Briptu Norman, demikian panggilan akrab dari seorang jejaka tulen yang saat ini masih bertugas di Satuan Brimob Polda Gorontalo.
Siapa yang bakal mengira berkat aksi isengnya melakukan lipsync lagu miliknya Shakhruh Khan yang berjudul Chaiya didepan kamera handphone, dirinya bisa langsung terkenal dan melejit hanya dalam waktu dua minggu saja.
Sejak saat itu Briptu Norman harus “cuti tugas” demi menghibur para penggemarnya, jadwal mengisi acara-acara di beberapa stasiun televisi swasta yang ada sudah menjadi agendanya sehari-hari.
Sampai-sampai pada akhirnya sang artis harus menjalani perawatan dikarenakan kondisi fisiknya yang terlalu capek sehingga harus memaksanya “sedikit” beristirahat dirumah sakit.
Sepertinya belakangan ini memanfaatkan sosial media sebagai salah satu alat showoff telah menjadi tren tersendiri bagi yang ingin merasakan efek instannya untuk menjadi seorang yang terkenal.
Beberapa nama yang sebelumnya pernah kita dengar yaitu Justin Bieber dan Sinta Jojo menjadi salah satu diantara sekian banyak orang yang berhasil memanfaatkan sosial media secara maksimal.
Meskipun hukum alam menyatakan bahwa segala sesuatu yang diperoleh secara instan maka kemungkinan besar akan hilang secara instan juga, namun orang-orang tersebut tidak terlalu peduli dengan bagaimana mereka kedepannya.
Kalau menurut saya sih apa yang mereka hasilkan “selama mereka terkenal” telah mampu memberikan “cadangan penghasilan” buat kedepannya. Lumayan dong dalam waktu dua minggu sudah bisa memperoleh penghasilan ratusan juta rupiah? Benar ngga?.
Mungkin ada beberapa diantara teman-teman yang menganggap saya “terlambat” membuat tulisan ini, toh sekarang Briptu Norman sudah tidak lagi menjadi fokus pemberitaan media cetak maupun elektronik.
Terus apa gunanya saya membuat tulisan yang telah dianggap “basi” bagi sebagian besar pembaca. Sebenarnya saya memang menunggu timing yang tepat untuk membuat sebuah tulisan mengenai Briptu Norman.
Lagipula saya sebelumnya juga tidak pernah menulis tentang Justin Bieber atau Sinta Jojo yang jika kita lihat kisahnya mirip dengan apa yang dialami oleh Briptu Norman.
Ternyata apa yang dinamakan social media high impact benar-benar terjadi terhadap Briptu Norman. Selang beberapa lama setelah kehebohan dirinya menjadi seorang artis mendadak, beberapa isu negatif juga kita lihat langsung mengikutinya.
Mulai dari heboh beredarnya foto ciuman Briptu Norman dengan sang kekasih hingga berita Briptu Norman dilaporkan ke kepolisian hanya gara-gara seorang wanita. Sungguh luar binasa bukan???.
Masih ingatkah dengan apa yang pernah dialami oleh Menteri Komunikasi dan Informasi kita yaitu Bapak Tiffatul Sembiring ketika beliau membuat sebuah status di akun twitternya?
Serentak dunia persilatan Indonesia langsung bergolak, sampai-sampai Melanie Soebono membuat pernyataan khusus atas status yang telah dibuatnya.
Sebenarnya apa inti dari semua kisah orang-orang ini? Ternyata semua kisah ini tidak akan pernah menjadi sebuah berita besar dan menghebohkan jika Bapak Tiffatul Sembiring bukanlah seorang menteri dan Briptu Norman tidak pernah terkenal dengan aksi lipsync lagu Chaiya nya.
Perasaan kalau kita lihat di media maya begitu banyaknya wanita-wanita yang beraksi bugil dan bertelanjang ria, namun karena mereka bukanlah siapa-siapa tidak ada satupun yang berkomentar.
Sekali video rekaman Ariel dan Luna Maya tersebar luas di internet, langsung undang-undang pornografi dan pornoaksi dikeluarkan.
Dunia…dunia… kalau mau dipikirkan bisa tambah tidak karuan, oleh karena itu cukuplah kita hanya berkomentar dan menganggapnya sebagai sebuah kisah kehidupan yang dapat kita ceritakan ke anak cucu kita nanti. (DW)