21.6 C
New York
Sabtu, September 20, 2025

Buy now

spot_img
Beranda blog Halaman 365

Mengambil Manfaat dari Susu Kambing

0

Susu kambing atau lebih dikenal dengan istilah Goat Milk sejak jaman Nabi Muhammad SAW telah dianjurkan untuk dikonsumsi karena mengandung banyak manfaat bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan susu kambing kaya dengan kandungan protein, enzim dan mengandung unsur anti penuaan (anti aging). Selain itu, antibodi yang terkandung didalam setiap liter susu kambing juga berfungsi untuk merawat penyakit persendian, sakit kuning, lelah, penyakit kulit, memulihkan stamina, sakit saluran pernapasan dan lain sebagainya.

Tanpa Toga Dirimu Tetap Seorang Sarjana

0

Sebuah pemberitaan di salah satu media cetak yang terbit di Pontianak, Kalimantan Barat, pada hari Jum’at (30/03/2012) sempat membuat diriku tersentak. Bagaimana tidak, pertama kali dalam sejarah Universitas Tanjungpura (UNTAN) yang merupakan almamater saya sendiri menyelenggarakan wisuda tanpa toga bagi puluhan orang wisudawannya pada saat itu. Dengan alasan ingin memperkenalkan desain toga baru, pihak penanggungjawab pembuatan toga yaitu Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UNTAN justru gagal memenuhi target penyelesaian jubah kebesaran para wisudawan tersebut.

Subsidi adalah Beban, Kenaikan adalah Pilihan

0

Baru-baru ini kita diributkan dengan persoalan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sedianya akan diterapkan mulai per tanggal 1 April 2012. Berbagai macam pro kontra timbul dari berbagai unsur lapisan masyarakat, disatu pihak ada yang mendukung jika harga BBM dengan terpaksa harus dinaikkan sedangkan dipihak lain ada yang benar-benar menolak kebijakan ini untuk diterapkan dengan alasan akan semakin menambah beban hidup masyarakat menengah kebawah nantinya. Dipungkiri atau tidak, NAIKNYA HARGA MINYAK DUNIA menjadi satu-satunya alasan utama kenapa pemerintah pada akhirnya harus mengurangi subsidi BBM yang selama ini diberikan. Dan saya kira, imbas dari kenaikan harga minyak dunia ini juga akan turut mempengaruhi negara-negara lainnya.

Softcopy Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

0

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah, yang terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta peningkatan kualitas LKPP dan LKPD. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif. Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

Mie Sotoji : Kombinasi Sempurna dari Sebuah Mie Instan

0

Beberapa jam lagi deadline pendaftaran lomba menulis review mengenai Mie Sotoji berakhir, dengan agak memaksakan diri saya membuat tulisan ini dan kondisi terbaru sampai hari ini adalah saya masih belum bisa menggunakan tangan kanan saya dalam menulis. Sebenarnya di tulisan saya sebelumnya, saya sempat membuat pernyataan bahwa saya kemungkinan besar tidak akan bisa lomba ini karena situasi dan kondisi kurang memungkinkan. Pernah kebayang ngga sih, mengetik hanya dengan menggunakan tangan kiri saja. Itu yang sedang saya alami sekarang. 🙂

Mencoba Tetap Menulis Meski Hanya dengan Lima Jari

0

Sebuah kecelakaan kecil menimpa diriku ketika sedang bermain bola di salah satu lapangan futsal di Pontianak. Sebuah tendangan keras yang coba kutahan ketika memposisikan diri menjadi penjaga gawang menjadi penyebab kecelakaan kecil tersebut. Memang pada saat itu bola tidak masuk ke gawang karena tepat mengarah ke tengah, namun karena posisi tangan yang kurang tepat sehingga seketika pergelangan tangan kananku langsung terasa sakit. Dan atas kejadian tersebut, saya langsung memutuskan diri untuk berhenti bermain. Dengan kondisi masih menahan rasa sakit, saya mencoba untuk pulang sendiri. Alhamdulillah, meski kondisi tangan kananku tidak terlalu memungkinkan pada saat itu, saya berhasil pulang kerumah.

