Aku Memilih Berdasarkan Hati Nurani, Bukan Berdasarkan SARA

Tanggal 20 November 2011 adalah saat yang paling menegangkan bagi para calon Kepala Desa Parit Baru, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, karena pada hari itu dilakukan proses pemilihan dan pencoblosan. Saya sendiri telah diberi form isian oleh Ketua RT setempat beberapa hari menjelang pelaksanaan proses pemilihan. Hanya saja karena saya merasa tidak mengenal sama sekali para calon yang akan bertarung nantinya, maka saya memutuskan untuk tidak ikut dalam proses pemilihan tersebut. Bagi saya, dengan memilih calon pemimpin yang benar-benar tidak saya kenal dengan baik, sama juga istilahnya seperti saya membeli kucing dalam karung. Bener ngga???.

Sebenarnya saya sudah memperoleh informasi mengenai para calon Kepala Desa tersebut dari beberapa orang yang sudah lama tinggal di lingkungan tempat tinggal saya sekarang. Cuma karena menurut saya informasinya kurang jelas maka saya masih merasa ragu dan bimbang. Ada yang bilang jangan pilih calon A karena dia adalah preman, ada yang bilang lebih baik pilih calon B karena dia punya latar belakang pendidikan lebih tinggi, ada yang bilang pilih calon C saja karena merasa satu suku, dan masih banyak lagi selentingan-selentingan informasi yang saya dapatkan. Ternyata dari fenomena ini muncul tanda tanya dari saya sendiri, jadi selama ini kita memilih pemimpin itu hanya karena SAMA SUKU, SAMA ADAT, SAMA RAS, dan SAMA AGAMA. Pantas saja negara Indonesia tidak maju-maju dari dulu, wong memilih kepala desanya aja seperti itu. Kalau dari tingkat satuan masyarakat terkecilnya aja sudah seperti itu sistemnya, bagaimana juga dengan proses pemilihan-pemilihan kepala daerah yang lebih besar cakupannya. RAKYAT JELATA HANYA BISA BENGONGGGG…

Baca Juga:  Koleksi Wallpaper Mercedes Benz

Sebenarnya menjadi seorang pemimpin itu tidaklah gampang, sebuah tanggung jawab besar akan langsung berada dipundaknya begitu statusnya telah resmi menjadi seorang KEPALA DESA. Proses pemilihan langsung yang dilakukan menggambarkan bahwa status tersebut adalah jumlah akumulasi amanah dari masing-masing orang yang memilih, jadi akan menjadi sebuah kesalahan besar jika pada suatu saat nanti amanah tersebut tidak dijalankan dengan baik dan diselewengkan. Namun, terlepas dari itu semua saya tetap yakin bahwa Kepala Desa terpilih nantinya tetap mampu bertanggungjawab dengan amanah yang diembannya. Ada istilah yang menyatakan bahwa suara rakyat itu adalah suara Tuhan, jadi rakyat pasti akan memilih yang terbaik menurut mereka. Aminn… (DW)

Follow BloggerBorneo.com @Google News

Artikel Lainnya
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More