Dampak Stop OS Android ke Huawei, Google Alami Kerugian 425 Juta Dollar
Beberapa waktu lalu, Presiden Amerika, Donald Trump mengambil satu keputusan untuk memblokir semua produk Huawei sehingga tidak bisa masuk ke negeri Paman Sam. Langkah tegas ini diambil sebagai bentuk adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Menyusul adanya kebijakan tersebut, dua perusahaan teknologi terkemuka di dunia yang berbasis di Amerika Serikat yaitu Google dan Microsoft langsung merespon dengan memberhentikan semua jenis bentuk layanan baik itu dalam bentuk software maupun hardware ke produsen smartphone berlambang bunga ini.
Sekarang setelah beberapa hari kebijakan ini dijalankan, ternyata memberikan dampak negatif bagi Google yang selama ini menyuplai sistem operasi mobile Android hampir ke seluruh vendor smartphone di dunia termasuk Huawei.
Menurut hasil analisa sebuah perusahaan riset ekuitas Nomura Instinet, sejak Google memberhentikan layanannya ke semua produk smartphone Huawei baru-baru ini, mereka diindikasikan mengalami kerugian sebesar 425 juta dollar Amerika.
Melihat kondisi ini, Google tidak bisa mengambil keputusan apapun karena nama Huawei sudah masuk dalam daftar perusahaan yang tidak boleh berbisnis dengan hampir semua perusahaan di Amerika Serikat.
Semua perangkat Huawei yang akan diluncurkan perusahaan mulai sekarang dan seterusnya tidak akan mendapatkan akses untuk menggunakan Google Android, sedangkan untuk ponsel lama tidak akan lagi mendapatkan pembaruan atau tambalan keamanan dari Google. Kebijakan ini berlaku sejak kebijakan ditetapkan hingga seterusnya.
Menurut perkiraan Nomura Instinet, Huawei memiliki 500 juta pengguna smartphone di seluruh dunia. Dari keseluruhan angka tersebut, 52 persen berada di China, sedangkan untuk saat ini Google Play tidak bisa lagi digunakan oleh vendor tersebut. Di pasar lain yang juga berdampak besar pada keputusan ini ada di kawasan Asia (tidak termasuk Cina) dan Eropa.
Jika dilihat berdasarkan pencapaian di tahun 2018, Google telah menghasilkan pendapatan sebesar 7 miliar dollar dari penjualan Play Store dan 388 juta dollar diantaranya berasal dari smartphone Huawei. Berikutnya penyumbang pendapatan Google terbesar dipegang oleh Eropa.
Dari hasil analisa ini, Nomura Instinet mengambil kesimpulan bahwa efek kerugian ini tidak akan bertahan lama karena akan ada begitu banyak orang yang akan beralih dari Huawei ke smartphone merek lain setelah mengetahui adanya kebijakan Google ini.
Meskipun tak lama setelah kebijakan Trump tersebut diambil, Huawei langsung mengeluarkan pengumuman resmi bahwa mereka memiliki sistem operasi yang telah dikembangkan beberapa tahun sebelumnya. Namun sepertinya para pengguna smartphone di dunia masih belum terlalu yakin dengan hal itu. Tidak mudah untuk mengubah kebiasaan untuk berpindah sistem operasi, apalagi jika Android sudah dianggal cukup nyaman digunakan. (DW)