BloggerBorneo.com – Pernah mendengar istilah “digital marketing funnel”? Tahukah Anda kalau model ini bisa membantu mendongkrak penjualan kita secara signifikan?
Sebagai pemilik bisnis, tentu kita berharap produk bisa laku semua. Bahkan, besar omzet lebih dari yang diperkirakan.
TOPIK UTAMA
Digital Marketing Funnel
Namun, ada saja kendala yang kita hadapi. Entah apa gerangannya. Tanpa angin tanpa tanpa hujan.
Tetapi, Anda tidak perlu khawatir!
Karena dengan menggunakan model pemasaran ini, produk kita bisa terjual sesuai yang diharapkan.
Model pemasaran ini dinamakan dengan digital marketing funnel.
Apa Itu Digital Marketing Funnel?
Anda pasti tahu ya bentuk corong seperti apa.
Kalau digunakan, bentuknya seperti piramida terbalik. Betul?
Karena corong baru bisa digunakan oleh kita saat dibalikkan seperti itu.
Sama, konsep digital marketing funnel juga begitu…
Jadi, bagaimana caranya agar strategi digital marketing yang digunakan bisa mendorong konsumen untuk membeli produk kita.
Coba lihat gambar di atas.
Nah, di bagian-bagian bawah itulah konsumen sudah membeli produk kita. Bahkan, menjadi konsumen setia kita.
Untuk bisa sampai seperti itu, tentu kita harus menggunakan berbagai strategi dan taktik terlebih dahulu bukan?
Sementara, untuk tahu strategi yang tepat seperti apa, kita perlu memetakan strategi marketing kita dengan baik.
Karena tidak bisa kan, misalnya, beriklan di media sosial, lalu produk kita langsung terjual?
Anda pasti tahu kalau konsumen, mungkin, perlu melihat katalog produk kita terlebih dahulu. Atau mungkin diarahkan untuk mengontak nomor WhatsApp.
Ada alurnya dan itu semua perlu dipetakan dengan baik.
Baru dari situ kita paham harus menggunakan strategi dan marketing apa.
Penjelasan sederhananya seperti itu.
Pertanyaannya: Alur dalam Digital Marketing Funnel Ada Apa Saja?
Kurang lebih ada enam tahapan:
1. Exposure
Seperti namanya, intinya kita meningkatkan eksposur brand terlebih dahulu.
Kenapa kita harus melakukannya paling awal?
Karena logikanya, tidak mungkin konsumen tertarik untuk melirik kita kalau eksposur tentang brand kita saja belum ada.
Jadi, intinya, di tahap ini fokus kita memperluas jangkauan merek seluas-luasnya. Supaya target konsumen me-notice keberadaan merek kita.
2. Discovery
Kalau brand sudah menjadi perhatian di mana-mana, pertanyaannya: apakah konsumen serta-merta langsung tertarik untuk membeli produk kita?
Jawabannya: sayangnya belum. Merek tidak akan langsung membeli produk kita.
Mudahnya begini. Saat Anda melihat suatu iklan bootcamp digital marketing, apakah Anda langsung tertarik mendaftarkan diri?
Tentu tidak ‘kan? Anda akan mencari tahu siapa di balik program bootcamp tersebut? Apakah memang lembaganya profesional atau justru malah tidak dapat dipercaya.
Baru kalau yakin, Anda mengikuti program bootcamp tersebut.
Kira-kira seperti itulah gambarannya.
Konsumen akan melalui tahap discovery (mencari tahu tentang merek/bisnis kita) terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli.
3. Consideration
Tapi, tunggu dulu. Ada satu tahapan lagi sebelum akhirnya konsumen benar-benar membeli produk kita.
Itu adalah consideration atau menimbang-nimbang.
Kita ambil contoh iklan bootcamp digital marketing lagi.
Setelah mengetahui siapa dan seberapa kredibel penyelenggaranya, tentu kita akan terdorong untuk membandingkan program bootcamp dengan milik kompetitor.
Kalau dibandingkan dengan kompetitor, kira-kira lebih murah mana ya?
Dari segi job connecting, kira-kira lebih menjanjikan mana, ya?
Dan seterusnya.
Jadi, pada tahap ini kita masih harus meyakinkan konsumen agar benar-benar mau membeli produk kita.
4. Conversion
Sederhananya, tahap di mana akhirnya konsumen membeli produk kita. Tidak lagi sekadar penasaran dengan produk atau layanan kita.
5. Customer Relationship
Konsumen kalau sudah membeli produk kita, apakah selesai hanya di situ saja?
Jelas tidak!
