Akhirnya setelah mendapat kepastian dari Pemprov Kalbar dan Kanwil Bea Cukai Kalbagbar mengenai status hukum salah satu komoditi Kalimantan Barat ini, ekspor perdana kratom secara resmi dilakukan pada hari Selasa (28/09/2021) langsung melalui Bandara Internasional Supadio Pontianak.
Adapun ekspor perdana kratom tersebut dilakukan oleh PT. Borneo Titian Berjaya menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
TOPIK UTAMA
Ekspor Perdana Kratom
Dalam sesi wawancaranya pada saat hadir dalam momen spesial tersebut, pemilik perusahaan Isnainil Fahmi mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi dukungan sehingga proses ini bisa berjalan dengan lancar.
“Alhamdulillah, ini ekspor kratom perdana ke Eropa yang langsung dari Kalbar melalui Bandara Supadio Pontianak yang merupakan asalnya kratom. Pengirimannya menggunakan maskapai Garuda Indonesia, karena lebih cepat dan ekonomi,” demikian ucapnya seperti dikutip dari KalbarOnline.Com, Rabu (29/09/2021).
Sosok yang dalam kesehariannya lebih akrab dipanggil Fahmi ini menjelaskan bahwa selama ini perusahaannya sudah beberapa kali melakukan pengiriman keluar negeri, namun selalu melalui terminal di luar Pontianak seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bali. Hal itu dilakukan karena selama ini status hukum kratom belum jelas.
“Alhamdulillah sekarang Pemprov Kalbar dan Bea Cukai Kalbagbar sudah memastikan bahwa kratom tidak dilarang, oleh karena itu ekspor perdana kratom ini bisa dilakukan” ucapnya.
Pesanan Pertama 15,5 Ton
Pada pengiriman ekspor perdana kratom ini, jumlah yang dikirim sebanyak 550 kilogram. Angka ini akan terus bertambah secara bertahap sesuai permintaan Belanda yang mengajukan permintaan pengiriman hingga 15,5 ton.
Fahmi menerangkan bahwa jumlah 550 kilogram yang dikirim disesuaikan dengan jumlah produk yang sudah selesai di tes, untuk selanjutnya akan tetap dikirimkan secara bertahap hingga semua permintaan dari Belanda terpenuhi.
Kedepannya setelah Belanda Fahmi akan memperluas pangsa pasar di negara eropa lainnya, seperti Ceko, Slovakia, Polandi, dan Jerman.
Tidak lupa dalam acara simbolis ekspor perdana kratom ini turut dihadiri oleh Kanwil Bea Cukai Kalimantan Bagian Barat (Kalbagbar) yang diwakili oleh Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai Agung Saptono.
Punya Potensi Besar
Masih dalam kesempatan yang sama, Agung Saptono meminta agar para petani dan pengusaha kratom di Kalimantan Barat agar dapat melakukan ekspor tanaman yang sebagian besar tumbuh di Kabupaten Kapuas Hulu ini langsung dari Pontianak, tidak melalui terminal luar lagi.
Menurutnya selama ini nilai Pendapatan Asli Daerah Kalimantan Barat yang diperoleh dari pengiriman kratom keluar negeri ini hanya sebesar 10 persen saja. Yang mendapat pemasukan besar justru dari luar Kalbar karena pengiriman dilakukan dari terminal mereka, padahal kratom jelas merupakan produk asli Kalbar.
“Makanya para pengusaha dan petani kratom kita dorong, ayo silakan tidak usah khawatir ekspor kratom. Tidak ada larangan ekspor kratom, kalau perlu kita genjot. Kami bersama Pemprov Kalbar dan Pemda akan kolaborasi meningkatkan ekspor kratom,” katanya menegaskan.
Di masa pandemi justru keberadaan kratom memberikan peluang besar bagi para petani maupun pengusaha karena banyak negara luar berminat untuk mendapat pasokan produk ini. Secara nasional, selama tahun 2021 ini nilai devisa yang diperoleh dari pengiriman kratom keluar negeri telah mencapai angka hampir setengah triliun.
Tanaman Dua Musim
Kratom menjadi salah satu tanaman yang memiliki potensi besar untuk dipasarkan keluar negeri karena hanya bisa tumbuh di daerah yang memiliki dua musim. Oleh karena itu sungguh sangat disayangkan jika potensi ini tidak dimaksimalkan.
“Tentu petani maupun pelaku usaha akan sangat terbantu dengan tumbuhan kratom ini. Dimana kita tahu harga di pasar global sangat luar biasa. Ini harus kita manfaatkan, apalagi di masa pandemi ini, tentu akan meningkatkan ekonomi petani, negara juga menerima devisa yang luar biasa dari tanaman kratom ini dan ini tidak tumbuh di negara yang memiliki empat musim,” demikian ungkapnya.
Di akhir sesi wawancaranya, Agung memberikan gambaran bahwa kratom ini adalah bentuk kearifan lokal yang sudah ada bertahun-tahun bahkan berabad-abad di Kalimantan Barat. Melihat dari jumlah permintaan, kenapa tidak kita berdayakan dan kita dorong ekspor untuk pengembangan kratom juga.
Menurutnya Kanwil Bea Cukai Kalbagbar selalu terbuka dan siap memfasilitasi untuk ekspor langsung dari Kalimantan Barat. Beberapa skema fasilitas untuk saat ini juga sedang disiapkan dalam rangka meningkatkan mutu dan kapasitas kratom. (DW)