Banyak yang bertanya mengapa lantai Masjidil Haram dan Nabawi tidak panas meskipun dihantam cuaca 50-an derajat celsius, bahkan selalu sejuk ?!
Berbagai macam asumsi pun lahir. Ada yang mengatakan bahwa di bawahnya ada mesin pendingin cuaca sehingga menyebabkan tetap sejuk dan tidak panas.
Akan tetapi, faktanya, bahwa lantai-lantai tersebut terbuat dari Marmer termahal dan terbagus yakni tipe Thassos dari daerah Yunani. Kerajaan Saudi sengaja membelinya untuk mencukupi lantai-lantai dua masjid suci dan halamannya. Semua itu demi kenyamanan Jamaah haji dan umroh.
Bahan Marmer Penyerap Panas
Pasalnya, marmer tipe Thassos ini mampu menyerap kelembapan pada malam hari serta memantulkan terik mentari yang begitu menyengat. Itulah rahasia mengapa lantai-lantai di dua masjid suci tetap adem dan sejuk meskipun kita berjalan di bawah terik mentari tanpa alas kaki. Termasuk di antara nikmat dari Allah bagi tamu-tamu-Nya.
Tahukah anda siapakah Pria yang mendesain Masjidil Harom Mekkah & Masjidil Nabawi Madinah ?
Ya, Dia adalah seorang Insinyur dan Arsitek Mesir yang lebih suka menjauh dari pusat perhatian publik, tidak diketahui banyak orang dan bernama Muhammad Kamal Isma’eel (1908-2008)
Muhammad Kamal Ismaeel adalah :
Seorang Termuda dalam sejarah Mesir yang Memperoleh Ijazah sekolah menengah
Seorang Termuda yg mendaftar di Royal School of Engineering dan menjadi Wisudawan Termuda pula..
Seorang Termuda yang dikirim ke Eropa untuk mendapatkan 3 gelar Doctor dalam Arsitektur Islam..
Seorang Termuda yang mendapatkan Syal Nil dan Pangkat Besi dari Raja Saudi Arabia.
Dia adalah Insinyur pertama yang melakukan Perencanaan dan Implementasi proyek perluasan Masjidil Haramain (Mekkah dan Madinah).
Dan Dia juga yang menolak menerima bayaran untuk Desain Teknik dan Pengawasan Arsitekturalnya kedua Mesjid tersebut….
Meskipun diketahui ada upaya dari Raja Fahd dan perusahaan Bin Laden untuk membayar berapapun yang dia tuliskan dalam selembar cek..
Ketika Kamal mengembalikan cek kosongnya, dia mengatakan kepada Bakar Bin Laden :
“Mengapa saya harus menerima uang (untuk pekerjaan saya) di 2 Masjid Suci (Mekkah & Madinah)”
“Bagaimana saya akan menghadapi Allah (pada Hari Pengadilan nanti?).”
Kamal menikah pada usia 44 tahun..
Istrinya melahirkan seorang putra, tetapi kemudian meninggal, dan setelah itu ia pun tetap melajang dan mengabdikan seluruh waktunya hanya untuk menyembah Allah Ta’ala hingga wafat…
Waktu yang dihabiskannya untuk melayani 2 Masjid Suci tersebut lebih dari 100 tahun dan jauh dari pusat perhatian baik media massa, ketenaran bahkan uang sekalipun…
Kamal Sang Jenius ini memiliki kisah yang luar biasa pada saat pembangunan kedua mesjid ini..
Yaitu tentang marmer atas (karya)nya di Masjidil Harom…
Ia ingin menutupi lantai Masjidil Harom bagi mereka yg melakukan thowaf…
Dan marmer ini berfungsi khusus untuk menyerap panas, dan adanya hanya di gunung kecil di Yunani…
Saat itu Kamal pun melakukan perjalanan ke Yunani dan menandatangani kontrak untuk membeli marmer dalam jumlah yang banyak untuk Masjidil Haram (marbling), yakni hampir setengah dari gunung marmer itu…
Ia menandatangani perjanjian dan kembali ke Mekah, sampai marmer putih itu tiba di Mekkah.
