Festival Meriam Karbit, Semangat Menjaga Tradisi Kota Pontianak

Sudah menjadi bagian dari tradisi di setiap bulan Ramadhan, apalagi seminggu menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga masyarakat di sepanjang pinggiran Sungai Kapuas mempersiapkan meriam-meriam andalan mereka untuk mengikuti Festival Meriam Karbit yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pontianak.

Image: Menpan.Go.Id

Di pelaksanaan kali ini, ada sekitar 295 meriam karbit yang akan ikut serta dalam Festival Meriam 2018. Tepat pada Kamis (14/06/2018) malam, kegiatan rutin tahunan yang oleh Pemerintah Kota Pontianak dijadikan sebagai salah satu agenda pariwisata dibuka oleh beberapa pejabat, antara lain: Pj Gubernur Kalbar Dodi Riyadmadji, Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono, Pjs Walikota Pontianak Mahmudah, dan Sultan Pontianak Syarif Machmud Melvin Alkadrie.

Dalam kunjungannya, Pjs Walikota Pontianak Mahmudah turut mengapresiasi digelarnya kegiatan rutin tahunan ini. Beliau berharap Festival Meriam Karbit dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya dan disempurnakan penyelenggaraan hingga menjadi lebih baik dan menarik kedepannya. Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi wadah dalam upaya menggali nilai-nilai budaya lokal.

FESTIVAL MERIAM KARBIT

“Selain itu, event ini juga dapat menjadi daya tarik dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota Pontianak sehingga akan menghasilkan multiplier effect yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat”, demikian ujarnya seperti dikutip dari media cetak Tribun Pontianak Edisi Rabu (20/06/2018).

Baca Juga:  Gerakan Cerdas Memilih, Mengoptimalkan Pemilihan dengan Informasi yang Akurat

Sebagaimana telah diketahui bahwa permainan meriam karbit asal Pontianak pada tahun 2016 telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda untuk tingkat nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita semua sebagai anggota masyarakat kota Pontianak merasa bangga dan tetap menjaga kelestarian tradisi meriam karbit ini sebagai salah satu bentuk ekspresi kecintaan terhadap kota tercinta.

Gubernur Kalbar Cornelis Ketika Berkunjung ke Festival Meriam Karbit 2018
Image: Pontianak.Tribunnews.Com

MELESTARIKAN TRADISI BUDAYA LOKAL

Di tempat yang sama, Ketua Forum Komunikasi Tradisi Meriam Karbit Seni dan Budaya Pontianak, Fajriudin Anshary menjelaskan bahwa ratusan meriam karbit tersebut lokasinya tersebar di 49 titik. Meriam-meriam tersebut dibagi menjadi dua sisi, yakni di sepanjang pinggiran Sungai Kapuas Wilayah Pontianak Timur sebanyak 181 meriam dan tepian Wilayah Pontianak Selatan – Tenggara sebanyak 114 meriam. Pada tahun ini, pembukaan Festival Meriam Karbit dipusatkan di tepian Sungai Kapuas Jalan Yusuf Karim, Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur.

“Festival Meriam Karbit ini menjadi agenda tahunan sebagai upaya untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan dan historis berdirinya kota Pontianak”, sebutnya.

Baca Juga:  Nissan Pontianak Siap Luncurkan All New Nissan Terra Hari Ini

BACA JUGA: BERSAMA UNTAN MEMBANGUN NEGERI

Beliau menambahkan, nilai kebudayaan peninggalan Kesultanan Pontianak ini harus terus dikembangkan, dipelihara, dan dilestarikan. Generasi muda yang ada di kota Pontianak khususnya memiliki peran dan tanggung jawab untuk terus melakukan ketiga hal tersebut. Pemuda yang tak kenal budayanya bisa saja kehilangan arah dalam menentukan sebuah keputusan atau kebijakan di masa mendatang. Dan budaya secara tidak langsung bisa memfilter dampak negatif dari perkembangan jaman yang terjadi secara cepat di era teknologi informasi saat ini.

MENARIK WISATAWAN DOMESTIK

Selain menarik perhatian dari warga masyarakat sekitar dan lokal kota Pontianak, ternyata Festival Meriam Karbit 2018 juga menarik perhatian dari para pengunjung dari luar kota Pontianak. Salah satu diantaranya adalah Hendra (32 Tahun) yang ditemui pada saat event ini sedang berlangsung.

Menurut Hendra, dirinya sengaja datang ke Pontianak untuk dapat melihat secara langsung permainan meriam karbit yang sudah cukup dikenal oleh orang luar Pontianak hingga turis mancanegara. Adapun salah satu alasan kedatangan pria yang bekerja di salah satu perusahaan BUMN ini adalah merasa penasaran dengan suara dentuman meriam yang dibuat dari bahan dasar kayu balok ini.

Baca Juga:  Teluk Empening, Desa Internet Inovatif Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017

“Busyet, bunyinya cukup membuat dada berdegup kencang ketika meriam disulut. Seru banget”, demikian komentarnya begitu selesai menyulut salah satu meriam karbit yang ada di Festival Meriam Karbit 2018. (DW)

Sumber: Jimmy Ibrahim (Humas Pemkot Pontianak)

Artikel Lainnya
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More