Nutrisi Bundaku Nutrisi Bangsaku

0

Nutrisi untuk Bangsa adalah sebuah program yang dibentuk dengan tujuan ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk dapat memerangi masalah-masalah kekurangan gizi dengan memberikan sosialisasi dan edukasi sebagai salah satu wujud nyatanya. Sudah menjadi sebuah fenomena bahwa sampai detik ini, masih banyak terjadi kasus-kasus gizi buruk menimpa calon-calon generasi penerus bangsa ini. Hal ini dikarenakan masih banyak bunda-bunda yang hidup dibawah garis kemiskinan sehingga mereka tidak dapat memenuhi standar asupan nutrisi bagi sang buah hati tercinta. Sungguh miris memang, sebagai elemen mendasar dalam proses pembangunan bangsa seharusnya pembentuk-pembentuk calon generasi penerus ini dapat memperoleh perhatian dan kesejahteraan lebih. Akan tetapi itulah fenomena, jika kita harus menunggu pemerintah untuk bertindak, sampai kapanpun hal ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, melalui gerakan Nutrisi untuk Bangsa ini mari kita bergerak secara mandiri untuk secara bersama mencari solusi demi terwujudnya sebuah impian yaitu INDONESIA BEBAS GIZI BURUK.

Blog Pembunuh Bayaran, Bentuk Kebosanan Terhadap Social Media

0

Sudah beberapa hari belakangan ini pemberitaan mengenai Blog Pembunuh Bayaran Online terus menghiasi kolom-kolom media online di Indonesia. Update informasi yang terus dilakukan baik itu dari pihak kepolisian maupun pengguna internet menunjukkan untuk saat ini para pelaku pembuat blog tersebut sudah dalam pengejaran. Bahkan ada salah satu diantaranya sudah ditangkap terkait dengan kepemilikan akun email blog pembunuh bayaran tersebut.

Definisi Sosialita di Mata Seorang Blogger Borneo

0

Perasaan kaget bercampur heran saya rasakan ketika membaca komentar terbaru dari Rahman Arif pada tulisan saya yang berjudul Eksis di Dunia Maya Membuatku Eksis di Dunia Nyata. Sekedar ingin memperjelas bahwa saya kaget dan heran bukan dikarenakan yang bersangkutan mencemooh atau menjelek-jelekkan tulisan saya, akan tetapi karena didalam komentarnya sahabat saya ini ada menggunakan istilah “sosialita”. Begitu saya membaca istilah ini, Mbah Google langsung menjadi tujuan. Berbagai referensi saya coba temukan untuk mencari defisini “sosialita” dalam arti sejelas-jelasnya. Maklum, untuk istilah ini masih belum familiar terdengar di telinga saya jadi mau tidak mau saya harus mencari kejelasan maknanya. Biar ngga salah kaprah bagi setiap yang membaca komentarnya. 🙂

Forum Pengembangan Literasi Media dalam Rangka Penguatan Sadar Media

0

Forum Pengembangan Literasi Media

Di forum ini, saya mewakili Relawan TIK Kalimantan Barat sebagai salah satu elemen masyarakat dalam salah satu upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa dan Komisi Penyiaran Indonesia memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya setiap masyarakat untuk “sadar media” melalui pengembangan “literasi media”.

Setelah melakukan proses registrasi, saya langsung menuju ruangan Function Hall 4 Hotel Kapuas Palace Pontianak. Sempat menunggu sekitar 1,5 jam (sudah maklum dengan kegiatan pemerintahan yang umumnya selalu molor), tepat pada pukul 09.30 WIB sang Master of Ceremony (MC) sudah mulai membacakan susunan acara.

Seperti biasa, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya menjadi agenda pertama dalam setiap kegiatan formal seperti pada forum ini. Habis itu dilanjutkan dengan pembacaan laporan dari Ketua Pelaksana Kegiatan yang berasal dari Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Tampak hadir juga Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Bapak Christiandy Sanjaya, yang pada kesempatan ini mewakili Bapak Gubernur Kalimantan Barat, Bapak Cornelis, untuk membuka kegiatan Forum Pengembangan Literasi Media dalam Rangka Penguatan Sadar Media.

Dari pihak kementerian sendiri, Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa, Bapak Henri Subialdo, turut memberikan kata sambutannya. Dan setelah agenda pembacaan do’a selesai dilaksanakan, sesi diskusi panel pun langsung dilanjutkan mengingat waktu yang sejak awal sudah dijadwalkan mengalami pergeseran.

