Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Sepintar-pintar seseorang menyembunyikan kejahatannya, tetap nantinya akan ketahuan juga. Kedua pepatah ini cocok untuk menggambarkan kondisi ketika polisi berhasil menangkap sindikat pedagang daging oplosan yang telah beroperasi cukup lama.
Di penghujung tahun 2020 polisi berhasil membongkar sindikat pedagang daging oplosan yang setelah ditelusuri sudah beroperasional selama kurang lebih 40 tahun.
TOPIK UTAMA
Sindikat Pedagang Daging Oplosan
Tidak alang-alang, ketika dilakukan pemeriksaan ditemukan banyak sekali daging beku yang diimpor secara ilegal dari beberapa negara, seperti: China, Ukraina, Brazil dan Argentina.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa daging masuk dalam kategori komoditi yang laris manis karena jumlah demand lebih banyak daripada supply. Jadi mau berapapun jumlah daging di pasaran tetap akan habis diserap oleh masyarakat.
Menurut informasi dilansir dari laman detikfood, Kamis (24/12/2020) tertangkapnya sindikat pedagang daging oplosan ini berawal ketika beberapa petugas dari pemerintah, mampir ke salah satu gudang di Senai, Johor Bahru, Malaysia.
Setelah dilakukan pemeriksaan tentang status kepemilikan, gudang ini ternyata dimiliki oleh kartel atau sindikat terorganisir dan didalam gudang itu banyak ditemukan daging hewan beku. Daging hewan ini bukan berasal dari Malaysia, melainkan hasil impor ilegal dari China, Ukraina Brazil, dan Argentina.
Dalam gudang tersebut, pemerintah Malaysia menemukan bahwa ada lebih dari 1,500 ton daging beku yang akan dikemas ulang. Lengkap dengan label dan stiker halal untuk mengecoh pembeli. Daging oplosan ini kemudian dijual ke seluruh penjuru Malaysia. Tentu saja daging impor ini tidak memiliki sertifikasi halal.
Dokumen Perizinan Palsu
Menurut Saiful Yazan, perwakilan dari Malaysian Quarantine and Inspection Services (Maqis) menjelaskan bahwa sindikat ini membuat dokumen palsu, mulai dari surat pengiriman, sertifikasi halal, sampai bukti pembayaran palsu.
Setelah semua daging sampai di gudang, para pekerja di sana akan mulai mengemas kembali daging tersebut. Kemudian mereka menempelkan stiker halal, dan mencampurnya dengan beberapa daging yang benar-benar memiliki sertifikasi halal untuk mengecoh petugas berwenang.
Daging Halal Oplosan
Ada beberapa jenis daging ilegal yang masuk ke dalam gudang tersebut. Pertama ada daging sapi yang belum bersertifikasi halal. Kemudian ada daging sapi yang ternyata oplosan dari daging babi. Kemudian ada juga oplosan daging yang ternyata campuran dari daging kanguru. Serta daging kuda yang masuk ke dalam oplosan daging halal.
Potongan daging hewan seperti sapi, babi, kanguru dan kuda ini cukup mengkhawatirkan. Karena kebanyakan sindikat ini mengambil daging hewan berkualitas rendah. Bahkan banyak juga daging-daging hewan yang terbukti mengandung banyak bakteri dan penyakit. Karena harga daging-daging ini jauh lebih rendah.
Harga Lebih Murah
Para kartel membeli daging-daging hewan ilegal ini dengan harga setengah dari harga jual daging di pasaran. Setelah itu mereka kirim daging-daging ini lewat jalur laut dan diselundupkan ke gudang di Johor Bahru.
Sindikat pedagang daging halal oplosan ini memiliki jaringan sangat rapi, hal ini terbukti dari hasil penyelidikan polisi yang menyatakan mereka telah beroperasional selama 40 tahun. Kebanyakan kartel atau mafia yang terlibat dalam aktivitas perdagangan ilegal ini, lolos karena memiliki orang dalam yang melindungi aktivitas mereka.
Distributor Daging Beku Kalimantan Barat
Sekarang bagaimana dengan kondisi di Indonesia sendiri, khususnya di Kalimantan Barat?. Sepertinya masih cukup aman dan terkendali. Sebenarnya di Kalimantan Barat sendiri ada beberapa agen daging halal Pontianak yang menjual produk-produk daging kerbau dan sapi beku, tulangan sapi, lemak tetelan sapi, dan sejenisnya.
Sedangkan untuk pemain besarnya, salah satu perusahaan distributor daging beku di Kalimantan barat dan produsen hasil olahan daging yang cukup dikenal adalah Borneofood Indotama. Perusahaan ini berkantor pusat di Balai Karangan, Kabupaten Sanggau dan memiliki gudang penyimpanan berpendingin di Kabupaten Kubu Raya, tepatnya di Komplek Pergudangan Equator 2 Trans Kalimantan (DW)