Kita tentu inginnya agar penjualan bisa terus stabil bahkan omzet naik terus bukan?
Kalau benar begitu, itu berarti kita harus menjaga hubungan yang baik dengan konsumen.
Jadi, bagaimana caranya agar mereka yang sudah membeli konsumen kita, tetap tertarik untuk membeli produk-produk kita.
Tentu konsumen tidak bisa serta-merta langsung membeli produk lagi.
Perlu namanya customer relationship, supaya mereka terdorong secara halus untuk menjadi konsumen kita, sekali lagi, bahkan untuk berkali-kali.
6. Retention
Sederhana saja, ini adalah tahap di mana konsumen lama tertarik untuk membeli produk kita secara terus-terusan.
Jadi, istilahnya, untuk konsumen seperti ini, kita tidak perlu menerapkan digital marketing funnel dari awal.
Cukup dengan melakukan penawaran, mereka langsung tertarik untuk melakukan pembelian dengan kita.
Cara Memaksimalkan Digital Marketing Funnel
1. Bangun Awareness Terlebih Dulu
Bagaimana caranya agar konsumen bisa mengenali atau mengingat merek atau produk dengan mudah. Sehingga dari situ mereka tertarik untuk melakukan pembelian.
Sederhana saja. Buatlah konten-konten berisikan seputar produk, keunggulan-keunggulan dari produk, serta secara halus mendorong konsumen untuk membeli produk.
Kalau dalam model digital marketing funnel, ini ada pada tahap exposure dan discovery.
2. Buat Konsumen Terpesona dengan Produk Kita
Awareness konsumen terhadap produk atau merek sudah terbangun dengan baik?
Oke, kalau benar begitu, coba lanjutkan dengan membuat konsumen terpesona dengan produk kita.
Pamerkan apa-apa terkait produk, seperti misalnya fitur-fitur yang ada dalam produk, tetapi tidak ada produk milik kompetitor.
Namun, perlu diingat bahwa orientasinya tetap pada konsumen. Tidak terlalu asyik menceritakan diri sendiri.
Takutnya konsumen merasa tidak nyaman dan enggan untuk membeli. Tentu Anda tidak ingin mengalami ini, bukan?
Kalau dalam mode digital marketing funnel, ini masuknya tahap consideration.
3. Dengarkan Konsumen Kita
Diakui atau tidak, kita tidak dapat membujuk konsumen untuk membeli produk atau layanan dari kita, kecuali kita sendiri sudah memahami dengan baik kebutuhan dan keinginan mereka.
Sebaik apa pun kita menganalisis kebutuhan pasar, belum tentu realitanya menyatakan setuju dengan itu.
Itu kenapa kita perlu mempertimbangkan untuk meminta feedback kepada konsumen secara berkala. Supaya kita dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan mereka dengan baik.
Pertimbangkan ini ketika konsumen sudah memasuki tahap consideration, conversion, dan customer relationship.
4. Berikan Pelayanan yang Memuaskan
Purchasing berlangsung dengan cepat. Pertanyaan konsumen ditanggapi secara proaktif. Sistem pembelian tidak ribet. Sesederhana itu.
Pertimbangkan ini ketika konsumen sudah masuk dalam tahap conversion.
5. Sediakan Layanan Tambahan Setelah Pembelian
Apa yang ingin Anda berikan? Apakah memberikan poin tambahan kepada konsumen? Atau ada sistem reward bagi mereka yang mendaftar program membership?
Pertimbangkan taktik ini untuk mengoptimalkan pengalaman berbelanja konsumen.
6. Dorong Konsumen Agar Mau Memberikan Testimoni
Terakhir, mendorong konsumen agar mau memberikan testimoni terhadap produk atau layanan dari bisnis kita.
Oleh karena, dikutip dari Copypress, testimoni positif dapat mendorong orang-orang di luar sana untuk ikutan membeli produk atau layanan kita.
Jadi dari situ pun, digital marketing funnel akan terus berjalan sedemikian rupa sehingga menghasilkan lebih banyak retention dari sebelum-sebelumnya. Bayangkan!
Pertimbangkan taktik ini ketika Anda sudah memiliki banyak konsumen tetap.
Itulah sedikit penjelasan mengenai digital marketing funnel itu apa dan bagaimana cara memaksimalkan penggunaannya.
Pada intinya, digital marketing funnel memang bermanfaat dalam memaksimalkan perputaran roda bisnis.
Semakin optimal melakukannya di setiap tahap, semakin tinggi pula peluang untuk memperoleh keuntungan dari hasil closing. Dengan begitu, bisnis akan semakin berkembang dan maju. (DW)