Cara Jitu Menangkap Celurut
Hewan ini kerap kali dianggap sebagai tikus karena ukuran, warna rambut, serta moncongnya, sehingga dinamakan pula tikus kesturi. Sebutan lainnya adalah cecurut, (tikus) curut, cencurut, dan munggis. Pada kenyataannya, celurut sangat jauh kekerabatannya dari tikus, bahkan berbeda ordo; celurut termasuk ordo Soricomorpha, bukan Rodentia (hewan pengerat).
Karena habitat hidupnya yang tumpang tindih dengan tikus, celurut juga menjadi hewan vektor penyakit yang serupa dengan tikus dan mencit.
Sebagai pembuka tulisan ini, Blogger Borneo mengutip definisi dari Wikipedia Indonesia mengenai nama seekor binatang yang sepertinya sudah menjadi musuh bersama seluruh pemilik rumah tangga di muka bumi ini tanpa terkecuali.
Selama ini sepertinya kita sering menyebutnya dengan nama Curut, akan tetapi ternyata nama sebenarnya adalah Celurut. Jika dilihat sepintas bentuknya seperti tikus tapi memiliki bentuk badan lebih kecil dan lebih bau sehingga kucing pun tidak suka untuk memburunya.
Sempat stres menghadapi serangan celurut yang tak henti-henti membuat Blogger Borneo terus memutar otak untuk mencari cara jitu membasmi keberadaan hewan kecil yang cukup menganggu ini. Jika jaman dulu masih bisa menangkapnya menggunakan perangkap dalam kotak besi dengan umpan makanan didalamnya, yakinlah untuk saat ini cara tersebut tidak efektif lagi.
Penampakan foto diatas merupakan bentuk sebuah produk racun tikus dalam bentuk permen. Pertama kali Blogger Borneo menggunakan produk sebelah kanan, namun efektifnya tidak bertahan lama karena hewan ini ternyata memiliki tingkat kecerdasan lumayan tinggi sehingga mereka tidak akan melakukan kesalahan dua kali. Pengalaman 3 kali racun ini memakan korban, setelah itu tidak disentuh lagi oleh para kawanan celurut tersebut.
Mencoba mencari alternatif produk sejenis yang lain diperolehlah racun permen tikus yang tampak di sisi kiri. Tapi juga sama kondisinya, hanya jitu di beberapa korban celurut saja dan setelah itu tidak disentuh lagi oleh “mereka”.
Sampai disini Blogger Borneo sudah merasa mentok hingga pada satu waktu secara tidak sengaja melihat ada produk baru yang bentuknya bisa dilihat pada penampakan foto di bagian awal tulisan ini.
Lem Tikus Rat Trap AK
Lem Tikus Rat Trap AK merupakan varian produk dari Lem Fox yang sudah cukup dikenal selama ini. Sebenarnya masih ada satu produk lagi yang dijual di dua retail modern market di Pontianak namun Blogger Borneo lebih memilih produk keluaran Lem Fox ini karena lebih efisien bisa dua kali pemakaian.
Untuk harganya juga lebih murah yaitu 16 ribu rupiah saja atau 8 ribu per sekali pemakaian. Ya cukup efektiflah dan lebih aman bagi lingkungan sekitar karena sama sekali tidak beracun dan berbau.
Rekor Penangkapan Terbesar
Alhamdulillah di uji coba tahap pertama, Blogger Borneo berhasil menangkap 2 ekor celurut dimana masing-masing perangkap berhasil membuat seekor celurut tidak berkutik lagi karena badannya menempel secara kuat diatas lapisan lem tersebut.
Merasa ujicoba berhasil, mencoba lagi melakukan hal yang sama keesokan harinya. Wah, ternyata kali ini bisa tertangkap 4 ekor celurut dengan perbandingan 1:3. Mantappp…
Nah, di penggunaan yang ketiga Blogger Borneo langsung menciptakan rekor baru penangkapan terbesar abad ini yaitu menjerat 4 ekor celurut sekaligus hanya dengan 1 jebakan lem tikus saja. Jika ditotal keseluruhan untuk 4 kali pembelian produk lem tikus ini jumlah celurut yang sudah berhasil ditangkap adalah 12 ekor dengan masa penangkapan kurang lebih 1 minggu.
Gimana Friends??? Efektif banget kan??? Sampai tulisan ini dibuat, kondisi terbarunya adalah seekor celurut sudah terjerat di belakang rumah. Tinggal dimasukan dalam kantong plastik dan buang sejauh-jauhnya. Benar-benar efektif dan mudah dalam penggunaannya.
Oh iya, sedikit tips bagi yang ingin mencoba untuk menggunakan produk ini, pasanglah di tengah-tengah jalur pergerakan celurut sehari-harinya. Waktu paling tepat mengintai adalah diatas jam 9 malam karena pada saat inilah para kawanan celurut tersebut mulai beraksi. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat. (DW)