Khutbah Idul Adha 1444 H Ustadz Ubaidullah Murjani Yatim Mengenai Keteladanan Nabi Ibrahim AS

Khutbah Idul Adha 1444 H

Allahuakbar 3X Walillahil Hamd

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah SWT

Dipagi hari yang penuh berkah ini, kita berkumpul untuk melaksanakan sholat Idul Adha. Baru saja kita laksanakan ruku dan sujud sebagai manifestasi perasaan taqwa kita kepada Allah SWT.

Kita agungkan nama-Nya, kita gemakan takbir, tahlil dan tahmid sebagai pernyataan dan pengakuan atas keagungan Allah SWT.

Takbir yang kita ucapkan bukanlah sekedar gerak bibir tanpa makna dan arti. Tetapi merupakan pengakuan dalam hati, menyentuh dan menggetarkan relung-relung jiwa hamba beriman. Allah maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang patut disembah kecuali hanya Allah SWT.

Karena itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada diri saya sendiri dan kepada jamah semuanya, marilah tundukkan hati dan jiwa kita dihadapan Allah yang Maha Besar. Campakkanlah jauh-jauh sifat keangkuhan dan kecongkakan yang dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT.

Sebab sebesar apapun kebesaran yang kita sandang, sesungguhnya kita kecil dihadapan Allah. Betapapun perkasanya kita, sesungguhnya kita masih lemah dihadapan Allah yang Maha kuat.

Betapapun hebatnya kekuaasaan dan pengaruh kita, sesungguhnya kita tidak berdaya dalam genggaman Allah yang Maha kuasa atas segala-galanya.

Isi Khutbah Idul Adha 1444 H

Allahuakbar 3X Walillahil Hamd

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah SWT

Idul Adha dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji”, dimana kaum muslimin sedang menunaikan ibadah haji yang utama yaitu wukuf di arafah.

Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit yang disebut pakaian ihram, melambangkan persamaan aqidah dan pandangan hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan.

Tidak dapat dibedakan diantara mereka, semua merasa sederajat. Sama-sama mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Perkasa, sambil bersama-sama membaca kalimah Talbiyah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ

Artinya: “Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”

Isi Khutbah Idul Adha 1444 H

Disamping Idul Adha dinamakan hari raya haji, juga dinamakan “Idul Qurban”, karena merupakan hari raya yang menekankan pada pentingnya arti berkorban.

Qurban itu sendiri artinya “Dekat”. Sehingga qurban ialah menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, selanjutnya diberikan kepada Fuqoro’ Wal Masakin.

Masalah pengorbanan, dalam lembaran sejarah kita diingatkan pada beberapa peristiwa yang menimpa Nabiyullah Ibrahim AS, beserta kelurganya Ismail dan Siti Hajar.

Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Siti hajar bersama Nabi Ismail putranya yang saat itu masih menyusui.

Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohonpun, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun.

Nabi Ibrahim sendiripun tidak tahu, apa sebenarnya maksud wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putra yang masih bayi itu, ditempatkan disuatu tempat yang paling asing.

Isi Khutbah Idul Adha 1444 H

Di sebelah utara kurang lebih 1600 kilometer dari Negaranya sendiri Palestina. Tapi baik Nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti hajar, menerima perintah Allah tersebut dengan ikhlas dan penuh tawakkal.

Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui Nabi Ismail, beliau mencari air kesana-kemari sambil lari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa dan Marwa sebanyak 7 kali.

Tiba-tiba Allah mengutus malaikat Jibril membuat mata air zam-zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan. Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang melimpah-limpah.

Datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ketempat Siti Hajar dan Nabi Ismail, untuk membeli air. Datang rezeki dari berbagai penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya.

Akhirnya lembah itu hingga saat terkenal dengan kota Mekah, sebuah kota yang aman dan makmur, berkat doa Nabi Ibrahim dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota dan masyarakat.

Kota Mekah yang aman dan makmur dilukiskan Allah dalam Al-Qur’an :

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa: ‘Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini, sebagai negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepad Allah dan hari kiamat.’ (QS. Al-Baqarah : 126)

Isi Khutbah Idul Adha 1444 H Versi Lengkap

[pdf-embedder url=”https://bloggerborneo.com/wp-content/uploads/2023/06/Khutbah-Idul-Adha-1444-H-Ustadz-Ubaidullah-Murjani-Yatim-Mengenai-Keteladanan-Nabi-Ibrahim-AS.pdf” title=”Khutbah Idul Adha 1444 H Ustadz Ubaidullah Murjani Yatim Mengenai Keteladanan Nabi Ibrahim AS”]

Profil Lengkap

Ustadz Ubaidullah Murjani Yatim

Nama Lengkap:

Ustadz Ubaidullah Murjani Yatim, S.Pd.I., M.Pd

Aktivitas Organisasi:

  • Pembina Dakwah Centre Indonesia Nurul Musthofa
  • Pembina Ikatan Imam dan Khatib Kalimantan Barat
  • Founder Pusat Kaderisasi Da’i

Nomor Whatsapp:

0822-5307-0340

 

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Don`t copy text!