Kemudian ia pun Memulai dan Mengawasi proses pemasangan marmer putih di lantai Masjidil Haram di Mekkah sampai selesai..
Setelah 15 tahun kemudian, pemerintah Saudi memintanya kembali untuk menggunakan jenis marmer yang serupa agar dipasang di Masjidil Nabawi di Madinah..
Insinyur Muhammad Kamal pun berkata,
“Ketika Raja meminta untuk menggunakan jenis marmer yang sama untuk Masjid Nabawi, saya sangat bingung”,
Kenapa ?
Karena hanya ada 1 tempat di bumi ini yang terdapat marmer jenis ini, yaitu di Yunani, dan saya sudah membeli 1/2 dari deposit marmer yang ada di gunung tersebut…”
Kamal pun pergi ke perusahaan yang sama di Yunani dan bertemu CEO tersebut…
Ia bertanya kepada CEO Marmer tersebut tentang deposit marmer yg tersisa 15 tahun yang lalu …
CEO marmer tersebut menjelaskan bahwa setengah dari deposit marmer itu telah mereka jual segera setelah Kamal pergi 15 tahun yang lalu..
Kamal pun menjadi amat sedih….
Kamal meninggalkan pertemuan, dan ketika meninggalkan kantor mereka, dia bertemu dengan Sekretaris Kantor marmer tersebut dan memintanya untuk mencari informasi keberadaan orang yang telah membeli sisa deposit marmer itu..
Sekretaris Kantor mengatakan bahwa hal itu akan sulit diketahui jika tidak membuka arsip karena proses bisnis nya telah lama berlalu..
Namun atas permintaan Kamal, dia berjanji untuk mencari datanya di arsip tersebut…
Kamal pun memberikan alamat dan nomor kamar hotelnya, serta berjanji akan mengunjungi kembali keesokan harinya..
Pada hari berikutnya,
Beberapa jam sebelum berangkat ke bandara, Kamal menerima panggilan telepon dari sekretaris yang mengatakan bahwa dia telah menemukan alamat pembeli…
Kamal pun segera menuju kantor yang dimaksud, ternyata pembelinya adalah sebuah perusahaan di Saudi Arabia..
Kemudian Kamal terbang ke Arab Saudi pada hari yg sama dan pada saat kedatangan, dia langsung pergi ke kantor perusahaan tersebut dan bertemu dengan Direkturnya..
Kamal pun bertanya kepadanya bagaimana kondisi marmer yang dia telah beli 15 tahun lalu dari Yunani..?
Direktur itu berkata, dia tidak ingat..
Namun ia segera menghubungi bagian stok (perusahaan) dan bertanya kepada mereka tentang marmer putih dari Yunani, dan mereka mengatakan kepada nya bahwa semua marmer masih ada, dan tidak pernah digunakan..
Allahu Akbar !
Kamal mulai menangis seperti bayi, dan selanjutnya menceritakan kisah lengkapnya kepada pemilik perusahaan..
Kamal segera menyodorkan cek kosong (tanpa menulis besaran nilai transaksi) kepada pemilik marmer, dan memintanya menuliskan jumlah yang inginkan, berapa pun besarnya..
Ketika Pemilik marmer mengetahui bahwa marmer itu untuk pembangunan Masjid Nabawi di Madinah, dia berkata:
“Saya tidak akan menerima 1 Riyal pun…”
“Allah lah yang membuat saya membeli marmer ini dan melupakannya, itu artinya marmer ini memang sudah ditakdirkan oleh Allah harus digunakan untuk Masjid Nabawi..”
Masya Allah..
Mari kita doakan Semoga Allah memberkati Kamal tempat mulia di Jannah, Aamiin….
Ditulis oleh: Dr. Zaglool Al Najjar seorang Ilmuwan Bumi.