BloggerBorneo.com – Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui bidang pendidikan, maka mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak melaksanakan seminar sehari dengan tema “Peluang dan Tantangan Teknologi Pendidikan Dalam Era MEA” pada Sabtu (28/05/2016) di Aula Rektorat Untan.
Pada seminar tersebut yang menjadi narasumber yakni Dr. Benny Agus Pribadi, MA merupakan Dosen Universitas Terbuka Pusat, Dr. Purwanto merupakan Pengembang Teknologi Pembelajaran Madya Pustekkom Kemdikbud, serta Prof. Dr. Bambang T.K. Garang, M.Pd dari Universitas Palangka Raya.
Dr. Purwanto mengatakan perubahan yang terjadi sekarang semakin cepat. Pengetahuan bertambah semakin cepat. Di masa lalu IPTEK berlipat, perlu waktu ribuan, ratusan atau puluhan tahun. Saat ini IPTEK berlipat dalam hitungan tahunan. Di masa depan IPTEK berlipat dalam hitungan bulan, minggu bahkan hari.
“Dulu tempat dan sumber belajar, serta waktu belajar terbatas. Saat ini waktu belajar sekolah terjadwal, tempat dan sumber terbuka. Nanti belajar dan pendidikan terbuka kapan saja, di mana saja dan gratis”, tambahnya.
Pada abad ke-21 siswa lebih lancar menggunakan media, lebih realistis dan kontekstual, lebih non-linear, lebih terampil menggunakan simbol, lebih kolaboratif dan belajar berbagi, serta banyak mengekstrak informasi dari gambar.
Tantangan yang kita hadapi di masa depan yakni kemajuan teknologi tak terbendung, kurikulum yang dipelajari anak kita ketinggalan. Lulus sekolah tidak lagi cukup memadai ilmu dan keterampilannya serta pekerjaan yang ada hari ini, besok tak ada lagi.
Ia mengajak kepada peserta untuk menekuni profesi yang sangat menjanjikan dengan menjadi teknolog pendidikan. Karena banyak profesional Teknologi Pendidikan yang bisa dikerjakan dan juga banyak yang membutuhkan Teknologi Pendidikan.
Program studi Magister Teknologi Pendidikan ini harus dibuka lebih luas lagi agar siap memaknai peningkatan profesionalisme masyarakat yang dimulai dengan belajar.
Kalau masyarakat Indonesia sudah belajar maka MEA itu tidak perlu menakutkan, yang penting belajar apa saja. Kita jangan hanya ingin belajar bersaing dengan negara lain untuk profesional, tapi kalau kita ingin bersaing di MEA rakyat kita harus belajar dari berbagai sumber.
“Untuk itu Teknologi Pendidikan harus bisa berperan memproduksi dan sosialisasi media pendidikan, mengadakan pelatihan dan pengembangan profesional pendidik, melakukan pengelolaan sistem belajar jarak jauh dan mandiri, serta menyediaan akses sumber belajar berbasis TIK. Tak ada pembelajaran tanpa teknologi, teknologi telah menyatu dengan pembelajaran dan pembelajaran harus memanfaatkan teknologi”, pungkasnya. (FS)