Ada 4 topik utama yang dibawakan, antara lain:

  1. Literasi Media sebagai Penguatan Publik, dibawakan oleh Bapak Henri Subialdo (Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa)
  2. Kajian Literasi Media dan Manfaatnya terhadap Pemberdayaan Masyarakat, dibawakan oleh Perwakilan Pengurus Pusat PMII
  3. Mengawal Kebebasan Pers yang Bertanggung Jawab, dibawakan oleh Bapak Tarman Azzam (Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia Pusat)
  4. Partisipasi Masyarakat Mewujudkan Penyiaran yang Mencerahkan, dibawakan oleh Ibu Azimah Subagijo (Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Pusat)

Mungkin secara garis besar, kita harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan “literasi media”. Menurut Bapak Henry Subialdo, yang dimaksud dengan literasi media adalah gerakan khalayak dikarenakan kegelisahan terhadap industri media yang semakin kuat. Istilah literasi media ini muncul sejak deklarasi Cultural Environment Movement (CGM) diikrarkan pada 17 Maret 1996.

Jadi disini literasi media muncul sebagai salah satu bentuk penolakan terhadap siaran-siaran media televisi yang untuk Indonesia sendiri sudah dirasakan cukup meresahkan. Ibu Azimah Subagijo menambahkan, sejak tahun 2011 hingga saat ini KPI telah memberikan beberapa kali peringatan kepada stasiun-stasiun televisi swasta yang menurut pengaduan masyarakat sudah dianggap terlalu jauh menyimpang.

Sebagai bukti nyatanya, diputar rekaman cuplikan beberapa siaran dari berbagai media televisi yang jika diperhatikan isi siarannya terkesan vulgar dan menunjukkan tindakan kekerasan. Sangat menyimpang dari salah satu fungsi media yaitu memberikan edukasi mendidik kepada setiap masyarakat yang menjadi penontonnya.

Akan tetapi, meski KPI telah melayangkan beberapa kali peringatan, sepertinya para pemilik stasiun televisi swasta masih mencoba mencari-cari celah untuk menaikkan rating acara mereka. Sudah menjadi rahasia umumlah, sebuah tayangan akan menjadi sangat menarik jika didalamnya ada unsur cewek cantik seksi dan kekerasan. Mengutip ucapan Pak Henry bahwa bagi sebagian besar media menganggap BAD NEWS IS GOOD NEWS. Semakin BAD berita tersebut maka ratingnya juga akan semakin GOOD, hehehe…

Menurut Bapak Tarman Azzam, fenomena diatas terjadi karena pemerintah kita tidak tegas dalam menegakkan aturan yang telah dibuat. Ya mungkin kita juga tidak bisa seratus persen menyalahkan pemerintah karena bagaimanapun juga, ini adalah dampak dari negara demokrasi.

Kebebasan bersuara dan mengeluarkan pendapat yang dimiliki oleh setiap warga negara merupakan salah satu wujud nyata demokrasi, kita tidak bisa menyamakan negara Indonesia dengan negara-negara lain yang sangat dibatasi kebebasan berpendapatnya seperti Cina, Iran, Korea Utara, dan lain sebagainya.

Hanya saja, kebebasan berpendapat tersebut kan harus berada dalam koridor hukum yang telah ditentukan. Setidaknya semua informasi yang diberikan harus bersifat nyata dan fakta, bukan hanya sekedar omong kosong belaka dan berujung pada fitnah.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 11.45 WIB, sekarang saatnya sesi tanya jawab. Terdapat 4 orang termasuk saya mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Kalau dari saya sih hanya ingin memberi masukan bahwa untuk kedepannya kegiatan-kegiatan yang bersifat mencerdaskan seperti ini haruslah dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan.

Secara perlahan masyarakat harus diberikan pemahaman dasar mengenai pentingnya menyaring dan melakukan analisa terhadap informasi-informasi di media televisi maupun cetak. Saya sendiri sebagai Ketua Relawan TIK Kalimantan Barat siap menjadi mitra bagi siapa saja yang ingin menyelenggarakan kegiatan serupa.

Oke, sepertinya sesi tanya jawab sudah selesai dilaksanakan. Di akhir acara, moderator mewakili panitia penyelenggara secara simbolis menutup kegiatan Forum Pengembangan Literasi Media dalam Rangka Penguatan Sadar Media.

Nah, karena berhubung para peserta sudah merasa lapar, sekarang saatnya makan siang. Nyamm…nyamm… Oh iya, kalau mau lihat bagaimana ekspresi para peserta ketika sedang lapar, lihat saja hasil dokumentasi saya diatas. (DW)

error: Content is protected !!