintan, para pedagang datang dari beberapa kampung yang tersebar tak jauh dari anak Sungai Martapura seperti Sungai Paku Alam, Sungai Lenge, Sunga Saka Bunut, Sungai Tanifah, Sungai Madang, dan Sungai Lenge.

Bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin berkunjung ke salah satu kawasan wisata menarik di Kalimantan Selatan ini bisa langsung datang dan menyewa jukung di sekitaran Sungai Martapura. Tentunya akan menjadi pengalaman tidak terlupakan karena Anda akan menyusuri sungai sambil berbelanja di Pasar Terapung Banjarmasin.

Tulisan lain mengenai Pasar Terapung Banjarmasin juga bisa dibaca di blog miliknya Mbak Siti Nurjanah Lifestyle Blogger yang berasal dari DKI Jakarta. (DW)

Artikel Lainnya

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More