Di pertengahan tahun lalu, tepatnya pada bulan Juni 2021 Pemerintah membuat program pengadaan sebanyak 240 ribu Laptop Chromebook Kemendikbudristek khusus untuk pelajar dengan jumlah anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp 2,4 triliun. Jika dibagi rata, anggaran per unitnya adalah Rp 10 juta.
TOPIK UTAMA
Laptop ChromeBook Kemendikbudristek
Menurut info yang dikutip dari laman inet.detik.com, Kamis (16/06/2022) Kepala Biro Perencanaan Kemendikbudristek M Samsuri menyatakan kalau pemerintah menginginkan agar laptop ini dapat mendukung program Merdeka Belajar, demi pendidikan berkualitas dan merata di Indonesia.
Ketika ditanya mengenai spesifikasi lengkap Laptop ChromeBook Kemendikbudristek ini, Samsuri menjelaskan bahwa untuk spesifikasinya telah diatur sebagaimana tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 5 Tahun 2021 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2021.
Spesifikasi Teknis
Pihak detikINET menerima dokumen yang dimaksud, dalam Lampiran X di aturan Permendikbud tersebut memang ada dijelaskan mengenai spesifikasi minimum Laptop ChromeBook Kemendikbudristek. Berikut merupakan spesifikasinya:
- Prosesor: 2 Core, Frekuensi > 1,1 GHz Cache 1MB
- RAM: 4GB DDR4
- Layar: 11 Inch
- Grafis: High Definition (HD) Integrated
- Storage: 32GB
- USB: USB 3.0
- Networking: WLAN adapter (IEEE 802.11 ac/b/g/n)
- Audio Integrated
- Daya: Maksimal 50W
- Sistem Operasi: Chrome OS
- Device management: Ready to Activated Chrome Education Upgrade
- Garansi: 1 tahun
Harga Paket
Jika dicermati, besaran anggaran per unit Laptop ChromeBook Kemendikbudristek senilai Rp 10 juta sepertinya terlalu besar untuk spesifikasi teknis seperti disebutkan diatas.
Akan tetapi Kemendikbudiristek juga menjelaskan kalau bukan cuma laptop yang disediakan dalam program ini, melainkan paket teknologi informasi komunikasi (TIK) pendukung lainnya.
Jadi selain untuk pengadaan Laptop ChromeBook Kemendikbudristek, juga akan disertai dengan beberapa perangkat pendukung lainnya, seperti: Router, Konektor, Printer, dan Scanner.
Baca Juga: Laptop Bisnis Terbaik
Dalam proses pengadaannya nanti, tetap melalui vendor di dalam negeri yang memenuhi persyaratan TKDN dan jumlah unit yang diterima antara satu sekolah dengan sekolah lain akan berbeda tergantung usulannya.
Nantinya, anggaran senilai Rp 2,4 triliun itu ditransfer ke daerah, dan pemda setempat akan yang akan berbelanja kebutuhan Laptop ChromeBook Kemendikbudristek untuk daerahnya masih-masing.
Mengenai jumlah unitnya akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Pengadaan laptop ini sendiri dilakukan secara transparan dan akuntabel melalui e-katalog.
Produsen Laptop ChromeBook
Demi memenuhi kebutuhan Laptop ChromeBook Kemendikbudristek dalam program kali ini, sama seperti dikutip dari laman katadata.co.id, Selasa (03/08/2021) pemerintah rencananya akan menggandeng 6 (enam) produsen laptop lokal, antara lain: Advan, Axioo, Evercross, SPC, TSMID dan Zyrex. Keenam produsen itu akan memproduksi ratusan ribu laptop hingga 2022.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan, program pengadaan laptop lokal untuk pelajar dibuat dengan tujuan untuk mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Selain itu, diharapkan dengan adanya program ini akan menggaet lebih banyak sumber daya manusia lokal di bidang industri perangkat keras.
Pemerintah meminta agar ke-6 produsen laptop lokal tersebut bisa melibatkan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam proses perakitan Laptop ChromeBook Kemendikbudristek. Apabila kolaborasi antar SMK dengan produsen lokal ini berjalan lancar dan sukses, maka dapat menjadi akses base learning dalam industri kerja untuk kedepannya.
Perakitan Pertama di Indonesia
Laptop ChromeBook Kemendikbudristek menggunakan sistem operasi dari Google. Menurut Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf dalam sesi wawancaranya menjelaskan bahwa semua laptop yang akan didistribusikan sepenuhnya akan dirakit di Indonesia.
“Ini merupakan perakitan ChromeBook pertama di Indonesia”, demikian komentarnya.
Sedangkan CEO Zyrex Timothy Siddik mengatakan bahwa produksi laptop lokal dalam setahun bisa mencapai 3 (tiga) juta unit. Dengan adanya program pengadaan laptop lokal ini, diperkirakan akan dapat meningkatkan TKDN perusahaan hingga 60% (sebelumnya hanya mencapai 40% saja).
Sekarang bagaimana jika pihak sekolah ingin menggunakan laptop lain, misalnya tipe ASUS ChromeBook Flip atau dikenal dengan nama Laptop Merah Putih, apakah diperkenankan? Menanggapi pertanyaan tersebut, Kemendikbud Ristek mengatakan bahwa boleh pemerintah daerah ingin menggunakan laptop dengan spesifikasi lebih tinggi asalkan tetap tidak melampaui anggaran yang dialokasikan. (DW))