Samaun Samadikun, Bapak Mikroelektronika Indonesia
Seperti biasa, di pagi hari yang cukup cerah ini Blogger Borneo kembali beraktivitas di meja “kantor” yang terletak di ruangan garasi sebelah rumah. Sedang asyik browsing dan update blog, Blogger Borneo merasa agak penasaran dengan tampilan halaman depan Google Doodle hari ini (05/04/2016) yang jika diperhatikan penampakan wajahnya cukup “Indonesia”. Blogger Borneo kemudian mengarahkan mouse pointer ke gambar tersebut dan muncul keterangan bertuliskan: “Hari Lahir Samaun Samadikun ke 85”.
Karena sama sekali tidak mengenali nama tersebut, maka Blogger Borneo mencoba untuk googling dengan menggunakan kata kunci “samaun samadikun”. Alhamdulillah begitu di-enter, langsung muncul sumber-sumber referensi mengenai nama Samaun Samadikun di urutan pertama halaman pencarian.
SIAPAKAH SAMAUN SAMADIKUN?
Tentunya bukan seorang yang biasa jika sampai gambar wajahnya muncul di tampilan halaman depan Google Doodle, hal ini sempat terbersit dalam benak pikiran Blogger Borneo ketika melihat penampakan wajahnya untuk pertama kali. Ternyata menurut salah satu referensi yang diperoleh yaitu Wikipedia Indonesia, Samaun Samadikun adalah sosok seorang profesor yang meski cukup pintar, namun penampilannya tetap sederhana dan cukup bersahaja.

Profesor Doktor Samaun Samadikun, demikian nama beserta gelar lengkapnya. Samaun Samadikun berasal dari kota Magetan, Jawa Timur. Lahir pada tanggal 15 April 1931 dan meninggal pada tanggal 15 November 2006 di usianya ke 75. Beliau memulai karirnya menjadi dosen Jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1957. Empat belas tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1974, Samaun Samadikun berhasil meraih gelar profesornya di bidang elektronika.
Samaun Samadikun termasuk salah seorang diantara para mahasiswa ITB gelombang pertama yang direkrut menjadi tenaga dosen pengajar. Pada saat itu, terjadi konfrontasi antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda terkait dengan Irian Barat (sekarang Papua). Hal ini mengakibatkan hengkangnya dosen-dosen ITB yang berasal dari Eropa, sehingga pendidikan di ITB terganggu akibat kekosongan staf. Melihat kondisi ini maka Samaun Samadikun bersama beberapa orang temannya sesama mahasiswa ITB dikirim ke luar negeri untuk memperoleh gelar pasca sarjana. Sekembalinya mereka langsung diminta kembali ke ITB untuk mengajar. Oleh sebab itu Samaun Samadikun sering juga disebut salah satu pendiri Jurusan Teknik Elektro ITB dalam bentuk yang dikenal sekarang.
JENJANG KARIR
Selain menjadi dosen di ITB, Prof. Samaun Samadikun juga aktif mengisi jabatan di beberapa lembaga lain, antara lain:
- Direktur Binsarak DIKTI Tahun 1973-1978;
- Dirjen Energi, Departemen Pertambangan dan Energi Tahun 1978-1983;
- Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tahun 1989-1995.
Selesai masa jabatan di LIPI, Prof. Samaun Samadikun memutuskan kembali ke ITB untuk mengajar di Departemen Teknik Elektro dan meneliti di PAU Mikroelektronika. Dalam periode ini Beliau tetap aktif sebagai Wakil Ketua Dewan Riset Nasional Tahun 1993-1996 dan Komisaris Utama PT. Lembaga Elektronika Nasional (LEN) Tahun 1993-1999. Meskipun kemudian resmi pensiun dari pegawai negeri sipil di Departemen Teknik Elektro, Prof. Samaun Samadikun tetap diminta untuk aktif dan berkegiatan baik di Departemen maupun di PAU Mikroelektronika (yang saat itu berganti nama menjadi PPAU Mikroelektronika). Bahkan sejak tahun 2001 hingga akhir hayatnya PPAU Mikroelektronika ITB menetapkannya sebagai peneliti senior.
