TOPIK UTAMA
Sate Klathak Pak Jede
Bermula dari undangan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme untuk mengikuti kegiatan peresmian sekaligus peluncuran secara resmi Portal Komunitas Damai Indonesia, Blogger Borneo mencoba untuk menyempatkan waktu untuk mencicipi kuliner khas ini ketika kegiatan telah berakhir.
Sebelum melanjutkan tulisan ini, tidak lupa Blogger Borneo ucapkan terima kasih banyak kepada Mas Bro Radian Dewantoro yang telah berkenan untuk meluangkan waktunya menjemput sekaligus menjamu Blogger Borneo ke Sate Klathak Pak Jede Yogyakarta. Semoga rejeki antum dan keluarga makin lancar dan berkah ya, amin…
Makanan Favorit Founder NBC
Jujur, nama Sate Klathak sebenarnya baru Blogger Borneo dengar ketika teman-teman dari komunitas Nasional Boot Camp (NBC), terutama Mas Keke yang merupakan salah seorang founder NBC sering membuat status “Ngelathak Sik…” di media sosialnya setiap berkunjung ke Yogyakarta.
Sebagai salah seorang blogger yang doyan makan dan suka membuat tulisan-tulisan mengenai lokasi kuliner khas di suatu daerah, tentu saja kemunculan status-status seperti itu memunculkan rasa penasaran tersendiri untuk bisa mencicipinya.
Oleh karena itu, begitu mendapat kesempatan untuk berkunjung ke kota gudeg, Blogger Borneo langsung menjadikan Sate Klathak Pak Jede Yogyakarta sebagai salah satu target kunjungan. 😀
Begitu agenda kegiatan hari pertama selesai dilaksanakan, sekitar jam 5 lewat Mas Bro Radian Dewantoro menjemput Blogger Borneo di lokasi penyelenggaraan kegiatan. Dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar 30 menitan untuk mencapai lokasi Sate Klathak Pak Jede yang terletak di Jalan Nologaten 46 Depok Sleman Yogyakarta.
Sebuah spanduk besar bertuliskan Sate Klathak Pak Jede Khas Jejeran langsung terpampang jelas begitu Blogger Borneo tiba di lokasi kuliner tersebut. Jika selama ini kita sering mendengar bahwa kuliner khas Yogyakarta adalah Gudeg, belakangan ini keberadaan akan Sate Klathak Pak Jede mulai bisa disetarakan sebagai salah satu ikon kuliner khas Yogyakarta.
Sejarah Sate Klathak
Menurut informasi yang Blogger Borneo peroleh, ada beberapa pemahaman mengenai munculnya istilah Sate Klathak ini. Untuk pemahaman yang pertama, istilah Sate Klathak muncul pertama kali dari warga sekitar daerah Jejeran sebagai penyebutan untuk daging kambing yang dibumbui garam krosok (garam laut kasar) dan kemudian dipanggang diatas bara api yang cukup panas.
Sedangkan pada pemahaman kedua, istilah Sate Klathak muncul dari suara “klathak-klathak” yang terdengar ketika proses pembakaran daging kambing sedang berlangsung. Nah, untuk pemahaman ketiga, istilah Sate Klathak diambil dari suara buah-buah melinjo yang berjatuhan ke atap tempat para pedagang di pasar Jejeran.
Meski memiliki sejarah penamaan yang berbeda berdasarkan masing-masing pemahaman, Sate Klathak tetap memiliki satu keunikan yaitu menggunakan batang besi lidi-lidi roda sepeda sebagai penusuk daging kambingnya.
Menurut salah seorang karyawan Sate Klathak Pak Jede, dengan menggunakan batang besi tersebut proses pembakaran daging kambing dapat lebih cepat dan merata. Batang besi yang digunakan sendiri merupakan barang baru, bukan barang bekas hasil pungutan dari bengkel-bengkel sepeda di Yogyakarta.
Jadi kawan-kawan tidak perlu kuatir dengan kualitas rasa dan higienis makanannya ya. Dijamin aman, nyaman, dan maknyosssssss…
Bermula dari Pasar Jejeran
Sate Klathak mulai dijajakan di sekitar pasar Jejeran, Imogiri pada tahun 1960-an. Pada saat itu, beberapa nama pedagang Sate Klathak yang cukup dikenal, antara lain: Mbah Cupet, Mbah Ambyah, dan Mbah Umar. Seiring perkembangan jaman, Sate Klathak mulai menggunakan bumbu-bumbu spesial tambahan sehingga citarasanya lebih bervariasi.
Dalam memberikan pelayanan kepada para pelangganya, Sate Klathak Pak Jede Yogyakarta menawarkan konsep suasana warung sate tradisional yang otentik namun dengan interior lebih luas, lebih bersih, lebih aman, lebih nyaman, dan berada di lokasi cukup strategis sehingga bisa dijangkau lebih mudah. Mengenai harga, jangan kuatir. Semua menu yang tersedia ada di kisaran harga 15-25 ribu saja.
Lokasi ruangan yang dimiliki mampu menampung hingga kurang lebih 150 orang. Untuk areal parkir bisa menampung hingga kurang lebih 12 mobil dan 20 motor. Selain itu, para pelanggan tidak perlu kuatir untuk ketinggalan waktu sholat karena Sate Klathak Pak Jede Yogyakarta juga menyediakan mushola di bagian belakang bangunan utama.
Menyediakan Menu Lain
Selain menyediakan menu Sate Klathak yang cukup khas dan terkenal, Pak Jede juga menyediakan beberapa jenis sajian lain yang tak kalah nikmatnya. Beberapa menu sajian lain tersebut, antara lain: Tongseng, Kicik, Lelung, Gulai Jeroan, Tengkleng, dan Nasi Goreng Kambing.
Sekarang gimana??? Apakah tulisan ini sudah cukup menggugah insting makan serta rasa penasaran kawan-kawan sekalian??? Jika suatu saat ada kesempatan untuk datang dan berkunjung ke Yogyakarta, jangan lupa untuk singgah ke Sate Klathak Pak Jede Yogyakarta.
Untuk lebih mempermudah kawan-kawan mencapai lokasi, berikut Blogger Borneo berikan denah lokasi yang diperoleh langsung dari blognya. Selamat berkunjung dan menikmati… (DW)
Denah Lokasi