TPFx Pontianak
Umum

Kisah Penjual Sayur yang Berangkat Umroh atas Kehendak Allah SWT

×

Kisah Penjual Sayur yang Berangkat Umroh atas Kehendak Allah SWT

Sebarkan artikel ini
Penjual Sayur Berangkat Umroh
Image: Gerakan Infaq Beras
LKP Cerdas Berdaya

Manusia punya kehendak, Allah punya kuasa. Ungkapan ini sering kita dengar ketika melihat, mendengar, atau membaca kisah mengenai seorang manusia yang bisa mendapatkan “anugerah” tak terduga dari Allah SWT.

Kisah Penjual Sayur Berangkat Umroh

Kisah ini Blogger Borneo tuliskan kembali dari status miliknya Ustadz Luqmanulhakim yang menurut pandangan pribadi sangat bagus untuk dibagikan ke kawan-kawan sekalian.

Berikut adalah kutipannya:

Namanya Mbah Sainem…

Habis sholat Isya, Mbah Sainem ini memberhentikan kami di ujung tangga. Beliau bilang dirinya terpisah dari rombongannya sejak pagi. Jadi Beliau “tersesat” di Masjidil Haram sejak pagi sampai malam, dan belum makan sama sekali.

Beliau mengatakan sudah beberapa kali minta bantuan dengan sesama jamaah dari Indonesia, tapi karena Beliau gak bisa bahasa indonesia, cuma bisanya bahasa jawa saja maka agak susah untuk komunikasi.

Sampai akhirnya ketemu kami dan kami ajak ke hotel. Di hotel, Muthowif bantu telepon nomor-nomor yang ada di name tag Beliau. Setelah beberapa lama berusaha mencari informasi, akhirnya ada yang bisa jemput Beliau.

Baca Juga:  Gerhana Bulan Total di Langit Khatulistiwa 26 Mei 2021

Tapi sambil menunggu, kami mempersilahkan Beliau makan dan bercerita panjang lebar mengenai kisahnya bisa berangkat umroh kali ini.

Berasal dari Kediri

Beliau tinggal di Kediri. Beliau berangkat sendiri. Jadi Beliau tidak ada kenal sama sekali dengan sesama jemaah lain didalam satu rombongan.

Beliau baru bisa kenal beberapa diantaranya pas sudah berada di bandara mau berangkat. Di Kediri, Beliau bekerja sebagai penjual sayur.

Kami tanya berapa biaya umrohnya jika berangkat dari Surabaya, Beliau jawab sekitar 30 juta ditambah 300 ribu untuk biaya mahrom. Karena merasa penasaran, maka kami bertanya lagi bagaimana cara Mbah Sainem bisa menabung buat berangkat umroh.

Beliau pun menceritakannya seperti ini:

Sebenarnya jika mau dihitung-hitung, Mbah Sainem hampir tidak mungkin bisa berangkat umroh karena aktivitas hariannya hanyalah seorang penjual sayur.

Jadi jangankan buat menabung umroh, untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah cukup bersyukur.

Mau berharap dari anak-anak juga sulit karena mereka juga memiliki tingkat perekonomian menengah kebawah sehingga kondisinya juga sebenarnya kurang lebih sama.

Baca Juga:  Ketentuan Registrasi Ulang SIM Card BARU BERLAKU Mulai 31 Oktober 2017

Kisah Mbah Sainem Berangkat Umrah

Keinginan kuat Mbah Sainem untuk bisa berangkat ke Mekkah mematahkan batasan yang selama ini dialaminya. Setiap hari Beliau selalu beribadah dan selalu “curhat” kepada Allah SWT mengenai keinginannya tersebut.

Setelah sekian lama selalu berdo’a dan berikhtiar, akhirnya Allah SWT mengabulkan permintaan Mbah Sainem dengan “mengirimkan” seseorang untuk datang ke Beliau dengan maksud untuk menyewa tanah kebun miliknya senilai 30 juta.

Memang tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan di dunia ini tanpa seijin Allah SWT. Jadi tidak perlu dipertanyakan lagi kenapa nilai sewa tanah kebun tersebut sama dengan jumlah biaya umroh yang selama ini diinginkan oleh Mbah Sainem.

Sisa kekurangan dana sebesar 300 ribu untuk biaya mahrom Beliau dapatkan lagi dari sumbangan para tetangga yang ikut datang untuk mengantar Mbak Sainem ke bandara.

Baca Juga: Paket Umroh Pontianak Tahun 2022

Nilainya bahkan lebih yaitu sekitar 1 juta sehingga Beliau masih memiliki pegangan selama melaksanakan ibadah umroh.

Baca Juga:  Panduan Penting Buat Pemula di Garena Undawn

Masya Allah… Semua terjadi diluar kehendak manusia.

Dari kisah nyata ini, satu hikmah penting yang bisa diambil adalah Mbah Sainem telah mengajarkan kepada kita semua bahwa kunci pertama kali adalah niat dan kemudian minta secara sungguh-sungguh kepada Allah SWT.

Memang terkadang kita sebagai manusia lemah suka merasa khilaf dan angkuh dengan menjadikan materi dan isi dunia sebagai tolok ukur dalam menggapai semua keinginan.

Padahal dari kisah Mbah Sainem ini kita bisa melihat secara langsung bagaimana Allah SWT mengabulkan permintaan seorang hambanya yang kurang mampu dengan cara yang tidak terduga sama sekali. Maha besar Allah dengan segala kuasa-Nya. (DW)

Sumber: Ustadz Luqmanulhakim