Tanjak Melayu Pontianak, Aksesoris Khas Budaya Negeri Khatulistiwa
Fenomena semakin banyaknya para pengguna Tanjak Melayu Pontianak yang eksis di halaman media sosialnya menunjukkan bahwa salah satu aksesoris khas Negeri Khatulistiwa ini makin diminati oleh semua kalangan terutama kaum milenial.
Tanjak Melayu Pontianak
Secara definisi, yang dimaksud dengan Tanjak adalah kain yang dililitkan di kepala khas budaya Melayu. Tanjak ini ibarat blangkon bagi orang jawa. Tanjak dibuat dengan menggunakan kain songket atau kain tenun yang dilipat lipat dan diikat dengan gaya tertentu.
Menurut informasi dilansir dari laman https://kebudayaan.kemdikbud.go.id, Sabtu (01/12/2018), pada proses voting yang dilakukan melalui pesan singkat (SMS) dari tanggal 1 Juni hingga 31 Oktober 2018, Tanjak yang merupakan penutup kepala khas Melayu akhirnya terpilih sebagai Cinderamata Terpopuler versi Anugerah Pesona Indonesia (API).
Tanjak ini dasar utamanya ada dua yaitu pertama Dilipat dan Kedua Disimpul. Dari selembar kain segi 4 berukuran 1 meter per segi, dilipat menjadi bujur sangkar, atau dibagi 2 menjadi segi tiga kemudian barulah digunakan seni melipat dan menyimpul sehingga nampaklah wujud sebuah tanjak.
Pada jaman dahulu, ikat kepala ini biasa digunakan para oleh bangsawan atau raja-raja Melayu. Akan tetapi, seiring hadirnya tren fashion barat yang menjadi kiblat masyarakat Indonesia, maka penggunaan Tanjak Melayu Pontianak ini semakin dilupakan.
Nah, semakin majunya teknologi informasi saat sekarang ini sudah seharusnya dapat menjadi faktor pendukung bangkitnya kembali peradaban budaya yang dulu pernah dijunjung tinggi. Keberadaan marketplace dimana-mana sebagai salah satu dampak perkembangan tersebut dapat menjadi pemantik munculnya kembali Tanjak Melayu Pontianak.
Peluang Bisnis Baru
Selain itu, semakin banyaknya event-event baik itu sifatnya formal maupun non formal yang diselenggarakan di kota Pontianak juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung berkembangnya industri kreatif bidang Kerajinan Tangan atau Kriya dimana produk-produk khas daerah bisa dijadikan sebagai cinderamata atau suvenir yang diberikan kepada para tamu undangan yang hadir.
Jika diperhatikan, sebenarnya untuk produk-produk unik dan khas seperti Tanjak Melayu Pontianak, memiliki potensi pasar yang cukup tinggi terutama keluar negeri. Dan dari sudut pandang bisnis, seharusnya bidang usaha kriya ini dapat menjadi peluang bisnis Pontianak baru bagi para generasi Zaman Now.
Di satu sisi, unsur unik dan kreatifnya terpenuhi. Sedangkan di sisi lain, teknologi digital sudah semakin mempermudah akses dan jejaring pemasaran. Sekarang tinggal bagaimana mengkoneksikan semua unsur yang memiliki keterkaitan dan saling mendukung, dan juga tetap dibutuhkan dukungan khusus dari Pemerintah Daerah setempat.
Mempertahankan Tradisi
Dalam budaya nusantara sangat banyak pakaian adat yang menggunakan ikat atau penutup kepala pada pakaian prianya. Seperti Suku Jawa dengan “Blangkon”. Lalu pada suku sunda biasa disebut “Toopong, sudeng atau iket”.
Begitu juga pada masyarakat bali. Pada suku sasak di lombok juga mengenal ikat kepala ini dengan nama ” apuk“. Begitu juga dengan suku baduy yang sering kita lihat juga menggunakan ikat kepala sejenisnya.
Tanjak ini membuktikan identitas suatu budaya, begitu banyak suku di nusantara ini menggunakanya dengan bentuk dan nama yang berbeda beda. Itu semua untuk menunjukan identitas budaya dan adat mereka sendiri.
Sebagai warga negara yang berbangsa dan berbudaya, mari kita lestarikan Tanjak ini dengan menunjukan pembuatan dan penggunaan tanjak yang benar sesuai kaidah budaya serta adat-istiadat kita masing-masing.
Nah, bagi yang berminat untuk membeli Tanjak Melayu Pontianak dapat langsung produsennya atas nama Endha dengan nomor WA 0856-5236-6320. Atau dapat juga berkunjung ke rumah produksinya yang terletak di Jalan Tanjung Raya 2 No.3 (Masuk Jalan Tani).
Referensi:
- https://bebudayamelayu.wordpress.com/2018/04/05/tanjak-melayu-riau-pesisir/