Relawan TIK Perkenalkan 4 Tahap Digitalisasi UMKM ke Ibu PKK Desa Pasak Sungai Ambawang
Simak bagaimana Relawan TIK Indonesia memperkenalkan 4 Tahap Digitalisasi UMKM kepada mahasiswa STEI Abdussalam dan ibu-ibu PKK Desa Pasak, Sungai Ambawang.
BloggerBorneo.com – Dalam upaya mempercepat transformasi digital di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), saya berkesempatan menyampaikan materi bertema “Peluang UMKM Digital” di hadapan para peserta.
Pada kesempatan ini, pihak STEI Abdussalam sebagai penyelenggara kegiatan mengundang para mahasiswa/i STEI Abdussalam dan ibu-ibu PKK Desa Pasak, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.
Relawan TIK Perkenalkan 4 Tahap Digitalisasi UMKM
Selama satu jam sesi interaktif, saya memperkenalkan konsep UMKM Digital sebagai solusi adaptif di era ekonomi digital. UMKM bukan hanya perlu bertahan, tetapi juga tumbuh dan berkembang melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Saya hadir membawa semangat dari Relawan TIK Indonesia, organisasi yang konsisten mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi digital di semua lapisan.
Apa itu UMKM Digital?
UMKM Digital bukan sekadar usaha kecil yang memiliki akun media sosial. UMKM Digital adalah mereka yang mengintegrasikan teknologi digital ke dalam aktivitas bisnis mereka—mulai dari pemasaran, transaksi, hingga pengelolaan operasional.
Saya menjelaskan bahwa transformasi UMKM ke arah digital tidak bisa instan. Diperlukan tahapan yang sistematis agar pelaku usaha tidak hanya mengikuti tren, tetapi benar-benar memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Empat Tahap Digitalisasi UMKM
Dalam sesi ini, saya memperkenalkan empat tahap digitalisasi UMKM yang bisa diterapkan oleh siapa saja, bahkan oleh ibu rumah tangga sekalipun:
-
Digital Presence
Tahap awal ini adalah tentang eksistensi digital. Mulai dari membuat akun media sosial usaha, mendaftarkan bisnis di Google Maps, hingga membuat profil usaha di marketplace. Tujuannya adalah agar usaha mudah ditemukan secara online. -
Digital Transaction
Di tahap ini, UMKM mulai melakukan transaksi secara digital, seperti menerima pembayaran QRIS, menyediakan katalog online, dan memanfaatkan e-commerce untuk menjual produk. -
Digital Operation
Pada fase ini, pelaku usaha mulai mengintegrasikan teknologi untuk efisiensi operasional. Contohnya menggunakan aplikasi pembukuan digital, sistem kasir online (POS), hingga pengelolaan stok berbasis aplikasi. -
Digital Growth
Ini adalah fase lanjutan untuk mendorong pertumbuhan skala bisnis. Pelaku UMKM mulai memahami analitik digital, memanfaatkan strategi pemasaran berbayar, hingga mempelajari SEO dan algoritma media sosial untuk meningkatkan jangkauan.

Step by Step Memulai Usaha dari 1
Banyak peserta, terutama ibu-ibu PKK, menyampaikan pertanyaan: “Kalau saya belum punya usaha, bagaimana saya bisa memulai?”
Berikut ini saya paparkan secara sederhana langkah-langkah memulai usaha dari nol:
-
Temukan Ide Usaha yang Relevan
Pilih usaha yang dekat dengan keseharian Anda. Misalnya, jika Anda pandai memasak, mulailah dari usaha kuliner rumahan. -
Tentukan Target Pasar
Siapa yang akan membeli produk Anda? Mahasiswa, tetangga sekitar, atau pelanggan online? Memahami target pasar akan menentukan cara Anda menjual. -
Siapkan Produk atau Layanan Sederhana
Tidak perlu langsung banyak. Cukup 1–2 produk unggulan dulu. Yang penting adalah kualitas dan keunikan. -
Hitung Modal dan Rencana Keuangan Dasar
Catat kebutuhan modal awal: bahan baku, alat, kemasan, promosi. Gunakan buku catatan atau aplikasi pembukuan sederhana. -
Mulai Promosi dari Lingkaran Terdekat
Gunakan WhatsApp, status Facebook, dan grup RT/RW. Minta testimoni dari pelanggan awal. -
Gunakan Platform Digital Gratis
Buat akun Instagram bisnis, daftar Google Maps, atau buat toko di marketplace seperti Shopee atau Tokopedia. Jangan takut mencoba. -
Belajar dari UMKM Lain
Ikuti pelatihan, tonton video edukatif di YouTube, dan gabung komunitas seperti Relawan TIK atau UMKM lokal. -
Siap Gagal, Siap Bangkit
Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Pantang menyerah adalah kunci pelaku UMKM sukses.
Antusiasme Peserta dan Harapan ke Depan
Antusiasme dari peserta, baik dari kalangan mahasiswa maupun ibu-ibu PKK, begitu terasa. Banyak yang mengaku belum memahami bahwa membuka toko online bukanlah akhir dari digitalisasi, tetapi justru awal dari sebuah proses panjang.

Saya juga memberikan beberapa contoh UMKM lokal yang berhasil naik kelas karena mampu memanfaatkan teknologi secara bijak. Selain itu, saya menekankan pentingnya kolaborasi komunitas digital seperti Relawan TIK untuk terus mendampingi proses transformasi ini.
Penutup
Melalui kegiatan ini, saya semakin percaya bahwa literasi digital bukan hanya milik kaum muda, tetapi harus menjadi milik semua orang.
Dengan membekali UMKM—baik yang baru tumbuh maupun yang sudah berjalan—dengan pemahaman digital yang benar, maka kita turut mendorong pertumbuhan ekonomi desa dan daerah secara berkelanjutan.
Saya berharap kegiatan serupa bisa terus digalakkan di berbagai desa lainnya. Karena transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang memanusiakan teknologi agar benar-benar bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. (DW)