Tutup Iklan Ini
Blogger Trader TPFx Borneo
TPFx Pontianak
Opini

Trading for Living: Jalan Hidup Setelah Satu Dekade Blogging

×

Trading for Living: Jalan Hidup Setelah Satu Dekade Blogging

Sebarkan artikel ini
Trading for Living
Image: ChatGPT
Zahir Accounting Online

BloggerBorneo.com – Setelah lebih dari sepuluh tahun menapaki dunia blogging, saya bisa dengan yakin mengatakan bahwa menulis telah membentuk siapa saya hari ini.

Dari sekadar mengisi waktu luang, blog berubah menjadi portofolio digital, ladang penghasilan, dan bahkan identitas saya di dunia maya.

Hidup yang Berubah, Tapi Prinsip Tetap Sama

Namun seiring perjalanan waktu yang terus berjalan, algoritma juga terus mengalami perubahan sehingga dunia digital pun tak lagi sama seperti dulu.

Kini, saya menjalani keseharian yang mungkin cukup berbeda dibandingkan satu dekade silam.

Kalau dulu saya menghabiskan pagi dengan menyeduh kopi lalu membalas komentar pembaca atau menyusun editorial blog, sekarang saya membuka laptop bukan untuk menulis artikel, melainkan untuk melihat chart dan melakukan analisis teknikal pasar.

Dunia saya telah bergeser ke satu bidang baru: trading — lebih spesifik lagi, trading for living.

Apa yang membuat seorang blogger “beralih haluan” ke dunia trading? Apakah ini sebuah pelarian? Atau justru evolusi yang alami?

Mari saya ceritakan bagaimana saya sampai di titik ini, dan mengapa “trading for living” kini menjadi jalan hidup yang saya pilih.

Dari Blog ke Chart – Proses yang Tidak Instan

Saya tidak tiba-tiba menjadi seorang trader. Perjalanan ini adalah hasil dari pengamatan, pencarian makna baru, dan tentu saja, kebutuhan untuk tetap berkembang di era digital yang kian kompetitif.

Seiring semakin berkurangnya pendapatan dari blogging — akibat turunnya trafik organik, naiknya biaya iklan, dan ketatnya persaingan konten — saya mulai mencari sumber pendapatan alternatif.

Awalnya, saya skeptis terhadap dunia trading. Gambaran tentang pasar yang penuh risiko dan kerugian besar membayangi pikiran.

Baca Juga:  Beberapa Tips Hijau untuk Usaha Kecil dan Menengah

Namun setelah mencoba belajar perlahan, mulai dari akun demo, membaca buku-buku tentang analisis teknikal dan fundamental, hingga mengikuti pelatihan daring.

Saya mulai menyadari bahwa trading bukan soal keberuntungan, tapi soal disiplin, strategi, dan kontrol emosi — prinsip-prinsip yang tak jauh berbeda dari dunia blogging profesional.

Satu hal yang menarik, ternyata banyak keterampilan blogging yang bisa ditransfer ke dunia trading:

  • Manajemen waktu: Saat mengelola blog, saya terbiasa bekerja dengan deadline dan mengatur waktu produktif. Dalam trading, waktu juga sangat penting, terutama dalam membaca momentum pasar.
  • Kemampuan analisis: Seperti saat menganalisis tren pembaca dan keyword, saya sekarang menganalisis grafik dan indikator.
  • Ketekunan belajar: Dunia digital selalu berubah, dan begitu pula dunia pasar. Keduanya membutuhkan pembelajar seumur hidup.

Trading for Living, Bukan Trading for Main-main

Banyak orang yang tertarik trading karena ingin cepat kaya. Sayangnya, pendekatan seperti ini biasanya justru membuat mereka cepat bangkrut.

Saya memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda: trading sebagai gaya hidup, bukan sebagai spekulasi iseng.

Trading for Living” bukan sekadar jargon. Ini adalah komitmen untuk memperlakukan aktivitas trading seperti sebuah profesi. Bagi saya, prinsip utamanya ada lima:

1. Disiplin adalah segalanya

Saya memiliki jadwal trading yang ketat. Saya hanya masuk pasar pada jam-jam tertentu yang sesuai dengan strategi saya, dan tidak akan memaksakan transaksi jika sinyal belum terbentuk.

