Terlihat di televisi seorang polisi berpangkat Komisaris Polisi sedang mencoba untuk menjinakkan sebuah bom berbentuk buku yang dikirimkan oleh seseorang tak dikenal ke KBR 68H yang berada dikawasan Utan Kayu Jakarta Timur. Dengan perlengkapan seadanya tanpa menggunakan pelindung apapun, polisi tersebut dengan tenangnya membuka lembar demi lembar kertas yang melapisi bom rakitan tersebut. Terlihat juga seorang polisi lainnya sedang menyiram paket bom buku tersebut dengan air. Mungkin dalam hati polisi tersebut dengan membasahi paket bom buku yang ditemukan, maka bom tersebut akan jinak dengan sendirinya. Ternyata dugaan tersebut sama sekali salah, beberapa saat setelah polisi tersebut mencoba mengangkat kotak kecil menyerupai baterai handphone yang menurut saya itu adalah pemicu bomnya langsung terdengar bunyi ledakan yang lumayan keras.
Sejenak layar kamera yang sempat merekam peristiwa tersebut langsung blank tidak terlihat apa-apa. Tak lama kemudian tampak beberapa anggota polisi sedang menggotong seorang polisi yang menjadi korban dari ledakan paket bom buku tersebut. Sempat terlihat sekilas bagaimana keadaan korban dengan kondisi telapak tangan kirinya yang hancur hingga ke pergelangan, sungguh tragis melihatnya. Dalam hati saya langsung membayangkan bagaimana jika yang menjadi korban tersebut adalah saya, mungkin pada saat itu saya akan berharap apa yang telah saya alami hanyalah sebuah mimpi belaka dan keadaan akan kembali seperti semula ketika saya telah terbangun dari tidur saya. Namun kenyataan tetaplah kenyataan, satu hal yang hanya bisa saya lakukan adalah pasrah dengan Allah SWT dan meminta maaf kepada orang-orang yang ada disekiling saya karena akibat kelalaian yang saya lakukan mengakibatkan orang lain ikut menjadi korbannya.
Dalam hati saya sangat merasa sedih setelah melihat peristiwa itu, satu pertanyaan yang mungkin tidak akan bisa saya peroleh jawabannya adalah mengapa polisi tersebut mengambil tindakan nekat seperti itu. Terlalu beresiko mencoba menjinakkan bom jika peralatan dan pelindung tubuh yang digunakan sifatnya hanya apa adanya, lagipula tetap dibutuhkan keahlian khusus untuk dapat menjinakkan sebuah bom. Di kepolisian kita mengenal yang namanya tim GEGANA atau JIHANDAK, biarlah mereka yang membereskan semua yang berkaitan dengan bom dan bahan peledak. Seandainya mereka terkena ledakan juga itu namanya sudah resiko, yang pasti sebelumnya mereka sudah dibekali dengan pengetahuan dan keahlian mengenai bagaimana caranya untuk meminimalisir resiko tersebut.
Dari peristiwa ini kita telah memperoleh sebuah pelajaran yang sangat berharga. Pertimbangkan benar-benar mengenai apa yang akan kita lakukan, pikirkan secara mendalam tentang kemungkinan resiko yang akan ditimbulkan karena biar bagaimanapun juga TIADA GUNA PENYESALAN UNTUK SEBUAH KELALAIAN. (DW)