Malam pergantian tahun, saat dimana ribuan orang selalu menanti kedatangan malam yang menurut mereka sangat istimewa ini. ‘
Berbagai atraksi pesta kembang api dan konser-konser dadakan selalu menjadi pagelaran “wajib” untuk menarik perhatian orang-orang disekelilingnya datang dan berkumpul.
Opick for Palestine Concert
Sembari menunggu sang penunjuk waktu membunyikan dentingnya sebanyak 12 kali, mereka bersuka cita dan berpesta pora menyambut kehadiran sang tahun baru. Padahal jika dicermati, apa sebenarnya keistimewaan dari sesi malam pergantian yang terjadi setiap tahun ini???
Hanya demi melewatkan satu “malam spesial” tersebut, mereka rela menghabiskan jutaan, miliaran, atau bahkan mungkin triliunan hanya untuk dibakar (dalam bentuk pesta kembang api) dan dibuang percuma (dalam bentuk perayaan acara-acara yang tidak jelas tujuannya). Sungguh sangat disayangkan.
Saya sendiri juga pada mulanya tidak memiliki agenda acara khusus dalam melewati malam pergantian tahun ini. Bagi saya dan keluarga, pergantian tahun hanyalah merupakan pergantian masa dimana semakin banyak kita melewati malam tersebut maka jatah kita untuk menempati dunia fana ini juga akan semakin pendek.
Sebagai salah seorang muslim, saya berpikiran jika pada malam pergantian tahun baru Islam (1 Muharram) saja tidak dirayakan secara spesial kenapa juga harus melakukan hal yang sia-sia disaat tahun masehi berganti. Pahala ngga dapet, kemungkinan besar terjerumus ke perbuatan maksiat malah iya. Bener ngga???
Secara kebetulan, beberapa hari sebelumnya istri saya diundang melalui pesan singkat (SMS) oleh salah seorang temannya untuk datang ke konser amal Opick for Palestine Concert yang akan diselenggarakan di Pontianak Convention Center (PCC).
Jika diperhatikan, sudah dapat ditangkap maksud dan tujuan diselenggarakan konser amal ini adalah demi mengumpulkan donasi untuk rakyat Palestina. Selintas saya berpikir, kalau acara malam pergantian tahunnya seperti ini sih mantapppp…
Jadi tanpa pikir panjang saya langsung mengagendakan untuk dapat hadir di acara Opick for Palestine Concert, tidak lupa saya juga ikut mengajak beberapa orang lagi untuk ikut serta kesana.
Tepat habis Isya kami tiba di Pontianak Convention Center (PCC), sebuah layar besar tampak berdiri di area parkir gedung pertemuan tersebut.
Karena pada saat itu saya menggunakan mobil maka oleh panitia pelaksana diarahkan untuk parkir di halaman gedung DPRD Tingkat I Kota Pontianak yang tepat berada disebelahnya.
Disisi kiri pintu masuk ada beberapa meja yang dipergunakan untuk memajang produk-produk aksesoris bertemakan palestina seperti: baju kaos, topi, syal, dan lain sebagainya.
Karena Opick for Palestine Concert ini sifatnya bazaar amal maka semua hasil penjualan produk-produk ini akan dikumpulkan untuk kemudian disumbangkan.
Boleh dibilang kedatangan saya dan keluarga agak terlambat karena begitu memasuki ruangan ternyata salah satu grup nasyid lokal sedang memperlihatkan penampilan terbaiknya.
Melihat sekeliling saya bertemu dengan beberapa orang sahabat seperti: Mr. Ridho (Pemilik Praktek Pengobatan Bekam di Sungai Raya Dalam Pontianak), Bang Edwin (Kabid HIPMI Kalbar Bidang Pariwisata), Tri Doank (Blogger Fotografer Pontianak), Olivia (Blogger Fashion Pontianak), dan Hani (Blogger Penulis Pontianak).
Acara berikutnya adalah pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh salah seorang qori terbaik di kota Pontianak. Menurut pembawa acara (MC), saritilawah ini merupakan juara dua lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasional.
Dan memang benar kiranya, lantunan ayat-ayat Al-Qur’an yang disenandungkan terdengar merdu nan lantang ditelinga di salah satu sesi Opick for Palestine Concert ini. Subhanallah…
Gambar diatas adalah ustadz Syekh Walid Hasan Muhammad ditemani oleh ustadz Didik. Ustadz Syekh Walid Hasan Muhammad ini datang langsung dari Palestina, membawa pesan dari ribuan rakyat Palestina yang menginginkan kemerdekaan dan pengakuan sah dimata internasional sebagai sebuah negara.
Karena Syekh Walid tidak bisa berbahasa Indonesia maka ustadz Didik mendampinginya sebagai penterjemah. Hanya ingin mengingatkan ke masa lampau bahwa pada proses kemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun 1945, Mesir dan Palestina justru menjadi pihak yang pertama kali menyetujui kemerdekaan kita.
