TOPIK UTAMA
Transformasi Pos Indonesia
Pos Indonesia, sepertinya nama ini sempat menjadi bagian dari kehidupan Generasi Baby Boomers dan Millenial dimana sistem komunikasi pada saat itu masih bersifat konvensional menggunakan surat atau kartu pos. Blogger Borneo masih ingat dimana pada saat masih duduk di bangku SD sering mengirim jawaban kuis berhadiah melalui kartu pos.
Seiring perjalanan waktu dimana teknologi digital telah merasuk hampir ke seluruh sendi-sendi kehidupan manusia, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang layanan kurir dan jasa pengiriman keuangan ini sepertinya tampak mulai ketinggalan dengan pergerakan dari perusahaan-perusahaan startup berbasis digital yang gerakannya sangat cepat dalam melakukan penetrasi pasar.
Di tahun 2021, Pos Indonesia ternyata mulai menyadari akan “kelebihan” yang dimiliki. Statusnya sebagai perusahaan negara yang sudah cukup lama beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia sampai ke daerah-daerah terpencil tentu saja meninggalkan jejak-jejak kejayaannya di masa lalu dalam bentuk aset dan potensi jangkauan area.
Dalam mengembangkan bisnis, sebuah perusahaan membutuhkan waktu dan investasi yang tidak sedikit untuk membangun aset dalam bentuk bangunan dan infrastruktur pendukung lainnya. Dan disini dapat dilihat bagaimana perusahaan negara dibawah naungan PT Pos Indonesia (Persero) ini sebenarnya sudah memiliki semua itu.
Platform Digital
Di triwulan pertama 2021, Pos Indonesia memperkenalkan untuk pertama kalinya mengenai keberadaan platform layanan digital kurir dan jasa keuangan baru kepada Menteri BUMN Erick Thohir. Ada 3 (tiga) layanan digital yang diperkenalkan, antara lain: PosAja!, PosPay, dan Pos Migran Indonesia.
Dari ketiga platform layanan digital kuris dan jasa keuangan tersebut, layanan Pos Migran Indonesia diluncurkan secara resmi pada hari Selasa (06/04/2021). Sedangkan platform layanan digital PosAja! dan PosPay baru diluncurkan pada tanggal 26 Agustus 2021, bertepatan dengan peringatan Ulang Tahun Pos Indonesia ke-275.
Seperti dikutip dari laman katadata.co.id, Sabtu (11/09/2021) Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menjelaskan bahwa semua platform layanan digital yang diluncurkan PT Pos Indonesia (Persero) adalah bentuk komitmen dari perseroan untuk menghadirkan layanan prima kepada masyarakat, sesuai dengan perkembangan teknologi dan keuangan saat ini.
“PosPay sangat tepat menjadi sarana Digital Financial Inclusion (inklusi keuangan digital), karena dalam penggunaannya PosPay membantu pedagang kecil dan masyarakat yang tidak memiliki rekening bank dapat melakukan transaksi seperti perbankan,” demikian ujarnya.
Layanan Keuangan Digital
Faizal menambahkan untuk saat ini sudah banyak layanan keuangan digital yang dapat dinikmati oleh para pengguna PosPay. Beberapa diantaranya seperti layanan transaksi pembayaran berbagai macam tagihan, transaksi Q-RIS, transfer dana rekening giro pos ke berbagai rekening bank hingga 50 juta rupiah per hari.
Selain itu, para pengguna juga bisa mengirimkan wesel pos kepada penerima yang tidak memiliki rekening bank dan dengan saldo yang tidak terbatas. PosPay juga menyediakan layanan syariah, seperti: Zakat, Infaq, Shodaqoh, Wakaf dan Qurban, Semua layanan ini tanpa biaya administrasi bulanan maupun bunga atas dana simpanan.
Demi memberikan layanan maksimal kepada para penggunanya, PosPay juga menyediakan menu pembayaran pajak sebagai bentuk dukungan bagi pembangunan Indonesia. Layanan PosPay bahkan dapat menjangkau kebutuhan para Pekerja Migran Indonesia untuk melakukan proses transaksi keuangan dari luar negeri untuk kebutuhan transaksi yang ada di dalam negeri.
Layanan Digital Kurir
Peluncuran platform layanan digital kurir dan keuangan baru dari Pos Indonesia ini mendapat apresiasi positif dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Menurutnya, kehadiran tiga platform layanan digital tersebut mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat selaku pelanggan.
Di saat penerapan kebijakan pemberlakuan pembatasan sosial sebagai dampak dari kondisi pandemi Covid 19 diberlakukan ketat saat ini, Pos Indonesia sudah seharusnya hadir untuk memberikan kemudahan layanan dan kepada pelanggan. Tak dapat dipungkiri, kondisi pandemi Covid-19 telah “memaksa” masyarakat untuk menggeser aktivitasnya dari konvensional ke serba digital.
“Saya kira ini adalah sesuatu yang baik bagi PT Pos Indonesia (Persero) untuk terus memperkuat infrastruktur digital,” kata Erick menambahkan.
Erick pun berpesan kepada jajaran direksi mengenai pentingnya transformasi Pos Indonesia sebagai perusahaan negara yang menjadi ujung tombak terdepan dalam melayani rakyat Indonesia. Dan konsekuensi dari hal ini adalah ketika kita bicara mengenai pelayanan atau service, maka yang terdepan adalah Pos Indonesia.
Kinerja Keuangan Pos Indonesia
Menjadi Pusat Distribusi E-Commerce
Melihat keberadaan seluruh aset Pos Indonesia yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, Erick menganggap ini sebagai potensi yang bisa sebagai pusat distribusi e-commerce. Dirinya merasa dengan potensi yang dimiliki oleh Pos Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sentral distribusi bagi e-commerce,
Menurutnya, titik-titik lokasi aset Pos Indonesia sangat luar biasa besar, luas dan strategis. Aset-aset tersebut dan memiliki keunggulan sebagai sentral distribusi dengan titik tercepat dan terdekat. Jika ditotal untuk saat ini PT Pos Indonesia (Perser0) memiliki sekitar 24 ribu titik layanan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Semua aset ini telah menjangkau seluruh kota dan kabupaten, hampir 100% kecamatan dan 42% kelurahan/desa. Untuk area sudah menjangkau 940 lokasi terpencil di Tanah Air dimana seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 kantor pos online.
Semua jaringan kantor pos online ini sudah dilengkapi dengan teknologi electronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik ini terhubung satu sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah proses kiriman pos, sehingga tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat. (DW)