Menjadi seorang survivor kanker tidaklah mudah. Walaupun terlihat kuat dan selalu tersenyum, tetapi di baliknya ada perjuangan yang tidak kenal henti menaklukkan kanker. Ada pula yang terus beraktifitas namun harus menahan rasa sakit dan nyeri setiap saat.
Belum lagi harus berusaha mengelola emosi dan mengatur diri agar tidak mudah stress dan down. Ya, kanker menjadi lebih leluasa dalam tubuh saat down dan emosi tidak stabil.
Seandainya ada saudara, teman, keluarga yang tervonis kanker, bantulah dengan mendukung dan menyupport dia. Sebisa mungkin tidak membebani pikirannya secara berlebihan. Seorang pasien kanker selain harus berjuang menaklukan kanker, ia pun harus bisa menjaga perasaan dan emosinya lebih stabil. Dan itu tidak mudah.
Seandainya memang tidak bisa mendukung atau menyupportnya, lebih baik diam saja. Itu lebih baik, daripada membebaninya dengan berbagai hal.
Dua tahun lalu, tepatnya pada tanggal 4 Juni 2015, status diatas ditulis oleh Mbak Tri Wahyuni Zuhri di dinding halaman media sosial facebooknya. Beberapa hari lalu, status ini kembali dibagikan lagi oleh Mbak Yayuk, demikian dirinya akrab dipanggil oleh para sahabatnya melalui fitur share memory facebook. Siapa yang bakal mengira, beberapa hari kemudian, tepatnya menjelang malam 10 Ramadhan 1438 Hijriah terakhir Mbak Yayuk dipanggil Allah SWT. Semoga Almarhumah diberikan kemudahan dan ketenangan di alam sana dan semua amal ibadah dan aktivitas sosial yang telah dilakukannya akan menjadi amal jariah bagi dirinya sampai hari akhir nanti. Amin…
Siapakah Tri Wahyuni Zuhri?
Jika ditanya apakah Blogger Borneo mengenal sosok Mbak Yayuk secara dekat, maka jawabannya adalah tidak. Justru Blogger Borneo baru membaca informasi mengenai meninggalnya Almarhumah secara tidak sengaja dari status salah seorang sahabat facebook yang merupakan anggota dari Komunitas Blogger Perempuan (KBP). Setelah membaca hasil tulisan Almarhumah di halaman dinding media sosial dan blog miliknya yang beralamat di http://yunirahmat.blogspot.co.id/, Blogger Borneo baru mengenal sosoknya dan apa yang telah dilakukannya selama ini. Meski sampai detik ini belum pernah bertemu dan mengenalnya secara personal, tapi Blogger Borneo yakin Mbak Yayuk merupakan orang yang sangat baik.
Gajah Mati Meninggalkan Gading, Manusia Mati Meninggalkan Nama, Blogger Mati Meninggalkan Blognya. Entah sudah berapa kali Blogger Borneo melihat para sahabat Blogger yang terlebih dahulu meninggalkan alam fana ini. Alhamdulillah mereka semua memiliki blog-blog yang bermanfaat sehingga Insya Allah bisa terus menjadi salah satu sumber pahala tak terputus hingga hari akhir nanti. Amin…
Tetap Aktif Meski Kanker Stadium Lanjut Menggerogoti
Dalam salah satu buku hasil tulisannya yang berjudul “Kanker, Bukan Akhir Dunia” yang terbit pada tahun 2014 lalu, Blogger Borneo dapat melihat bagaimana Almarhumah tetap berusaha untuk tegar dalam menghadapi vonis kanker stadium lanjut yang secara perlahan terus menggerogoti dirinya. Meski kondisi kesehatannya bisa dianggap tidak stabil dan rentan, namun semangatnya untuk selalu berbagi informasi dan pengalaman terkait penyakit yang dideritanya mampu memberikan arti tersendiri bagi orang lain.
Sebagai seorang survivor kanker tiroid stadium lanjut, saya telah berjuang dan melakukan berbagai pengobatan tanpa lelah. Saya sadar, semua yang saya lakukan untuk menaklukan kanker, tergantung dari semangat, ikhtiar usaha serta doa. 🙂
Sepenggal kalimat diatas merupakan kutipan dari salah satu postingan blognya yang berjudul Aku dan Kanker. Di postingan ini Mbak Yayuk menceritakan secara garis besar mengenai isi buku “Kanker, Bukan Akhir Dunia” yang baru saja diterbitkan. Blogger Borneo tidak tahu apakah untuk saat ini buku tersebut masih bisa dipesan atau tidak.
Setelah kurang lebih dua tahun diterbitkannya buku tersebut, Almarhumah ternyata masih mampu untuk menyelesaikan sebuah buku lagi yang berjudul “Tentang Sebuah Rasa”. Buku ini baru dirilis secara resmi oleh Mbak Yayuk di dinding halaman facebooknya pada tanggal 18 April 2017.
Berikut merupakan kutipan status yang dibuat Almarhumah ketika menginformasikan bahwa buku ini sudah dapat dipesan secara online ke dirinya ataupun bisa juga melalui penerbit bukunya:
# SURVIVOR BERCERITA – Segera Terbit Buku “Tentang Sebuah Rasa”
Alhamdulillah, akhirnya dapat cover buku solo terbaru saya yang berjudul “Tentang Sebuah Rasa”. Buku ini berisi 11 cerpen pilihan yang saya tulis dan terangkum dengan dalam satu buku.
Buku ini memang terasa lebih spesial dari buku-buku saya sebelumnya. Selain bergenre fiksi, sebagian dari cerita di buku ini saya tulis pada saat-saat yang “luar biasa”. Luar biasa maksud saya, yaitu saat saya menulis buku ini sebagai seorang survivor kanker menjalani pengobatan atau terapi kanker.
Misalnya salah satu cerpen yang akhirnya saya selesaikan bertepatan saat opname di rumah sakit dengan tangan terinfus Atau adapula cerpen yang saya tulis di sela-sela merasakan efek kemoterapi yang cukup membuat hari-hari terasa berwarna
Ke sebelas cerpen di buku ini memang memiliki cita rasa berbeda dalam setiap ceritanya. Dimana saya bisa katakan, buku ini menampilkan sisi lain saya di genre fiksi.
Tidak mudah bagi saya yang lebih banyak bed rest karena pengobatan kanker untuk menyelesaikan buku kumpulan cerpen ini. Namun saya selalu berkeyakinan, setiap orang memiliki harapan dan impian dalam hidupnya.
Sebesar apapun masalah ataupun halangan yang hadir dalam hidup, tidak akan bisa memupuskan harapan dan impian kita. Tentu saja, asalkan kita terus berani, terus berusaha, terus percaya dan terus berdoa. Dan buku “Tentang Sebuah Rasa” ini hadir, merupakan wujud dari harapan dan impian saya. Dan saya yakinkan, tidak ada kata terlambat untuk mewujudkan sebuah impian.
Berminat untuk memiliki buku ini? Bisa hubungi saya langsung ya. Atau bisa nanti pesan langsung ke penerbitnya Penerbit Stiletto.
Mungkin diantara kawan-kawan ada yang berniat untuk meneruskan amal jariah bagi Almarhumah bisa membeli buku ini melalui penerbitnya, semoga apa yang kita lakukan dapat memberikan amal kebaikan di bulan penuh berkah ini. Amin… Amin… Ya Rabb… Beristirahat yang tenang ya Mbak Yayuk, terima kasih atas semua sharing pengalamannya selama ini. Al-Fatihaah… (DW)