2. Modal kecil, risiko terkendali

Saya memulai dengan modal kecil, dan membatasi risiko per transaksi tidak lebih dari 1–2% dari total modal. Dengan cara ini, saya bisa bertahan lama dan menghindari stres berlebih.

Baca Juga:  Kontes SEO Hidup Seorang Blogger

3. Edukasi berkelanjutan

Setiap minggu saya menyisihkan waktu untuk belajar hal baru — baik itu strategi baru, evaluasi hasil trading minggu sebelumnya, maupun mengikuti komunitas trader.

4. Tidak serakah

Sama seperti dunia blogging yang mengajarkan saya pentingnya kesabaran dalam membangun audiens, dalam trading pun saya belajar untuk tidak mengejar hasil instan.

Profit kecil tapi konsisten jauh lebih berharga daripada sekali untung besar lalu rugi besar.

5. Emosi adalah musuh

Setelah puluhan kali merugi karena keputusan impulsif, saya akhirnya benar-benar menyadari bahwa mengendalikan emosi adalah kunci utama dari kesuksesan seorang trader.

Tips Memulai Trading for Living Bagi Blogger atau Freelancer

Bagi Anda yang mungkin mengalami hal serupa — penurunan penghasilan dari dunia blogging atau digital kreatif — dan sedang mempertimbangkan untuk terjun ke dunia trading.

Berikut ini beberapa langkah yang saya rekomendasikan:

1. Jangan langsung deposit

Mulailah dengan akun demo. Pelajari platformnya, pahami cara kerja order, SL/TP, dan analisis teknikal.

2. Pahami satu instrumen terlebih dahulu

Jangan langsung mencoba banyak pasar sekaligus. Saya memulai dengan trading forex (pasangan EUR/USD) sebelum akhirnya mencoba saham dan kripto.

3. Buat jurnal trading

Catat semua transaksi Anda: mengapa Anda entry, di mana Anda pasang SL, bagaimana hasilnya, dan pelajaran apa yang bisa dipetik. Ini mirip seperti menulis blog harian — tapi fokus pada pengembangan strategi dan pengendalian diri.

4. Jangan trading dengan uang kebutuhan hidup

Gunakan dana dingin. Trading for living bukan berarti langsung hidup dari trading di bulan pertama, tapi perlahan membangun keterampilan dan stabilitas hingga bisa menjadikannya sumber penghasilan utama.

Baca Juga:  Zaman Kemelekan Spiritual Anak Muda Kota Pontianak

5. Bangun komunitas

Seperti halnya komunitas blogger, komunitas trader pun penting. Saya banyak belajar dari diskusi di grup Telegram dan forum-forum seperti TradingView. Berbagi pengalaman dan mendapat feedback membuat proses belajar jadi lebih menyenangkan.

Penutup

Trading dan blogging ternyata punya satu kesamaan: keduanya adalah bentuk kebebasan berekspresi dan mengelola hidup dengan cara kita sendiri.

Jika blogging adalah cara saya menyalurkan ide dan membangun koneksi dengan audiens, maka trading adalah cara saya mengelola risiko dan meraih kemandirian finansial dengan disiplin.

Saya tidak pernah menyesali perjalanan sepuluh tahun sebagai blogger — justru dari sanalah saya belajar banyak hal yang kini saya bawa ke dunia trading.

Dan meskipun kini saya lebih sering berkutat dengan candlestick daripada CMS, dunia blogging tetap akan selalu punya tempat di hati saya.

Trading for Living bukanlah akhir dari perjalanan saya sebagai seorang kreator digital. Ini hanyalah babak baru, di mana saya bisa tetap menjadi diri sendiri, tetap belajar, dan tetap tumbuh — seperti halnya saat pertama kali menulis postingan blog satu dekade silam.

Kalau kamu seorang blogger atau freelancer digital yang sedang mencari “jalan baru”, mungkin inilah saatnya melirik dunia trading. Bukan untuk cepat kaya, tapi untuk membangun kemandirian finansial secara berkelanjutan.

Kalau kamu punya pertanyaan soal langkah awal trading atau ingin diskusi seputar trading plan, feel free tinggalkan komentar atau DM saya di nomor whatsapp ini.

Kita belajar bareng — karena sejatinya, kita semua adalah trader dalam hidup ini. 🧠📈 (DW)

Follow BloggerBorneo.com @Google News

Program Toko iPOS 5

Blog Partner