TPFx Pontianak
Opini

Muhaimin Iskandar: Indonesia dalam Bahaya

×

Muhaimin Iskandar: Indonesia dalam Bahaya

Sebarkan artikel ini
Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Resmi Pasangan Capres 2024
Сollaborator

Indonesia Dalam Bahaya

Pagi-pagi sudah ngomongin bahaya, gimana sih wak. Mendingan ngopi. Tapi, ini benar soal bahaya. Di depan kita ada bahaya, bahkan kehancuran.

“Kalau kita (Anies-Muhaimin) tidak menang, Indonesia dalam bahaya dan kehancuran,” kata Muhaimin Iskandar kepada ratusan kader PKB dalam kegiatan konsolidasi pemenangan Pemilu 2024 di Ancol, Jakarta Utara pada Rabu, 29 November 2023.

Yang ngomong ni Cawapres. Bukan kawan kite ngopi di WK Aming. Cakimin yang ngomong, Ketum PKB, Wakil Ketua MPR RI. Orang Ring 1 juga. Tentu beliau lebih tahu soal negeri ini, ketimbang kita yang suka nonton dunia persilatan politik.

Apa indikasi NKRI dalam bahaya dan hancur. Saya coba cari penjelasannya, tak ketemu detailnya. Rupanya, Indonesia bisa dalam bahaya dan hancur, apabila pasangan AMIN kalah di Pilpres 2024. Ketemu juga jawabannya. Bila pasangan No. 1 ini kalah, Indonesia hancur. Wow

Coba kalau dibalik, apabila pasangan AMIN menang, Indonesia tenang dan damai. Begitu ya. Kalah, Indonesia bahaya. Menang, Indonesia tenang. Sebuah perjudian.

Baca Juga:  6 Tips Membuat Carport di Lahan Sempit

Dalam internal PKB, warning Cakimin, boleh-boleh saja. Agar seluruh caleg PKB bersemangat memenangkan AMIN. Sebab, taruhannya sangat jelas, bahaya dan hancur. Artinya, tidak boleh lagi santai atau santui, semua bergerak.

Mesin politik sudah dihidupkan sampai panas dari pusat sampai ke tingkat dusun. Cara Cakimin membakar semangat seluruh kader PKB.

Akan berbeda bila publik (eksternal) menyikapinya. Apakah benar Indonesia dalam bahaya dan kehancuran bila AMIN kalah?

Nah, di sini menariknya. Ada netizen berujar, apakah tidak terbalik, bila AMIN kalah, mereka yang justru bahaya dan hancur. Indonesia tetap baik-baik saja. Ada beragam komentar publik merespons komentar Cakimin.

Indonesia dalam bahaya dan hancur, sebuah diksi yang menakutkan. Seperti apa bahaya dan kehancurannya? Ini yang menjadi pertanyaan publik.

Apakah Indonesia terjadi perang saudara, kudeta atau penggulingan presiden, inflasi tinggi, terjadi kerusuhan besar, konflik besar di parlemen, aksi mogok massal, provinsi minta merdeka. Seperti bahaya itukah yang akan terjadi bila AMIN kalah? Atau ada bahaya yang lebih dahsyat lagi?

Baca Juga:  Kenapa Draft Perpres Jurnalisme Berkualitas Ramai Dikecam?

Atau bahaya bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tsunami, yang bisa memakan banyak korban jiwa.

Atau bahaya lain seperti semakin maraknya korupsi, hukum jauh dari keadilan, penegak hukum suka menindas, kebijakan hanya pro oligarki, kemiskinan melonjak tajam.

Belum lagi dekadensi moral, LGBT dianggap normal, prostitusi marak, judi menjadi pekerjaan, pornografi seperti tontonan biasa, kriminalitas ada di mana-mana, narkoba bebas.

Atau, bahaya IKN tetap dilanjutkan karena hanya pasangan AMIN yang akan setop proyek kesayangan Jokowi itu. Apakah bahaya seperti itu yang akan terjadi bila AMIN kalah? Wallahuallam wak.

Bayangan saya seperti itu bila Indonesia dalam bahaya dan kehancuran. Sesuatu yang menakutkan itu namanya bahaya. Ngeri wak.

Mungkin tujuannya agar rakyat memilih AMIN dan coblos PKB agar terhindar dari bahaya dan kehancuran itu. Semacam kualat harus diterima pemilih bila pasangan dari Nasdem, PKB, dan PKS ini kalah di Pilpres nanti.

Masa kampanye memang semakin panas. Pasangan No. 1 identik dengan isu perubahan. IKN sudah jadi target. Pasangan No. 2 Prabowo Gibran lebih suka gimmick ketimbang gagasan. Jualan utamanya Jokowi. Cukup joget-joget saja, di survei di atas terus.

Baca Juga:  5 Pelajaran Hidup yang Bisa Diambil dari Kisah Film Terbaru Squid Game

Saat di Solo, Prabowo malah diteriaki “Anies Presiden” tetap surveinya tertinggi. Pasangan No. 3 Ganjar Mahfud ingin mengajak Indonesia berlari cepat, satset satset dan penegakkan hukum.

Lewat komando Megawati mencap penguasa saat ini neo Orba. Seolah sudah menjadi antitesa Jokowi. Dulu sekolam, sekarang beda kolam renang.

Sebagai pemilih cerdas yang jumlahnya sedikit, belum bisa menentukan pilihan saat ini. Masih mengamati gerak-gerik capres. Akan banyak momentum terjadi ke depannya. Yang sudah tentukan pilihan tandanya sudah memantapkan hatinya.

Yang belum seperti saya, masih menunggu. Bukan menunggu lembaran Soekarno-Hatta ya. Tapi, kalau nominalnya wow…mikir juga hahaha. Becanda wak… (RJ)

LKP Cerdas Berdaya