BloggerBorneo.com – Sebagai perusahaan ternama yang sudah berpengalaman 20 tahun lebih dalam mengembangkan aplikasi bisnis khususnya aplikasi akuntansi dan stok, PT Zahir Internasional menunjukkan dedikasinya dengan memberikan dukungan sepenuhnya kepada para pelaku usaha kecil di DKI Jakarta yang bergabung dalam program OK OCE.
Bertempat di OK OCE Global Office, Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/04/2018), dilakukan penandatanganan kerjasama secara resmi antara PT. Zahir Internasional (Zahir) dengan Pemerintah DKI Jakarta.
Aplikasi Akuntansi GRATIS untuk UMKM OK OCE
Tampak Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, CEO Zahir Muhammad Ismail, dan Kelapa Dinas UMKM DKI Irwandi turut hadir dalam acara ini.
Menurut Sandi, aplikasi akuntansi yang diluncurkan oleh Zahir ini akan dapat semakin memudahkan para pelaku UMKM mengatur keuangan usaha mereka sehari-hari.
Selanjutnya, Sandi berharap para pelaku usaha kecil khususnya yang baru berkembang dan tergabung dalam grup OK OCE bisa mengatur keuangannya secara rapi dan rinci. Dengan adanya pencatatan yang rapi dan penyajian laporan keuangan yang mudah diakses, secara otomatis mereka bisa memenuhi tahapan P6.
Tahapan P6
Tahapan P6 adalah istilah dari salah satu tahapan yang harus dipenuhi warga peserta OKE OCE, yaitu: Pelaporan Keuangan.
Sebelum P6, ada 5 tahap lainnya yaitu: P1 (Pendaftaran), P2 (Pelatihan), P3 (Pendampingan), P4 (Perizinan) dan P5 (Pemasaran).
Nah, setelah keenam tahap tersebut selesai, barulah warga bisa menerima bantuan modal atau P7 (Permodalan).
Melalui aplikasi Zahir Simply yang dikembangkan oleh PT Zahir Internasional, para peserta OK OCE akan sangat terbantu untuk menghitung laba dan rugi usaha sebagai penentu besaran modal.
Aplikasi ini ini dapat diunduh gratis via handphone berbasis Android maupun iOS.
Kolaborasi dengan OK OCE
“Dengan kerjasama dan kolaborasi dari OK OCE kami sangat bersyukur dan ucapkan terimakasih kepada PT Zahir yang memberikan aplikasi ini secara cuma-cuma kepada para peserta gerakan OK OCE,” ucap Sandi.
“Terkadang para pelaku usaha kecil ini tidak sadar bahwa usahanya mengalami kerugian karena harus nombok. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki pencatatan keluar masuknya uang setiap harinya” demikian jelasnya.
Hingga saat ini Sandi menyebut sudah ada 27 ribu masyarakat yang telah mendaftar program OK OCE. Ia berharap setiap UMKM yang dibangun para peserta OK OCE dapat terus berkembang dengan memperbaiki sistem laporan keuangan mereka.
“Saat ini yang sudah tercatat sebanyak 27 ribu. Per hari ini itu yang sudah P1 (Pendaftaran). P6 (Pelaporan Keuangan) yang dilakukan usaha kecil menengah memulai usahanya, mudah-mudahan bisa membuatnya jadi UMKM Naik Kelas,” tutup Sandi. (DW)