TPFx Pontianak
Tekno

Teknologi Printer 3 Dimensi Mudahkan Pembuatan Kaki Tangan Palsu

×

Teknologi Printer 3 Dimensi Mudahkan Pembuatan Kaki Tangan Palsu

Sebarkan artikel ini
LKP Cerdas Berdaya

Berbagai penemuan-penemuan baru terus saja bermunculan. Salah satunya adalah pembuatan prostetik atau alat gerak buatan (bisa berupa kaki atau tangan buatan) yang mengalami perkembangan teknologi. Hal ini didukung pula dengan teknologi informasi yang berkembang dengan cepatnya.

“Hadirnya teknologi terbaru berupa mesin cetak 3D (tiga dimensi) juga membawa manfaat yang besar untuk membuat produk prostetik. Hal ini seperti yang dialami oleh seorang anak berusia 11 tahun asal Inggris bernama Daniel Hobbs,” kata Evan Kuester.

Menurut Kuester, Daniel sampai dipanggil Iron-Man karena menggunakan prostetik di lengan kirinya. Meskipun sudah semenjak lahir Daniel tidak memiliki tangan, namun dia lahir pada awal revolusi cetak 3D yang mana teknologi ini bisa menyediakan cara terbaru dalam mengatasi masalah kehidupan.

Ketika Daniel masih di dalam kandungan, orangtua Daniel mendapat kabar bahwa calon anak yang sedang mereka kandung memiliki kelainan fisik. Mereka tentu saja sangat bersyukur anak mereka akan sehat, namun mereka juga mengetahui bahwa anak mereka nantinya tidak akan memiliki tangan nantinya.

Baca Juga:  4 Cara Melindungi Data Pribadi Anda dari Kehilangan
Proses Kerja Printer 3 Dimensi
Proses Kerja Printer 3 Dimensi (Sumber: Penggagas.Com)

Sejak usia Daniel menginjak 7 tahun, ia sudah menggunakan tangan palsu yang membantunya melakukan banyak hal. Tangan buatan tersebut bisa membuka dan menutup namun kemampuannya bisa dibilang masih terbatas. Teknologi prostetik medis yang digunakan saat itu masih terbilang mahal karena mesti dibuat ulang mengikuti pertumbuhan Daniel saat itu.

Intel kemudian bekerja sama dengan 3D Systems, sebuah perusahaan yang fokus dalam membuat teknologi cetak 3D dengan skala besar, untuk membuatkan Daniel sebuah prostetik yang harganya lebih murah. “Saya terinspirasi untuk mendobrak masalah-masalah yang seperti ini dengan teknologi,” katanya seperti dilansir dari Pikiran-Rakyat.Com, Minggu (27/03/2016).

Kuester mulai bekerja dengan Daniel Hobbs dengan memindai kedua tangan daniel supaya tangan buatan yang nantinya akan dibuat mempunyai ukuran yan pas dengan ukuran Daniel. Untuk mendapatkan ukuran yang pas, Kuester membutuhkan beberapa kali percobaan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Namun pada akhirnya dirinya berhasil membuat tangan palsu hasil cetak 3D yang benar-benar bisa keluar dari mesin sebagai sebuah kesatuan dan tentunya dengan biaya yang murah.

Baca Juga:  Aplikasi Kumparan, Kemudahan Akses Informasi Sesuai Kebutuhan

Kuester mengatakan bahwa proses percetakan tangan buatan itu menggunakan mesin Selective Laser Sintering (SLS), yang didukung oleh prosesor Intel Core. Laser akan menggambar penampang tangan ke serbuk nilon dengan cara berulang-ulang sampai pada akhirnya membentuk sebuah struktur plastik yang kuat. “Waktu pembuatan tangan palsu tersebut memerlukan waktu setidaknya delapan jam,” katanya.

Menurut Kuester, pembuatan tangan palsu dengan menggunakan teknologi yang terintegrasi tersebut memakan biaya sekitar 400 dolar AS. Pada umumnya orang yang menggunakan tangan prostetik tetap harus menggunakan tangan mereka yang lain untuk melakukan banyak hal karena tangan palsu tidak mempunyai kemampuan motorik. Namun, bentuk dari prostetik cetak 3D  bisa dikustomisasi, sehingga tangan palsu tersebut bisa dipergunakan untuk tujuan tertentu misalnya memetik gitar, menggenggam palu, dan bisa dipertukarkan bila diperlukan.

Bagi Daniel, dengan prostetik yang lebih ringan yang beratnya yang tak lebih dari satu kilogram, membuatnya menjadi lebih keren. Apalagi setelah dirinya dijuluki Iron-Man, membuat dirinya semakin terkenal. Daniel pun terlihat lebih percaya diri dengan perubahan yang dialaminya.

Baca Juga:  Huawei Nova 3i, Gadget Idaman dengan Budget 3 Jutaan

Bagi Kuester sendiri, pengalaman membuat tangan palsu untuk anak seperti Daniel adalah hal yang menyentuh batinnya. “Iu membuat saya merasa selalu bersyukur untuk mengetahui bahwa ada beberapa hal yang bisa membuat saya benar-benar mempunyai manfaat untuk kehidupan orang lain,” ujar Kuester. (AS)