Nah, sekarang disaat mereka membutuhkan dukungan kepada kita untuk meraih kebebasannya apakah itu salah???.
Pada acara Opick for Palestine Concert ini juga dijadikan momen simbolis pembentukan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina Kalimantan Barat. Organisasi nirlaba yang lebih dikenal dengan istilah KNRP ini merupakan wujud nyata dari dukungan bangsa Indonesia terhadap kebebasan Palestina.
Melalui websitenya kita dapat mengetahui dan membaca apa-apa saja yang telah dilakukan selama ini. Setidaknya dengan adanya sebuah organisasi resmi, kekuatan untuk mendobrak rezim ketidakadilan akan semakin besar.
Insya Allah KNRP Kalimantan Barat nantinya diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan bagi warga negeri khatulistiwa dalam memberikan sumbangsihnya demi kemerdekaan Palestina. Aminnn…
Waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 malam, meski diluar sana hujan mengguyur dengan cukup lebatnya suasana didalam ruangan justru semakin semangat. Bersyukurlah para pengunjung yang datang pada malam itu karena bisa terus menikmati acara meski hujan menemani.
Grup nasyid Izzatulislam langsung unjuk gigi dengan kepiawaiannya membawa lagu-lagu pembangkit semangat bernuansa religius. “Gaza… Gaza… Gaza… Semuanya Bermula…”, demikian bait lirik pertama lagu yang dibawakan oleh grup nasyid terkenal Indonesia ini.
Ternyata irama musiknya yang sangat bergelora membuat seluruh pengunjung Opick for Palestine Concert ikut bernyanyi sambil mengibar-ngibarkan bendera plastik palestina. Kalau tidak salah, ada sekitar 5 lagu dibawakan “Izzis” pada malam itu.
Nah, sekarang saatnya yang ditunggu-tunggu tiba. Dari sudut panggung terlihat Opick beserta rombongan bandnya satu persatu menempati posisinya masing-masing.
Setelah sekian lama hanya bisa menyukai dan mendengar lagunya lewat media televisi dan internet, akhirnya saya bisa melihatnya tampil secara langsung. Benar-benar anugerah yang diberikan Allah SWT kepada Opick pada akhirnya mampu digunakan untuk memberikan dakwah kepada siapa saja.
Mungkin jika kita melihat kebelakang, bagi sebagian besar pencinta musik di Indonesia tahu siapa itu Opick dan bagaimana sepak terjangnya di blantika musik Indonesia tempoe doeloe. Tapi yang namanya jalan tobat itu ada dimana saja, tergantung dari kita sendiri apakah mau atau tidak menuju kesana.
Di akhir acara, sesi lelang amal menjadi agenda penutup penyelenggaraan konser Opick for Palestine di Pontianak. Setelah selama acara berlangsung para panitia berkeliling sambil membawa kantung kain kecil untuk menampung infak terbaik para pengunjung, sekarang saatnya lelang amal dilakukan.
Ada 3 barang miliknya Opick yang akan dilelang pada saat itu, yaitu: Baju Gamis Putih Panjang, Syal Cokelat, dan Baju Koko Cokelat.
Setelah melalui beberapa kali penawaran tertinggi, akhirnya untuk Baju Gamis Putih Panjang terlelang di momen Opick for Palestine Concert ini dengan harga 15 juta.
Selain itu, Syal Cokelat ditebus dengan 4 (empat) sertifikat kapling tanah @10 juta, dan Baju Koko Cokelat dibeli langsung oleh Pak Paryadi, S.Hut (Wakil Walikota Pontianak) dengan nilai 15 juta rupiah. Total hasil lelang tersebut akan disumbangkan ke rakyat Palestina.
Penutup
Selesai sudah acara Opick for Palestine Concert malam itu, meski waktu sudah menunjukkan pukul 11.15 malam dan disertai dengan guyuran hujan namun aura semangatnya masih terasa hingga akhir.
Mungkin bagi sebagian besar pengunjung, malam itu adalah malam dimana mereka kehilangan barang-barang terbaik mereka demi memberikan donasi kepada saudara-saudara kita di Palestina.
Akan tetapi, sesuai janji Allah SWT bagi siapa saja yang telah memberikan infak-infak terbaik maka Allah SWT akan menggantinya dengan yang terbaik juga nantinya.
Insya Allah… Seperti kata pepatah: Manusia Bukan Dinilai Berdasarkan Apa yang Dimiliki, Tapi Berdasarkan Apa yang Telah Diberikan. Palestina… Palestina… Merdeka… Merdeka… Al-Aqsho… Al-Aqsho… Bebaskan… Bebaskan… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbarrr…… (DW)