Seperti kita ketahui bersama bahwa bisnis properti selalu memiliki permintaan yang tinggi. Dengan kebutuhan akan tempat tinggal ini, properti tidak pernah sepi di pasar. Dampak dari banyaknya peminat terhadap properti ini akhirnya membuat harga setiap tahunnya meroket.
Tentunya dengan mahalnya harga properti terutama di perkotaan membuat banyak orang kemudian mencari alternatif untuk menyewa. Sayangnya, bahkan untuk menyewa properti sekarang seseorang harus mengeluarkan banyak uang.
Dalam dunia persewaan properti, kita akan mengenal tiga jenis usaha yang umum yaitu kontrakan, apartemen dan kos. Untuk dua yang terakhir, yakni apartemen dan rumah kos di kota-kota besar, terjadi persaingan yang ketat.
Bisnis Rumah Kost
Meski memiliki fungsi yang sama sebagai tempat tinggal, namun perbedaan harga dan fasilitas membuat kedua jenis properti ini banyak menjadi pertimbangan. Bagi masyarakat yang mementingkan fasilitas akan memilih apartemen.
Namun bagi yang tidak terlalu peduli dengan fasilitas dan fokus pada harga yang terjangkau, biasanya kost yang menjadi pilihan. Dan dalam situasi pandemi seperti sekarang dimana banyak orang mengalami kesulitan ekonomi, membuat rumah kos semakin diminati.
Masih Cukup Menjanjikan
Maria Regina Anggit, Co-founder dan CEO Mamikos, masih terbuka peluang untuk meraup keuntungan dari bisnis kos. Dalam wawancara dengan harian Kompas, Maria mengatakan minat dan kebutuhan masyarakat terhadap rumah kos sebagai tempat tinggal sementara terus meningkat. Menurut Regina, bisnis rumah kos relatif stabil dari tahun ke tahun.
“Masih menjanjikan, karena tingkat kestabilan terbukti dari tahun ke tahun, dan jumlah peminatnya masih cukup tinggi. Sifat bisnis properti cenderung stabil, tidak seperti industri lainnya,” kata Anggit.
Jumlah Perguruan Tinggi atau Kampus yang Terus Meningkat
Lebih lanjut Anggit menuturkan besarnya permintaan masyarakat terhadap kost ini didorong oleh bertambahnya jumlah perguruan tinggi atau kampus di sejumlah kota di Indonesia setiap tahunnya.
“Di Purwakarta ada kampus yang baru dibangun, Kalimantan juga baru. Jadi kalau semakin banyak kampus yang berdiri maka kebutuhan akan hunian sementara akan bertambah,” kata Anggit.
Selain faktor pertambahan jumlah perguruan tinggi, bonus demografi Indonesia juga menjadi faktor pendorong meningkatnya minat terhadap usaha rumah kos. Seperti kita ketahui, hingga tahun 2025, bonus demografi Indonesia diketahui melambung di segmen produktif.
“Hal ini juga secara tidak langsung mendukung pertumbuhan bisnis ini,” kata Anggit.
Manfaat Menjalankan Bisnis Rumah Kost
Menurut Anggit, menjalankan bisnis kos ini memiliki banyak keuntungan. Selain dari sisi pendapatan yang cukup cuan, menjalankan bisnis kost ini memberikan banyak waktu luang dibandingkan dengan menjalankan bisnis lainnya.
Ambil contoh misalnya seperti berbisnis kuliner, maka mau tidak mau harus menghabiskan banyak waktu untuk memantau. Namun jika Anda menjalankan bisnis rumah kost, Anda tidak perlu terus menerus memantau.
Biaya perawatan untuk usaha kos-kosan dinilai tidak terlalu besar dibandingkan usaha lain. Sedangkan urusan kos-kosan tidak terlalu ribet dan biaya yang dibutuhkan besar. Biaya kos bisa diatur berdasarkan harga sewa sendiri. Jika ingin kost dengan fasilitas lengkap harus ditambah. harga dari segi harga, “kata Anggit. (ADV)